Medan, Triknews.co- Seorang pengrajin tas dan dompet yang beralamat jalan Bromo gang Santun no.16 yang mengawali usaha konveksinya sejak tahun 1995 sampai sekarang.
Saat triknews.co mendatangi rumah ibu Suarni sekitar pukul 13.00 WIB Jumat ( 26/11/2021 ) ibu Suarni sedang duduk sambil membersihkan sisa putusan benang tas – tas yang telah siap dijahit serta merapikan dan menyusunnya.
Ibu Suarni adalah seorang singel parent yang memiliki delapan anak, dia menghidupi delapan anak – anaknya seorang diri paska ditinggal mati oleh suaminya dengan memulai usaha konveksi berbagai tas dan dompet.
Usaha yang di awali dengan kecil – kecilan ini dulunya berjalan lancar bahkan sempat membawa dia dalam kehidupan menengah keatas sehingga dia bisa menghidupi dan menyekolahkan anak – anaknya.
Dan usaha konveksi tas dan dompetnya ini pun diturunkan kepada salah seorang anak perempuannya, karena ibu Suarni sudah tua dan merasa sudah tidak sanggup lagi menjalankan usaha kompeksi tas dan dompetnya ini.
Saat usaha kompeksi tas dan dompetnya diturunkan pada salah seorang anak perempuannya, usaha tas dan dompetnya pun tetap berjalan lancar di tangan anak nya, mereka bahkan dulu juga menerima pesanan berbagai tas dan dompet sesuai permintaan costumer, sampai saat Indonesia tertimpa musibah wabah penyakit Corona covit 19 usaha kompeksi tas dan dompet ibu Suarni turus drastis.
“Dulu usaha kompeksi ini berjalan lancar kita juga punya banyak pelanggan mulai dari pusat pasar bahkan dari pemerintahan, tapi sejak ada wabah Corona ini usaha tas dan dompet saya turun drastis tidak ada orang pasar dan pemerintahan yang memesan tas dan dompet dari kami, kami bisa membuat berbagai tas dan dompet dari yang kecil sampai yang besar, biasa kami tiap Minggu tas dan dompet kami bisa keluar sekita 10.000 pcs dalam seminggu karyawan saya pun sampai ada 10 sampai 15 orang tapi sekarang jangankan 10.000 pcs 100 pcs aja pun seminggu belum tentu ada karyawan saya pun sekarang cuma satu orang saja, harapan saya semoga wabah penyakit Corona ini bisa segera berakhir dan prekonomian indonesia bisa kembali stabil” tutur ibu Suarni dengan wajah sedih.
Untuk itu ia berharap pemerintahan kota Medan mencari jalan keluar dan jangan timbang pilih terhadap perajin UMKM di kota Medan. (Fira)