Medan,TrikNews.Co–
Untuk menjaga agar silaturahmi tetap terjalin didalam lingkungan masyarakat maka diperlukan interaksi maupun komunikasi.
Untuk itu,dilansir dari hariansib.com, Panglima Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional (Pangkosekhanudnas) III Medan Marsekal Pertama TNI Esron Sahat Bangun Sinaga SSos MA bernostalgia dengan warga di Jalan Malaka – Medan, Kamis (6/8). Mengumpulkan ratusan warga marjinal khususnya yang terdampak ekonomi masa pandemi Covid-19, pria bungsu delapan bersaudara kelahiran 9 Januari 1972 itu memakai bahasa prokem Medan yang mengundang gelak.
“Kami dulu main galasin. Garisnya pakai air paret. Bukan bahagianya,” ceritanya.
Tatkala melihat massa yang berjejal, ia masih ingat sebagian besar. Mulai dari Ida Barek, si penjual bandrek di depan Gang Saudara atau Apek yang baik budi. Sejumlah nama populer di daerah tersebut pun disebut dengan lancar. “Saya masih ingatlah,” sebutnya.
Setiap nama yang diutarakannya, selalu disambut riuh. Mulai dari tepukan hingga sorakan gembira.
Ia berharap, kearifan lokal terkait kesenian dan permainan rakyat dilestarikan. Bila tidak dilakukan, bakal punah. “Tapi kalau main tuo, jangan… ditangkap nanti,” tambahnya.
Tuo adalah permainan taruhan dengan melempar dua uang logam ke udara yang populer di masa sang marsekal remaja. “Kami dulu main tuo setelah mencari uang logam di parit,” tambahnya. “Sekarang tak usahlah…”
Mengenai pertemuan dengan publik yang dinamai ‘Bakti Pangkosekhanudnas III Medan Marsma TNI Esron Sinaga SSos MA bersama Keluarga di Tanah Kelahirannya’ diisi dengan membagi bahan makanan dan pemberian kursi roda pada yang membutuhkan. “Sembakonya jangan dilego, ya. Ida Barek… ini agak rawan,” ujarnya. Yang dimaksudnya ‘lego’ adalah dijual.
“(Pemberian) ini keikhlasan saya. Masih sedikit, begitulah kemampuan saya dan keluarga,” paparnya.
Esron Sinaga cerita bagaimana pribadinya tak dapat berjarak dengan rumah di masa kecilnya. “Ari-ari keluarga saya, semua ditanam di sini. Warga di sini pun sangat dekat,” ceritanya termasuk ketika ibunya, Martha Br Hutagaol wafat pada Desember tiga tahun lampau, yang dilepas warga sampai ke bona pasogit.
Kangen-kangenan yang mengindahkan protokol kesehatan termasuk physical distancing didahului bagi masker. Tetapi, ketika Esron Sinaga tiba dan memberi sambutan menyelipkan gaya Medan, warga berdesak. Terlihat Camat Medan Perjuangan Afrizal MAP dan sejumlah lurah serta kepala lingkungan, Danwing III Paskhas Kol Pas Dhani H, Letkol Marshal, Pj Pentak Kosekhanudnas III Medan Kapt Mulianto, Letda Moh Rohman, Hendrik Sinaga serta keluarga inti Esron Sinaga.
***
Sejak dilantik Presiden RI sebagai Letda Pnb tahun 1994, Esron Sinaga belum pernah berdinas di tanah kelahirannya karena fokus di pendidikan. Mulai dari pendidikan Sekbang 56 dan diwisuda (Wing Day) sebagai Penerbang pada tahun 1996. Sekkau 73 Tahun 2003, Seskoau 46 Tahun 2009 dan 26 Mei 2020 dilantik sebagai Panglima Kosekhanudnas III.
Tugas pokok mengendalikan operasi pertahanan udara dan membawahi Satuan Radar 231/Lhokseumawe, Satuan Radar 232/Dumai, Satuan Radar 233/Sabang dan Satuan Radar 234/Sibolga membuatnya jarang berada di Makosekhanudnas III Medan. “Doakan kita sehat-sehat. Saya janji bertemu lagi,” harapnya sambil berterima kasih pada Lions Club dan Perkumpulan Indonesia Tionghota (INTI) Medan yang bermitra dalam donasi massal tersebut.
Sebelum menerima Surat Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/447/V/2020 Tanggal 26 Mei 2020, Esron Sinaga menjabat Paban II/Lat Ditdiklat Kodiklatau. Sebelumnya menjabat Dansekkau, Kepala Dinas Personel Lanud Atang Sendjaja, Komandan Lanud Sjamsudin Noor dan sejumlah jabatan strategis lainnya. (Arendy)
Sumber: SIB/R10/f
