Oleh: Jacob Ernest
(Pesan moral ini merupakan penghormatan dan tabik akibat lalai meneruskan elan vital heroisme para Kesuma Bangsa Negeri ini yang juga dilupakan)
Pesan yang bisa disampaikan untuk mengajak semua pihak menjadi negarawan sejati tanpa hirau untuk menjadi pahlawan.
Salut dan tabik pun bagi segenap bangsawan, tanpa perlu hirau pada pengakuan sebagai pahlawan.
Rasa suka cita pula bila ada diantara kawan sastrawan, tanpa terusik untuk disebut pahlawan.
Kebahagiaan juga jika ada diantara kita mau menjadi dermawan penuh jujur dan ikhlas tiada minat disebut pahlawan.
Meski pahlawan tanpa tanda jasa pun sudah sedemikian langka tak lagi bertuan. Namun mimpi pun untuk menjadi pahlawan tak perlu diternak di dalam benak.
Banten, November 2022
*Catatan kaki :*
Pesan spiritual ini semula mau ingin disederhanakan semacam fatwa pujangga, tapi toh belum satu pun karya besar yang menandainya.
Lalu untuk disebut sebagai statuta, kesannya pun terlalu bombastis akademis. Maka itu pesan moral spiritual dari Juanda ini agar menjadi pas untuk semua yang sedang berjalan dan berproses menuju pusar peradaban yang entah berantah bentuknya, siapakah dalam setiap do’a. Kelak mungkin, bisa lebih baik dari kondisi dan situasinya yang ada pada hari ini.
Konstruksi bangunan peradaban baru itu, masih terus disempurnakan desain artistiknya, sampai hari ini untuk diwujudkan pada sujud tahjut sebelum ayam berkokok.
Catatan kaki ini perlu disebut semacam kesaksian yang terbungkam. Kelak mungkin perlu dibuka dan dibaca seperti notukensi Sayati Melik yang nyaris tak pernah disebut dakam sejarah. Tapi seperti kangen anak bangsa hari ini untuk mengenang pahlawan bangsa dari berbagai jurus dan medan juang yang terlupakan.
Notulensi sejarah mencatat, pahlawan yang terlupakan itu perlu juga dikenang pada setiap peringatan hari Pahlawan, agar dosa dan kepongahan tidak makin membiak.
Monentum ini berbarengan dengan acara Peringatan Hari Pahlawan yang dilaksanakan GMRI (Gerakan Moral Rekonsiliasi Indonesia) sambil meresmikan Posko Negarawan pada 10 November 2022 di Sekretatiat Pusat Jl. Ir. H. Juanda Raya No. 4 Jakarta Pusat. Hadir sejumlah tokoh, sastrawan, seniman, penyair, pengamat politik dan aktivis LSM dan kaum pergerakan. (Ernest)