BerandaDaerahKRITIK TERHADAP POLISI BUKAN UNTUK MEMBUAT LEMAH, TAPI SEMAKIN KOKOH

KRITIK TERHADAP POLISI BUKAN UNTUK MEMBUAT LEMAH, TAPI SEMAKIN KOKOH

Author

Date

Category

Di penghujung tahun 90an sebagian besar stasiun televisi swasta nasional menayangkan film-film India. Masa itu film India mendapat rating tinggi yang digemari pemirsanya. Slot tayangan iklan pun semakin banyak.

Diantara sekian banyaknya film India tersebut, yang menarik bagi saya adalah hadirnya lembaga kepolisian dan polisi itu sendiri dengan segala kekurangan dan kelebihan. Ada semacam kritik sosial di sana, dan ternyata bangsa India lebih dewasa dalam menyikapi kritik kepada polisi. Dan itu kita saksikan jauh sebelum masa reformasi berlangsung di negeri ini.

Sedikit sekali film dan sinetron yang mengulas kisah heroik sang polisi, Film LETNAN HARAHAP satu diantaranya yang pernah saya tonton saat masih kecil, dengan sebutan bioskop misbar, gerimis bubar. Apalagi yang mengulas soal keburukan oknum polisi, meski itu fakta dan nyata jangan harap sama sekali, bakalan dijemput dari rumah.

Pasang surut cerita dan sepak terjang polisi menjadi sorotan publik yang beredar dari mulut ke mulut tapi tak berani menyampaikan, karena dijamin bakal berurusan dengan hukum.

Hal seperti itulah yang membuat polisi semakin jelek citranya di masyarakat. Seolah tanpa beban mengotori seragamnya dengan perbuatan pungli di jalanan bahkan di kantornya sendiri saat warga mengurus surat (SIM, lapor kehilangan, SKCK dll).

Proses rekrutmen anggota Polri yang sedari awal adalah biang keroknya. Yang punya koneksi dengan sebutan “backing & Orang Dalam” serta orang yang punya uang banyak adalah orang yang dapat menjadi anggota Polri. Sehingga setelah resmi menjadi aparat kepolisian berusaha menghalalkan segala cara untuk mengembalikan apa yang sudah dikeluarkan oleh pihak keluarganya, atau berusaha meneruskan karir kepolisian dirinya kepada anaknya dengan cara-cara yang sama.

Sekarang Polri dibawah pimpinan Kapolri, Jenderal Pol. Sigit Listyo Prabowo, merubah paradigma organisasi kepolisian.Polri siap dikritik, tentunya yang bersifat membangun.

Sampai-sampai Kapolri mengatakan sendiri stigma masyarakat selama ini cuma ada 3 (tiga) polisi yang jujur, 1. Patung polisi, 2. Polisi tidur, 3. Polisi Hoegeng (mantan Kapolri) yang disingkirkan dan setelah pensiun tak punya apa-apa.

Artinya apa yang disampaikan Kapolri tersebut diatas benar adanya yang selama ini hanya masyarakat mengatakannya secara bisik-bisik.
Sedemikian burukkah citra polisi kita selama ini?

Merubah kebiasaan itu butuh proses dan pastinya akan banyak mendapat perlawanan dari banyak oknum Polri itu sendiri yang selama ini merasa nyaman dengan posisinya, Nyaman dengan perilaku yang buruk tanpa ada yang mampu mengusiknya.

Mari kita awali dan semai bibit polisi dengan yang baik dan unggul dan jadilah bibit dari polisi yang baik dan bermutu tinggi niscaya akan menghasilkan pohon yang sehat serta menghasilkan buah yang baik pula.

Sebagai warga masyarakat mari kita ikut berpartisipasi berbenah memperbaiki, karena biasanya ada hukum tawar menawar. Supaya anak dan keluarga masuk menjadi anggota Polri kita janjikan sanggup membayar sekian-sekian.
Mari kita mengawasi kinerja polisi, sampaikan hal yang benar dengan tidak melakukan fitnah serta hoax.

Semoga perubahan itu membawa kebaikan untuk generasi penerus kita selanjutnya.
Percayalah negara ini akan semakin lebih baik seiiring pula dengan anggota polisi yang lebih baik lagi dalam hal melayani dan mengayomi masyarakat dalam pengabdiannya.( BS/TN/007)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Linda Barbara

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Vestibulum imperdiet massa at dignissim gravida. Vivamus vestibulum odio eget eros accumsan, ut dignissim sapien gravida. Vivamus eu sem vitae dui.

Recent comments

- Advertisement -spot_img