Bener Meriah : TrikNews.co – Biaya Operasional kantor untuk pembangunan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Badan Usaha Milik Desa Bersama (BUMDesma), Kecamatan Pintu Rime Gayo (PRG), Kabupaten Bener Meriah, telah menelan anggaran senilai Rp1,2 miliar per dua tahun dalam proses pelaksanaanya.
Dana operasional Rp1,2 miliar tersebut bersumber dari biaya Penyertaan Modal, dari 23 desa se-Kecamatan Pintu Rime Gayo, yang dihimpun melalui BUMDesma.
Selanjutnya, anggaran itu diserahkan langsung ke Perusahaan Perseroan Terbatas Pintu Rime Gayo Energi (PT PRGE) oleh BUMDesma.
Biaya sebesar Rp1,2 miliar per dua tahunnya (2021-2022) itu dipergunakan untuk biaya operasional, gaji direktur serta karyawan PT PRGE itu sendiri.
Lain pula dengan operasional BUMDesma, yang juga mengucurkan anggaran biaya operasional dan gaji pengurus BUMDesma, untuk per dua tahunnya sebesar Rp150 juta, bila ditambahkan dengan biaya operasional PT PRGE, maka totalnya mencapai Rp1.350.000.000 (satu miliar tiga ratus lima puluh juta rupiah).
Semua kebutuhan biaya operasional dan gaji pengurus BUMDesma, maupun biaya operasional serta gaji karyawan PT. PRGE itu di ambil dari penyertaan modal dana desa se-Kecamatan Pintu Rime Gayo yang jumlahnya sebesar Rp6,9 miliar itu.
PT PRGE sendiri, merupakan unit usaha yang didirikan oleh BUMDesma, berdasarkan kesepakatan bersama Musyawarah Antar Desa (MAD) dan disetujui oleh Forum Reje Kecamatan PRG.
Sebagaimana dijelaskan Ketua BUMDesma PRG, Usman Dedi Putra, yang juga didampingi Direktur PT PRGE, Ilham Iskandarsyah, ketika ditemui sejumlah awak media di kantor BUMDesma, Desa Blang Rakal, Kecamatan Pintu Rime Gayo, Kabupaten Bener Meriah, Jumat (20/1) lalu.
Lebih lanjut dikatakan Usman Dedi Putra, terkait penetapan pagu biaya operasional tersebut berdasarkan pengajuan langsung dari PT PRGE. “Anggaran operasional tersebut dihitung serta diajukan oleh perusahaan ke kami selaku pengurus BUMDesma, dan hasil pengajuan itupun disetujui bersama-sama,” ujarnya.
Ketika disinggung oleh sejumlah awak media terkait untuk apa saja pengunaan anggaran tersebut kepada Ketua BUMDesma Usman Dedi Putra, malah sebaliknya bukan Ketua BUMDesma yang menjelaskan, melainkan Ilham Iskandarsyah selaku Direktur PT PRGE, yang secara spontan menjawab pertanyaan dari sejumlah awak media. Sehingga awak media merasa ada yang janggal dalam pengerjaan proyek pembangunan SPBU BUMDesma Pintu Rime Gayo tersebut.
Dalam keterangannya, Ilham Iskandarsyah menyebutkan, pihaknya dikontrak kerja sama dengan BUMDesma senilai Rp600 juta per tahunnya, dan telah berjalan hampir dua tahun.
“Dana tersebut dipergunakan untuk kepentingan administrasi, gaji, dan operasional kantor, serta biaya koordinasi dengan semua pihak, baik di daerah maupun luar daerah. Bahkan untuk bayar listrik dan air saja kita yang bayarkan,” sebut Direktur PT PRGE itu.
Berdasarkan informasi yang dihimpun media ini, hingga memasuki awal tahun 2023, ternyata progress fisik pembangunannya masih mencapai 41%, dan kini proses pelaksanaan pembangunanya terhenti.
Padahal, SPBU yang dibangun dengan mengunakan dana penyertaan modal sebesar Rp300 juta per desa, dari 23 jumlah desa se-Kecamatan Pintu Rime Gayo tersebut, telah terlealisasi senilai Rp5,5 miliar lebih, dari total Rp6,9 miliar yang disepakati.
Terkait terhentinya proses pembangunan SPBU BUMDesma, media ini mencoba menggali informasi ke pihak-pihak terkait, salah satunya pada Ketua Forum Reje, Kecamatan Pintu Rime Gayo, yakni Farid Wajedi, pekan lalu.
Dia menjelaskan, bahwa terhentinya proses pembangunan SPBU itu akibat belum keluarnya Izin Prinsip dan Layout dari Pertamina, selanjutnya nilai biaya pembangunan dari hitungan awal, dengan kondisi harga barang saat ini telah berubah. “Artinya pengajuan anggaran untuk perbelanjaan pada tahun 2021 lalu, jauh berbeda dengan harga yang saat ini,”tutup Ketua Forum Reje Kampung itu. (Mahendra)
