Kondisi mental yang terganggu akan sangat berpengaruh pada kesehatan fisik dan kehidupan seseorang. Ketika seseorang mengalami gangguan mental, pola hidupnya secara otomatis akan berubah.
Kesehatan mental dipengaruhi banyak hal seperti stigma, kondisi emosi, dan lingkungan. Kemampuan diri untuk mengatur emosi sangat penting untuk menjaga mental seseorang bebas dari berbagai macam gangguan.
Laporan National Institute of Mental Health mencatat perempuan lebih berisiko mengalami gangguan mental dibandingkan pria. Diketahui 1 dari 25 orang dewasa pernah mengalami gangguan mental setiap tahunnya.
Untuk mencegah dan mengatasi gangguan mental, kita harus lebih dulu memahami tipe gangguan mental mana yang sedang dialami.
Lebih jelasnya, simak ulasan mengenai macam gangguan mental umum yang wajib kita ketahui berikut ini.
1. Anxiety Disorder
Anxiety disorder yaitu kecemasan yang berlebihan akan suatu hal tentang masa depan, menimbulkan perasaan bersalah, dan menyebabkan stress. Orang dengan gangguan cemas akan merasa sangat khawatir terhadap berbagai hal, bahkan ketika dirinya sedang berada dalam situasi normal. Dalam kasus yang parah, gangguan kecemasan juga bisa sampai mengganggu aktivitas sehari-hari penderitanya.
Seseorang yang mengalami gangguan kecemasan ini mungkin akan menunjukkan beberapa gejala seperti:
- Mudah merasa lelah
- Gelisah terus-terusan
- Kesulitan berkonsentrasi
- Mudah tersinggung
- Kesulitan mengendalikan perasaan khawatir
- Kram otot
- Mengalami gangguan tidur, termasuk kesulitan untuk tidur atau selalu merasa kurang tidur
2. Bipolar
Gangguan bipolar adalah kondisi pikiran seseorang yang menyebabkan perubahan suasana hati secara fluktuatif dan drastis, misalnya tiba-tiba menjadi sangat bahagia dari yang sebelumnya murung. Nama lain dari gangguan bipolar adalah manik depresif.
Beberapa faktor yang diduga bisa meningkatkan risiko seseorang terkena gangguan bipolar adalah mengalami stres tingkat tinggi, pengalaman traumatik, kecanduan minuman beralkohol atau obat-obatan terlarang, dan memiliki riwayat keluarga dekat (saudara kandung atau orangtua) yang mengidap gangguan bipolar.
Seseorang dengan mengidap bipolar akan menunjukkan gejala seperti ini :
- Perubahan mood secara ekstrem
- Rasa percaya diri yang berlebihan
- Perilaku agresif
- Insomnia
- Suka menghamburkan uang
- Pikiran dan perkataan yang saling balapan
- Perilaku berbahaya
- Halusinasi
3. Skizofrenia
Skizofrenia sendiri merupakan penyakit gangguan otak yang menyebabkan penderitanya mengalami kelainan dalam berpikir, serta kelainan dalam merasakan atau mempersepsikan lingkungan sekitarnya, menyebabkan halusinasi, delusi dan perubahan perilaku secara ekstrim. Prinsip singkatnya, penderita skizofrenia memiliki kesulitan dalam menyesuaikan pikirannya dengan realita yang ada.
Gejala yang dialami penderita skizofrenia ialah :
- Menjauhkan diri dari lingkungan sosial
- Tingkat kebersihan yang buruk
- Percaya dengan gangguan supranatural
- Gerak-gerik yang aneh
- Halusinasi suara
4. Obsessive Compulsive Disorder
Penyakit OCD atau Obsessive Compulsive Disorder adalah gangguan obsesif kompulsif. Ini merupakan kelainan psikologis yang memengaruhi pikiran dan perilaku penderitanya. Begitu seseorang memiliki penyakit OCD, pikiran dan rasa takut yang tidak diinginkan akan muncul secara terus menerus, menyebabkan penderita terobsesi pada sesuatu dan melakukan tindakan tertentu secara berulang-ulang sebagai respon terhadap ketakutannya.
Ada banyak tipe perilaku obsesif kompulsif, di antaranya:
- Selalu merasa cemas
- Sering ketakutan secara berlebihan
- Menghilangkan rasa cemas dengan melakukan hal berulang kali agar lega
Orang yang memiliki penyakit OCD seringkali tidak ingin bertingkah laku seperti itu, tetapi perilaku tersebut cenderung tidak dapat dikendalikan. Perilaku kompulsif ini biasanya mendominasi keseharian sehingga membuat penderitanya sulit untuk produktif dalam bekerja.
5. Eating Disorder
Gangguan tingkah laku pola makan seperti anoreksia dan bulimia. Anoreksia adalah obsesi berat badan kecil hingga kelaparan. Bulimia ialah kelainan yang membuat seseorang memuntahkan makanan setelah dikonsumsi agar beratbadan tidak berubah.
Gejala yang dirasakan penderita Eating Disorder, antar lain :
- Tidak nafsu makan
- Selalu merasa dirinya gemuk
- Memuntahkan makanan setelah makan
Akan tetapi, ada juga penyakit mental gangguan makan berlebihan. Makan dengan cepat dan dalam porsi sangat banyak, meski tidak lapar.makan berlebihan, penderita sering kehilangan kendali diri saat makan. Akibatnya, penderita gangguan ini akan memiliki berat badan berlebih atau obesitas. Gejala gangguan makan berlebihan biasanya berupa:
- Mengonsumi makanan dalam jumlah banyak.
- Makan dengan sangat cepat.
- Tetap makan saat perut sudah kenyang.
- Bersembunyi saat makan karena malu bila terlihat orang.
6. Major Depressive Disorder
Ketika kita merasa sedih seringkali kita menganggap hal itu sebagai depresi. Sebenarnya merasa sedih adalah hal yang wajar kita rasakan. Hal yang dapat menjadikan seseorang mengalami depresi adalah rasa sakit psikologis hebat yang berlangsung lama dan mungkin semakin lama akan bertambah parah. Semua gangguan depresi akan berpengaruh negatif dan menurunkan kualitas hidup orang yang mengalaminya. Di tahun 2030, Major Depressive Disorder diprediksi menjadi salah satu penyebab terganggunya fungsi global manusia, setara dengan penyakit jantung dan HIV/AIDS (Mathers & Loncar, 2016).
Major Depressive Disorder (MDD) lebih banyak terjadi ketika usia remaja dan dewasa awal. MDD termasuk gangguan mood unipolar. Artinya, untuk didiagnosa mengalami MDD, seseorang harus mengalami setidaknya satu atau lebih Major Depressive Episode (MDE). Berbeda dengan gangguan mood bipolar yang penderitanya mengalami baik episode depresi maupun manik.
MDE berlangsung selama dua minggu atau lebih dan individu akan menderita beberapa atau semua gejala-gejala berikut:
- Dibanjiri perasaan sedih atau marah yang terus menerus
- Merasa bersalah dan tidak berharga
- Kehilangan minat dalam beraktivitas bahkan yang sebelumnya digemari dan minat sosial berkurang
- Mudah lelah
- Sulit fokus atau mengalami keputusasaan
- Mengalami perubahan pola makan (makan tidak teratur atau makan terlalu banyak)
- Berulang kali bersikap untuk bunuh diri atau mati
- Agitasi Motorik (peningkatan aktivitas motorik yang hebat) atau retardasi psikomotorik (penurunan kualitas gerak motorik)
Jikalau kamu merasakan gejala-gejala diatas, tidak ada salahnya menghubungi dokter agar dapat penanganan yang tepat. Yuk, lebih peka dengan diri sendiri. Kesehatan jiwamu itu lebih penting, loh.