Medan, (Triknews.co) – Api Pekan Olahraga Nasional (PON) kembali menghangatkan tanah Sumatera setelah terakhir kali di Kota Pekanbaru, Riau di Tahun 2012. Hal ini ditandai dengan pelaksanaan PON Aceh-Sumatera Utara, tanggal 8 hingga 20 September 2024.
Penyelenggaraan PON kali ini dapat dikatakan istimewa, karena untuk pertama kalinya diadakan di dua provinsi. Provinsi Aceh dan Sumatera Utara dipilih menjadi tuan rumah penyelenggara PON 2024 pada Musyawarah Luar Biasa KONI di Jakarta, tahun 1918.
Menelusuri kembali perjalanan PON sejak pertama kali dilaksanakan di Surakarta (Solo), 1948, Api PON mendarat di Pulau Sumatera untuk pertama kalinya tahun 1953. Watu itu PON III dilaksanakan di Medan, 20-27 September 1953.
PON ketiga di Medan dibuka secara resmi oleh Presiden Soekarno di stadion Teladan, Medan, 20 September 1953. Pekan Olahraga Nasional ketiga yang mempertandingkan 16 cabang olahraga ditutup pada 27 September 1953. Kontigen tuan rumah merebut 9 medali emas, 5 perak, 4 perunggu, menempati urutan keempat pengumpul medali. Posisi teratas ditempati kontingen Jawa Barat yang mendapatkan 24 medali emas, 12 perak, dan 14 perunggu.
Dan yang membuat menarik pada PON III tersebut adalah keikutsertaan Provinsi Sunda Kecil dan Provinsi Sumatera Tengah. Banyak di antara kita sekarang tidak tahu bahwa Sunda Kecil. Orang akan mengira Sunda Kecil merupakan bagian dari Jawa Barat yang sebagian besar penduduknya Suku Sunda. Namun, tidak demikian adanya. Provinsi Suda kecil bahkan letaknya jauh dari Provisi Jawa Barat.
Provinsi Sunda Kecil wilayahnya mencakup gugusan pulau di sebelah timur Pulau Jawa, dari Pulau Bali di sebelah barat hingga Pulau Timor di sebelah timur. Pada awal kemerdekaan Indonesia, kepulauan ini merupakan satu provinsi tunggal bernama Provinsi Sunda Kecil.
Pada tahun 1950-an Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Moh. Yamin mengganti nama Kepulauan Sunda Kecil menjadi Kepulauan Nusa Tenggara. Penamaan ini didasarkan pada kata “nusa” yang berarti pulau-pulau atau kepulauan. Pulau-pulau ini terletak pada bagian tenggara wilayah Indonesia. Tepat kiranya bila kemudian Moh. Yamin menamakannya Nusa Tenggara, dan ibu kotanya Singaraja.
Dalam keikutsertaannya pada PON III tersebut, kontingen Sunda Kecil meraih 1 medali emas, satu perak, dan lima perunggu. Satu medali emas tersebut diraih pada nomor lompat tinggi putra oleh atlet Okamona dengan lompatan 1,89 meter.
Bagaimana dengan Sumatera Tengah? Wikipedia Indonesia menyebut Sumatera Tengah dibentuk oleh Pemerintah Republik Indonesia yang berkedudukan di Yogyakarta, pada April 1948. Berdasarkan Undang-undang Nomor 10 Tahun 1948 Pemerintah membagi wilayah Sumatera menjadi tiga provinsi, yaitu Provinsi Sumatera Utara, Provinsi Sumatera Tengah, dan Provinsi Sumatera Selatan.
Provinsi Sumatera Tengah yang ibukotanya Bukit Tinggi, wilayahnya mencakup tiga karesidenan, yaitu Sumatera Barat, Riau, dan Jambi. Pada PON III tahun 1953, Sumatera Tengah menempati urutan kesebelas daftar pengumpul medali, meraih satu medali perak dan tiga perunggu.
Kini 71 tahun setelah penyelenggaraan PON III tahun 1953, api PON kembali dinyalakan di daratan Sumatera, dengan Aceh dan Sumatera Utara sebagai tuan rumah penyelenggara. PON XXI ini dibuka secara resmi oleh Presiden Joko Widodo di Stadion Harapan Bangsa, Banda Aceh, pada 9 September. Adapun Upacara Penutupan dijadwalkan berlangsung di stadion Utama Sumatera Utara, Deli Serdang, tanggal 20 September 2024. (*DM)