Langsa l TrikNews.Co l— Ketua Harian Gerakan Pramuka Kwartir Daerah Aceh, Ir. H. Djufri Effendi, M. Si, Jum’at, (01/10/2021) menyampaikan klarifikasi atas pemberitaan yang berkembang terhadap pelaksanaan Jambore Daerah 2021
Menurutnya, Jambore Daerah Aceh 2021 adalah sebuah wahana kegiatan bagi pramuka penggalang (Tingkat SMP) yang berisi berbagai kegiatan positif, bertujuan untuk membangun karakter pemuda.
Seperti, mendayung, menyelam, memanah, skateboard, pentas seni Aceh dan rangkaian doa bersama.
Jambore Daerah Aceh 2021 yang dilaksanakan di Kota Langsa selama seminggu itu, adalah jambore pertama yang dilaksanakan di Indonesia selama masa pandemi covid 19.
Kwartir Daerah Aceh menyiapkan berbagai alur serta skenario untuk dapat melaksanakannya dengan aman. Ujarnya.
Dan semua peserta dan bagian kontingen yang hadir sudah divaksin, dan semuanya wajib melakukan Swab Antigen sebelum memasuki area perkemahan.
Tim Swab dari Dinas Kesehatan Kota Langsa juga disiagakan di pintu masuk ketika proses kedatangan kontingen berlangsung. Semua peserta melalui proses screening kesehatan yang ketat.
Umtuk kenyamanannya panitia memberi tanda dengan gelang biru bagi mereka yang sehat. Dan bagi yang memiliki penyakit selain gejala covid akan diberikan gelang kuning agar dapat dipantau setiap harinya.
Demikian juga seluruh pendukung seperti petugas di hutan kota semuanya di berikan QR code khusus sebagai akses masuk.
Panitia pun menyiapkan sebuah aplikasi khusus untuk mencegah sentuhan langsung (touchless) selama jambore berlangsung bernama Haicamp.
Terkait dengan kegiatan yang dilaksanakan pada Rabu malam tanggal 29/9/2021, dapat kami jelaskan bahwa panitia melaksanakan acara Malam Tanoeh Rincong.
Menyuguhkan berbagai kesenian Aceh serta penampilan grup Apache 13. Lalu sebagai bagian dari tradisi jambore, panitia melepas kembang api sebagai penyemangat bagi adik-adik peserta sebelum mengakhiri kegiatan bersama.
Namun demikian, Panitia Jamda Aceh 2021 memohon maaf apabila kegiatan tersebut meresahkan warga sekitar. Tidak ada tujuan lain selain memberikan semangat bagi para peserta serta semuanya dilakukan dengan protokol kesehatan yang ketat.
Terakhir dapat kami tegaskan bahwa, kegiatan ini sama sekali tidak ada pelanggaran Prokes pada kegiatan malam Tanoeh Rincong, karena yang berdekatan adalah anggota satu regu, yang juga tidur di tenda bersama-sama.
Selanjutnya, tidak ada konser khusus yang dilakukan, yang terjadi adalah penampilan Apache 13 yang salah satu anggotanya adalah anggota pramuka, sehingga mereka menyumbang empat buah lagu Aceh sebagai selingan hiburan malam tanah rencong.
Sementara penyalaan kembang api hanya dilakukan selama 5 (lima) menit, dan dari tanggapan masyarakat yang bersebelahan dengan Hutan Kota, “ini sangat menyenangkan, bahkan kami semua keluar ke jalan untuk menyaksikannya”.
Harapan kami dengan kegiatan ini, bahwa sangat positif pada jambore ini menjadi alternatif untuk menghindari anak-anak serta para pemuda Aceh terlibat pada hal-hal negatif seperti penyalahgunaan narkoba dan lain sebagainya. (Boy).