BerandaNasionalPasca Mengalami Pengeroyokan Ade Armando Alami Pendarahan Otak, Hal Terburuknya Bisa Seperti...

Pasca Mengalami Pengeroyokan Ade Armando Alami Pendarahan Otak, Hal Terburuknya Bisa Seperti Ini

Author

Date

Category

Jakarta, Triknews.co-Perkembangan terakhir terkait kondisi pegiat media sosial sekaligus Dosen Universitas Indonesia Ade Armando yang saat ini dalam perawatan tim medis usai dianiaya massa saat mengikuti aksi demonstrasi di depan gedung DPR RI, Senin (11/4/202) lalu  dikabarkan menderita pendarahan otak di bagian belakang.

“Hasil CT Scan tadi malam itu menunjukkan bang Ade pendarahan di otak belakangnya. Jadi itu memanjang, mungkin pukulannya terlalu keras dan berkali-kali, bertubi-tubi,” kata Sekjen Pergerakan Indonesia untuk Semua (PIS), Nong Darol Mahmada di RS Siloam Semanggi.

Lebih lanjut Nong menjelaskan, saat ini Ade Armando terus mendapatkan perawatan intensif.

Bahkan akademisi kelahiran Jakarta, 24 September 1961 itu juga sudah dipindahkan dari ruang Intensive Care Unit (ICU) ke ruang High Care Unit (HCU) untuk menjalani sejumlah pemeriksaan mulai dari CT Scan lanjutan hingga dokter THT.

“Sekarang ini bang Ade sedang dirawat di HCU. UGD tadi malam, udah dipindah. Tadi jam 10 atau jam 11 malam itu dipindah ke HCU,” sambungnya.

Lantas apa itu pendarahan otak seperti yang dialami Ade Armando?
Melansir Cleveland Clinic, pendarahan otak merupakan pendarahan yang terjadi di dalam kepala. Dalam dunia medis kondisi ini disebut sebagai perdarahan intrakranial.

Pendarahan otak sendiri termasuk salah satu jenis stroke yang disebut dengan istilah hemorrhage.

Di mana stroke tersebut muncul akibat pecahnya pembuluh arteri pada otak sehingga menyebabkan iritasi dan bengkak pada jaringan otak atau biasa disebut sebagai cerebral edema.

Kemudian, darah yang terkumpul itu akan menjadi massa yang disebut hematoma.

Kondisi ini dapat meningkatkan tekanan pada jaringan otak di dekatnya, dan bisa mengurangi aliran darah vital serta membunuh sel-sel otak.

Penyebab dan jenis
Adapun penyebab pendarahan otak sebenarnya beragam, salah satunya cedera kepala seperti yang dialami Ade Armando, kemudian tekanan darah tinggi, aneurisma, abnormalitas pembuluh darah, penyakit liver dan kanker otak.

Sementara untuk jenisnya, pendarahan otak terbagi dalam dua kategori yang dilihat berdasarkan dua area utamanya, yakni pertama pendarahan di dalam tengkorak tapi di luar jaringan otak, dan kedua pendarahan di dalam jaringan otak.

Untuk pendarahan di dalam jaringan otak, terbagi dalam dua jenis yakni pertama pendarahan intraserebral yang juga disebut pendarahan otak dan stroke hemoragik. Lalu kedua disebut pendarahan intraventrikular.

Dampak pendarahan Mengutip MebMD, ketika terjadi pendarahan otak, oksigen mungkin tidak bisa mencapai jaringan otak yang ditujunya, karena pembuluh darah bocor atau pecah.

Ditambah gumpalan darah akibat pendarahan otak bisa memberi tekanan pada otak dan membuat oksigen hilang.

Saat otak kekurangan oksigen dalam waktu tiga atau empat

menit, sel-sel otak tersebut akan mati. Lalu saraf yang terhubung dengan sel otak akan rusak, karena tidak bisa dikendalikan.

Untuk mengetahui seberapa fatal pendarahan otak, akan bergantung pada lokasi terjadinya pendarahan, dan gejalanya bisa terjadi tiba-tiba atau hingga berhari-hari atau berminggu-minggu, dan dipastikan bisa mengancam jiwa.

Perlu diketahui, saat sel otak sudah mati, mereka tidak bisa

beregenerasi atau tumbuh kembali. Inilah sebabnya jika pendarahan otak bisa menyebabkan cacat fisik hingga mental.

Apakah pendarahan otak bisa disembuhkan?

Melansi Medical News Today, perdarahan otak dapat mengancam nyawa. Bahkan, saking berbahayanya, kondisi ini dapat menyebabkan kematian hanya dua hari setelah hal tersebut terjadi.

Untuk orang yang selamat pun, akan mengalami masa pemulihan yang cukup lama. Namun, sebagian kecil orang dapat memulihkan diri dari kondisi ini hanya dalam waktu 30 hari setelah pendarahan otak terjadi. Memang, kesembuhan dari kondisi ini juga ditentukan oleh faktor keparahan yang dialami.

Selain itu, ada pula kemungkinan komplikasi termasuk stroke, kehilangan fungsi otak, kejang, serta mengalami efek samping dari obat atau perawatan yang dijalani. Jika tingkat keparahan sangat tinggi, bukan tidak mungkin pasien meninggal dunia.

(Montt/Editor: RS)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Linda Barbara

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Vestibulum imperdiet massa at dignissim gravida. Vivamus vestibulum odio eget eros accumsan, ut dignissim sapien gravida. Vivamus eu sem vitae dui.

Recent comments

- Advertisement -spot_img