Medan, (TrikNews.co) – Siapa yang tidak kenal dengan Badia Raja Manurung Mantan pemain PSMS Era tahun 80-an yang juga pernah ikut memperkuat Timnas Indonesia. Postur tubuhnya yang lumayan tinggi dan masih kelihatan sehat bugar saat dijumpai di Royal Penyet Tasbi Cafe bersama dengan Paradea Malau, salah satu pecinta sepakbola dan aktivis Selasa, (20/4/2021).
Gocekan bolanya sangat mengagumkan. Dua hingga tiga bahkan empat pemain bisa dilewatinya. Apalagi kemampuannya berlari cukup kencang. Pergerakannya pun lincah bagai belut, dan tidak pernah mengenal rasa takut. Hal inilah terkadang membuat pemain bawah lawan harus bekerja ekstra keras bahkan harus bermain keras untuk menghalaunya.
Dampak dari kedegilannya sebagai pemain Gelandang serang, bukan saja membuatnya berulangkali jatuh bangun dan terguling akibat kena “tebas”. Bahkan kakinya yang pernah cedera pada saat melakukan tendangan pinalti ke gawang lawan dimana pada waktu itu PSMS berhadapan dengan PSM Makassar di Stadion Mattoangin Makassar, akibat dari penonton yang melempar petasan mercon tepat ke arah kaki paha sebelah kanan Badia Raja Manurung, namun kala itu tidak memberikan putus asa bagi Badia Raja untuk melakukan tendangan pinalti, sehingga memberikan kemenangan untuk PSMS pada kala itu.
Saat diwawancarai bagaimana awalnya bisa menyukai bermain bola hingga akhirnya bisa bergabung di Tim PSMS, Badia Raja Manurung dengan semangat mengatakan, “awalnya saya menyukai bermain bola karna faktor lingkungan ditempat tinggal saya, dimana pada waktu itu saya menonton permainan sepakbola di stadion teladan, sehingga saya tertarik dan ikut di Klub teladan Medan Putra”, ucapnya.
Badia Raja mengaku, dulu dirinya sama sekali tidak mendapatkan restu dari sang Ibu untuk menjadi pemain sepakbola, namun setelah dia lolos seleksi sebagai pemain PSMS yunior pada tahun 1976, Ibunya mulai memberikan restu dan dukungan kepada dirinya.
“Ibu saya melarang keras menjadi pemain bola, karena pada waktu itu saya masih sekolah di tingkat SMP, namun tekad saya kuat, hingga akhirnya saya mengikuti seleksi pemain PSMS yunior dan lulus, dimana Ibu saya mengetahui hal itu, Ibu saya memberikan izin untuk bermain bola, karena hal positif yang dilihat Ibu saya”, ungkapnya.
Karir bermain bola Badia Raja bisa dibilang tidak panjang namun cukup dikenal kala itu, dimana Badia Raja harus fokus menyelesaikan perkuliahan dan bisa bekerja untuk membantu perekonomian di keluarganya.
“Waktu itu saya harus fokus mengikuti sidang meja hijau, namun pada saat saya mau mengikuti sidang meja hijau, saya dipanggil untuk memperkuat Timnas Indonesia, namun dipanggilan kedua untuk memperkuat Timnas kembali, saya menolak, karena harus fokus diperkuliahan saya”, ujar Badia Raja yang pernah bermain dengan pemain legend sepakbola Indonesia seperti Robby Darwis, Ruli Nere, Heri Kiswanto, Nasir Salasa, Bambang Nurdiansyah dan Didik Darmadi. (Dedi Malau)