Aceh Timur: Desa Alur Canang yang berada di Kecamatan Birem Bayeun Kabupaten Aceh Timur merupakan desa terpencil yang jauh dari Pemerintah Kabupaten, mayoritas masyarakat di sana menggantungkan hidup mereka dengan berkebun dan bercocok tanam.
Kondisi ini membuat mereka penduduk Gampong (desa) Alur Canang tak bisa bangun jauh tertinggal dibandingkan desa lain dari segala segi baik dari segi perekonomian hingga kemajuan desa tempat kediaman mereka masih berada dalam ketertinggalan.
Sementara itu pada belakangan ini, desa Alur Canang yang dulunya susah bangkit dari keterpurukan, dengan sekejap berubah menjadi desa yang memiliki harta tersimpan yaitu ladang minyak peninggalan jaman dahulu, dari penemuan sumber minyak tersebut.
Maka secara otomatis perekonomian masyarakat jadi ikut berubah, mereka mengalihkan profesi lama dari bertani dan berkebun untuk membuka berbagai usaha menjadi pedagang kecil seperti pedagang makanan dan minuman.
Sutinah (40th) yang mengaku warga desa Alur Canang dalam bincang-bincang nya, Sabtu (17/8) kepada trik news.co mengatakan, “Alhamdulillah, kehadiran sumber minyak di desa kami membawa harapan besar untuk merubah hidup kami dari keterpurukan kearah yang lebih baik.
Desa kami, sambung dia lagi, kini jadi ramai sehingga kami bisa beralih profesi dari berkebun dan bertani, saat ini kami telah membuka usaha kecil-kecilan berdagang makanan dan minuman, alhamdulillah bisa lepas untuk menutupi kebutuhan hari-hari keluarga kami, jelas Sutinah.
Lebih lanjut Sutinah menerangkan, “kalau apa yang sudah ada sekarang ini dilarang tidak boleh ada aktifitas, maka desa kami kembali akan sepi seperti dulunya dan kami sebagai masyarakat kecil dimana seharusnya ada sedikit pemasukan dari usaha kami berjualan.
“Dengan tidak ada lagi aktifitas pengambilan minyak di desa kami, maka tidak menutup kemungkinan keterpurukan ekonomi masyarakat di desa ini akan kembali terjadi.
“Karena itu, timpal Sutinah lagi, saya berharap ada solusi yang terbaik dari Pemerintah baik Propinsi maupun pemerintah Pusat, beri kami peluang untuk dapat mengais rejeki di desa kelahiran kami, pungkas Sutinah warga setempat. (B.01)