TrikNews.co, Binjai- Massa gabungan lintas organisasi kemasyarakatan termasuk juga beberapa (ormas Islam) yang mengatasnamakan diri mereka Aliansi Aksi Penyelamat Umat dan Generasi Bangsa Kota Binjai, meminta Pemerintah Kota Binjai dan Polres Binjai saling bekerjasama menertibkan seluruh tempat maksiat di wilayah itu.
Selain itu, mereka juga meminta pengelola tempat tempat permainan Perjudian ketangkasan yang terindikasi judi, seperti game Online, tembak ikan dan jackpot,Yang berbentuk judi agar menutup usahanya, karena aktivitas tersebut telah sangat meresahkan masyarakat,Apalagi di Bulan Suci Ramadhan 1442 H ini.
“Jika dalam waktu 2 x 24 jam tempat tempat lokasi maksiat ini tidak ditertibkan, jangan salahkan kami kalau kami akan turun dan bertindak,” seru Koordinator Aliansi Aksi Penyelamat Umat dan Generasi Bangsa Kota Binjai, yang juga Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama Kota Binjai, Sani Abdul Fattah, saat konprensi pers di Taman Merdeka Kota Binjai, Jumat (23/4) siang setelah selesai Sholat jumat.
Secara khusus, Ustat Sani mengungkapkan rasa terimakasih kepada Polda Sumatera Utara, Polrestabes Medan, dan Polres Binjai, Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Provinsi Sumatera Utara, Kodam I/Bukit Barisan, Pemerintah Kabupaten Deliserdang, Pemerintah Kabupaten Langkat, dan Pemerintah Kota Binjai, atas penutupan paksa tiga tempat hiburan di perbatasan Pinggiran Kota Binjai, serta penertiban lokasi permainan, tempat hiburan dan hotel di Kota Binjai, belum lama ini.
Lanjut Sani,Meskipun demikian, dia merasa belum terlalu puas, mengingat masih ada saja tempat tempat hiburan dan lokalisasi maksiat dan juga perjudian yang bebas beroperasi selama bulan suci Ramadan 1442 Hijriah.
“Semua tempat maksiat itu harus segera ditertibkan. Jangan ada pilih kasih. Sebab kami melihat, tempat perjudian di Kampung Tanjung, di Tandam, dan Bakti Karya, dan juga daerah Lincun dan beberapa tempat lainnya, sampai hari ini masih tetap beroperasi Perjudian termasuk juga judi togel.yang terang-teranggan di pinggir jalan termasuk warung- warung Kopi, Ingat, kami akan terus memantau,” tandas,Ustat Sani.
Hal senada turut diungkapkan Syairul Rujangga, selaku perwakilan Ikatan Sarjana Al-Washliyah (ISARA) Kota Binjai. Menurutnya, masih beroperasinya tempat tempat perjudian dan aktivitas maksiat lain membuktikan kinerja Pemerintah dan aparatur penegak hukum(polisi) belum maskimal dan serius
Sebaliknya, dia pun turut meminta seluruh pengelola tempat hiburan dan judi ikan di Kota Binjai yang masih membuka usahanya selama Bulan Ramadhan 1442 Hijriah, agar menghargai kami Umat Islam yang sedang menjalankan ibadah puasa.
“Kami harapkan kepada Pemerintah Kota Binjai dan seluruh aparatur penegak hukum, agar saling bekerjasama dalam menegakan hukum dan peraturan daerah. Sebab kami melihat, ada indikasi terjadinya interaksi yang menghasilkan konspirasi. Wajar kalau sampai saat ini tingkat kepercayaan publik terhadap aparatur penegak hukum( pak polisi) baru sebesar 30 persen saja,” ujar Syairul.
Sementara itu, Yogi Suramama Tarigan, yang juga Ketua Harian Persatuan Mahasiswa Marga Silima (PEMA PMS) Kota Binjai, menyesalkan masih beroperasinya tempat-tempat maksiat dan Perjudian di Kota Binjai.
Sebab dia menilai, kehadiran tempat-tempat seperti itu akan mencoreng reputasi dan nama baik Kota Binjai. Terlebih lagi, beberapa tempat maksiat masih saja bebas beroperasi selama Bulan Suci Ramadhan 1442 Hijriah, tanpa ada penindakan tegas dari Muspida dan Muspika sebagai Aparatur penegak hukum.
“Kalau pemerintah dan aparatur penegak hukum tidak dapat menutupnya, kami mahasiswa siap turun langsung untuk menutupnya. Kami juga berharap, seluruh tempat perjudian dan lokalisasi maksiat di Kota Binjai tutup untuk selamanya, tidak hanya di bulan suci Ramadhan,” dan bila bapak kapolres tak mampu menutupnya, maka kami langsung turun, Seru Yogi. (Tim)