Langsa,TrikNews.Co–Diperkirakan seratusan orang ibu rumah tangga (IRT) dari empat dusun di Gampong Sukarejo Kec.Langsa Timur Pemko Langsa mendatangi pangkalan Gas daerah setempat, Rabu (22/7).
Kedatangan mereka kepangkalan Gas yang bernama “Yoga dan Yuda Bersaudara” no Reg 124411733518014 SK Gub. No 541/619/2017 tersebut bertujuan untuk menyampaikan aspirasi terkait pelayanan pemilik pangkalan yang mereka anggap sedikit arogan dan tidak memihak kepada masyarakat konsumen pemakai Gas LPG 3Kg bersubsidi.
“Kami merasa dipersulit oleh pemilik pangkalan Gas inisial S yang beroperasi melayani masyarakat khususnya Gampong Sukarejo ini, sebut salah satu warga yang enggan namanya dipublikasikan.
Dijelaskannya, “kejadian ini bukan terjadi sekali dua-kali, inisial S sebagai pemilik pangkalan kerap mengeluarkan kata-kata kasar yang tidak menyenangkan saat kami datang membeli gas bersubsidi dipangkalan miliknya.
Bukan itu saja, lanjut warga itu lagi, kami diharuskan membayar uang terlebih dahulu sebesar Rp 18.000,- rupiah berikut tabung gas, hal ini membuat kami masyarakat miskin pemakai Gas subsidi yang hanya memiliki satu tabung gas jadi kewalahan, ditambah lagi kejelasan untuk mendapatkan Gas tidak jelas waktunya bahkan terkadang kami harus menunggu berhari-hari, kenyataan seperti ini membuat kami tidak bisa menyiapkan segala sesuatu kebutuhan sehari-hari keluarga kami dikarenakan tidak adanya gas, sementara dipangkalan lain mereka tidak menjual kepada kami.
Oleh sebab itu, maka kami laporkan hal tersebut kepada Pak Geuchik Zubir dan kami berharap pangkalan tersebut ditutup saja karena tidak mampu melayani masyarakat diwilayahnya, ujarnya.
Ditempat yang sama inisial S pemilik pangkalan Gas kepada wartawan menjelaskan, “apa yang dikatakan warga bertolak belakang dengan mekanisme peyaluran Gas subsidi di pangkalan kami, artinya kami pemilik pangkalan ada aturannya untuk mengatur sebaik mungkin agar tidak terjadi salah sasaran dalam penyaluran.
“Benar setiap warga pemakai Gas subsidi yang mengambil gas dipangkalan kami, mereka menyerahkan uang terlebih dahulu sesuai harga eceran terendah (HET) yaitu Rp 18.000,- berikut tabungnya, hal ini kami lakukan bertujuan agar gas yang kami salurkan tepat sasaran dan mereka tidak harus mengantri berlama-lama, “kan masih banyak kegiatan lain seperti pergi kesawah, nanti kalau gas nya masuk mereka bisa mengambilnya kemari apakah itu setelah pulang dari sawah atau sehabis melakukan kegiatan lain, sebut S pemilik pangkalan.
Lebih lanjut inisial S mengatakan, “jumlah Gas yang masuk tidak bisa kami pastikan jumlahnya karena terkadang 120 tabung, dan kebanyakan dibawah itu yakni 80 tabung rata-rata gas yang masuk kepangkalan kami, hal ini menjadi faktor tidak meratanya penyaluran gas kepada masyarakat, dilain sisi apa yang dikatakan warga saya arogan, saya tidak pernah bersikap arogan terhadap mereka, tutup S sambil beranjak pergi.
Terpisah seusai melakukan mediasi yang dilaksanakan di Balai Desa gampong setempat yang turut dihadiri oleh Geuchik Zubir, Babinsa, dan Bhabinkamtibmas dari Polsek dan Koramil Langsa Timur, serta pemilik pangkalan gas inisial S.
Pada mediasi yang dilakukan tersebut tidak ada titik temu, warga tetap bersikukuh agar Pangkalan milik inisial S ditutup dan di cabut ijinnya. “saya sebagai pimpinan dan yang dituakan didesa ini, kata Zubir yang menjabat geuchik digampong tersebut, terkait kejadian ini saya tetap berpihak kepada orang banyak, jika keinginan dari warga saya pangkalan itu harus ditutup jika tidak mau dialihkan kedesa menjadi BUMG, maka hal itu harus saya lakukan demi menjaga ketentraman dan kenyamanan lingkungan khususnya Gampong Sukarejo ini sebut Geuchik Zubir menegaskan. (Boy)
