BerandaKemanusiaanReaktor Biogas Kotoran Sapi, Mengurangi Ketergantungan Pemakaian Energi Tak Terbarukan.

Reaktor Biogas Kotoran Sapi, Mengurangi Ketergantungan Pemakaian Energi Tak Terbarukan.

Author

Date

Category

Delly Paramita, Senior Analyst Social Performance Prifesional CSR PHR, menjelaskan manfaat pembangunan Reaktor Biogas kepada sejumlah wartawan.

Tapung, Kampar, TrikNews.co, – Pertamina Hulu Rokan (PHR), terus berupaya melakukan pendampingan untuk mensejahterakan masyarakat, terutama disekitar daerah operarasional kerja PHR, demikian dikatakan Delly Paramita, Senior Analyst Social Performance Profesional CSR PHR, kepada sejumlah wartawan saat meninjau Desa Energi Mandiri, di Desa Muktisari, Kecamatan Tapung Rabu (05/07/2023).

Delly mengatakan tujuan pendampingan PHR, untuk membantu masyarakat meningkatkan ekonomi keluarga, sekaligus upaya PHR mensukseskan program pemerintah melakukan transisi dari energi tak terbarukan, menjadi energi baru terbarukan, yang ramah lingkungan.

Adapun pendampingan yang dilakukan PHR adalah berupa pembangunan Instalasi Reaktor Biogas, mulai dari pembuatan Box Mixer pencampur kotoran dan limbah makanan hingga berbentuk cair, yang selanjutnya disalurkan ke digester yang berfungsi mengurai kotoran sapi jadi biogas, serta pembangunan penampung sludge (lumpur) yang merupakan buangan dari digester berupa lumpur yang dapat dijadikan pupuk organik cair dan pupuk padat.

Menurut Delly, reaktor pengolahan kotoran ternak menjadi biogas untuk keperluan dapur, juga dapat menjadi sumber penerangan dengan mengunakan lampu Petromak yang dimodifikasi jadi berbahan gas.

“Pengolahan kotoran sapi menjadi biogas, dapat mengurangi pencemaran lingkungan, serta mengurangi ketergantungan terhadap pemakaian bahan bakar minyak bumi yang tidak bisa diperbaharui, terang Delly.

Pertamina Hulu Rokan (PHR), yang dengan setia melakukan pendampingan dalam upaya mensejahterakan masyarakat, terutama disekitar daerah operasional kerja PHR, kini berbuah manis, sebab masyarakat tidak lagi ketergantungan terhadap Energi tak terbarukan yang selama ini membelenggu.

Demikian disampaikan Delly Paramita, Senior Analyst Social Performance Profesional CSR PHR, kepada sejumlah wartawan saat meninjau Desa Energi Mandiri, di Desa Muktisari, Kecamatan Tapung Rabu (05/07/2023) lalu.

Dikatakannya, pendampingan PHR terhadap masyarakat, bertujuan untuk membantu meningkatkan ekonomi keluarga masyarakat di sana, sekaligus sebagai upaya PHR mensukseskan program pemerintah melakukan transisi dari energi tak terbarukan, menjadi energi baru terbarukan, yang ramah lingkungan.

Pendampingan yang dilakukan PHR adalah berupa pembangunan Instalasi Reaktor Biogas, mulai dari pembuatan Box Mixer pencampur kotoran dan limbah makanan hingga berbentuk cair, yang selanjutnya disalurkan ke digester yang berfungsi mengurai kotoran sapi jadi biogas, serta pembangunan penampung sludge (lumpur) yang merupakan buangan dari digester berupa lumpur yang dapat dijadikan pupuk organik cair dan pupuk padat.

Menurut Delly, reaktor pengolahan kotoran ternak menjadi biogas untuk keperluan dapur, juga dapat menjadi sumber penerangan dengan menggunakan lampu Petromak yang dimodifikasi jadi berbahan gas.

“Pengolahan kotoran sapi menjadi biogas, dapat mengurangi pencemaran lingkungan, serta mengurangi ketergantungan terhadap pemakaian bahan bakar minyak bumi yang tidak bisa diperbaharui, terang Delly.

PHR bersama penerima manfaat CSR dan sejumlah wartawan saat berkunjung ke desa energi berdikari, di desa Muktisari, Kecamatan Tapung, (05/07/2023)

Delly mengatakan diawal pendampingan, ada beberapa masyarakat yang kurang respon, karena dianggap biogas merupakan sumber energi yang kurang bersih, tapi melihat birunya api hasil biogas dan tidak berbau, masyarakat jadi berminat untuk menjadi mitra selanjutnya.

“Pembangunan reaktor biogas tersebut mendapat dukungan penuh dari pemerintah kabupaten kampar, terutama Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan, sebagai unsur pelaksana pemerintah, membina masyarakat peternak sapi, yang menjadi sumber bahan biogas, terang Delly

Saat ini di desa Muktisari pada periode pertama telah dibangun 7 reaktor biogas, pada tahun kedua akan di upayakan penambahan 12 reaktor biogas, di Kecamatan Tapung, terang Delly. (MS)

Delly mengatakan diawal pendampingan, ada beberapa masyarakat yang kurang respon, karena dianggap biogas merupakan sumber energi yang kurang bersih, namun setelah melihat birunya api hasil biogas dan tidak berbau, masyarakat jadi berminat untuk menjadi mitra selanjutnya.

“Pembangunan reaktor biogas tersebut mendapat dukungan penuh dari pemerintah kabupaten Kampar, terutama Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan, sebagai unsur pelaksana pemerintah, membina masyarakat peternak sapi, yang menjadi sumber bahan biogas, terang Delly

Saat ini di desa Muktisari pada periode pertama telah dibangun 7 reaktor biogas, pada tahun kedua akan di upayakan penambahan 12 reaktor biogas, di Kecamatan Tapung, terang Delly. (MS)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Linda Barbara

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Vestibulum imperdiet massa at dignissim gravida. Vivamus vestibulum odio eget eros accumsan, ut dignissim sapien gravida. Vivamus eu sem vitae dui.

Recent comments

- Advertisement -spot_img