BerandaUncategorizedKetua Umum PWI Pusat Atal S Depari: Hari Pers Nasional Akan Diadakan...

Ketua Umum PWI Pusat Atal S Depari: Hari Pers Nasional Akan Diadakan di Provinsi Sumatera Utara

Author

Date

Category

Jakarta, TrikNews.co,– Hari Pers Nasional (HPN) diperingati setiap tanggal 9 Februari bertepatan dengan Hari Ulang Tahun Persatuan Wartawan Indonesia. Didasarkan pada Keputusan Presiden Nomor 5 tahun 1985. Dewan Pers kemudian menetapkan Hari Pers Nasional dilaksanakan setiap tahun secara bergantian di ibu kota provinsi se- Indonesia

Ketua Umum PWI Pusat, Atal S Depari mengatakan Hari Pers Nasional (HPN) rencana akan dilaksanakan di Provinsi Sumatera Utara sekaligus menggali persiapan tuan rumah Sumatera Utara bersama DI Aceh menggelar Pekan Olahraga Nasional (PON) tahun 2024.

“Dalam acara itu nanti kita akn mengkat persoalan daerah, terus terang saja, Sumut belum ada persiapan untuk menggelar PON, padahal waktu tinggal dua tahun,” ungkap Atal S Depari saat membuka Diskusi Kelompok Terhimpun (FGD) ‘Strategi Sumut Dan Aceh meningkatkan Prestasi Olahraga dan Kebangkitan Ekonomi Daerah’ berlangsung di Aston Kartika Hotel, Jumat (16/12/2022).

Atal S Depari berharap ada diskusi dengan Gubernur terkait persiapan tuan rumah yang akan datang tepatnya pada 9 februari yang akan datang. Sebelumnya Sumut juga akan menyelenggarakan PON Sumut.

“Kita akan dorong Sumut berbenah jelang PON. Karena itu, kita ingin tahu kesiapan Sumut pada fasilitas. Sampai saat ini belum melihat adanya pembangunan fasilitas PON agar terlaksana tepat waktu, kalaupun diundur paling tahun 2025,” kata Depari.

Depari menyampaikan bahwa HPN nanti, akan mengangkat tema penting untuk Nasional dan Sumut, yaitu mengenai penyelenggaraan PON dan HPN

“Semoga saran dari sini, bisa bermanfaat untuk mempercepat proses persiapan PON di Sumut,” kata Atal S Depari.

Sementara itu, Wakil I Ketua Umum KONI Pusat, Suwarno mengatakan bahwa PON tersebut tidak semata mata hanya untuk olahraganya tetapi terkandung muatan kesatuan dan persatuan nasional.

“Baru kita berbicara meningkatkan ketahanan nasional, bagaimana kita mendapatkan atlet potensial tampil ditingkat internasional. Kemudian terkait penyelenggaraan PON,  tentu harus memegang prinsip sukses penyelengaraan, sukses prestasi dan ekonomi,” jelas Suwarno didampingi Kabid Bina Prestasi KONI Pusat Gugun Yudinar.

Selain itu, diakui Suwarno harus memperhatikan bidang pertandingan yang jadi penjuru penyelenggaraan PON. Bidang pertandingan jadi penjuru, rumuskan Cabang Olah Raga (Cabor) yang akan dipertandingkan,

“Sumut harus mengajak Aceh memilih Cabor. Kami sebagai mediator tetapkan 33 Cabor di Sumut dan 32 di Aceh. Setelah itu, kami merumuskan nomor akan dipertandingkan. Kami bicara nomor 1032 nomor pertandingan, sekarang masih ada yang ingin nambah lagi, padahal SK Koni sudah ditandatangani,” paparnya.

Dikatakan Suwarno, setelah nomor ditentukan kuota, setelah itu selesai. Semua KONI Provinsi dan Cabor diundang dalam merumuskan sistem pertandingan. Tahun depan babak Kualifikasi PON akan berlangsung

Menurut Suwarno kembali pada koordinasi penyiapan infrastruktur yang ada dengan memperbaiki sarana olahraga yang ada dengan memanfaatkan sumber yang ada akan tetapi Gubsu lebih bersemangat dengan memanfaatkan lahan 300 Ha untuk membangun pusat olahraga dan pusat bisnis.

“Ingin kerjasama dengan luar negari sebagai investor sementara Provinsi tidak bisa langsung menerima investasi dari luar negeri. Harus mendapat ijin dari Kementerian Keuangan RI,” kata Suwarno.

Menyinggung pembangunan stadion dalam PON Aceh dan Sumut, Direktur Prasarana Strategis Ditjen Cipta Karya Kementerian PUPR, Essy Asiah mengatakan bahwa PUPR bersyukur Provinsi menyatakan diri siap menggelar PON.

“Segalanya harus siap termasuk membangun stadion, sebab membangun harus sesuai standar internasional, begitu ada pemecahan rekor, tentu tidak akan dicatat di induk olahraga resmi,” jelas Essy Asiah.

Ditambahkannya, Setelah stadion dinyatakan memenuhi standar internasional, tentu biaya pemeliharaan bangunan harus dipersiapkan dengan mahal.

“Kami tidak ingin ada anggapan PUPR hanya membangun, tetapi harus memikirkan pemeliharaan. Setelah selesai pembangunan kita akan serahkan ke Pemda,” ujar Essy.

Ia menambahkan, biaasanya Sumut akan meminta dibangunkan satu stadion, tetapi kapasitas besar, begitu juga Aceh, bakal mengikuti Sumut minta stadion besar juga.

“Jika satunya membangun stadion biayanya triliunan, Aceh juga bakal meminta sama dengan Sumut. Itulah yang biasanya terjadi, pokoknya serulah,” katanya.

Namun demikian, Essy menjamin PUPR berkomitmen  membangun stadion yang diminta sesuai Standardisasi lapangan Internasional

“Kita tetap mengejar waktu, juga venue kecil lain. Yang jelas venue pembukaan dan penutupan di Medan tetap akan dibangun yang sifatnya multi fungsi. jika kelak sudah selesai pasca PON dipikirkan juga perawatannya,” tandas Essy. (DM)

Editor : Jonter : Sinaga

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Linda Barbara

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Vestibulum imperdiet massa at dignissim gravida. Vivamus vestibulum odio eget eros accumsan, ut dignissim sapien gravida. Vivamus eu sem vitae dui.

Recent comments

- Advertisement -spot_img