Medan, (Triknews.co) – Momen kumpul bersama teman tak jauh-jauh dengan kegiatan mengobral. Bukan hanya itu saja, menjalin silaturahmi adalah alasan pertama berkumpul dengan teman.
Setelah lulus sekolah, dewasa, bekerja, berkumpul kembali bersama teman masa sekolah memang tidak mudah. Namun, bukan berarti mustahil untuk dilakukan. Tapi, jika teman tidak datang ke acara kumpulan seperti reuni dan semacamnya, jangan buru-buru menjudge yang tidak-tidak!
Kejadian di masa lalu sering sekali membuat orang mengingatnya pada saat bertemu misalnya sewaktu di sekolah dulu, yang mana pernah mengalami masalah atau kejadian yang tidak mengenakan dengan teman maupun sekolah. Pernah dijauhi teman, dijadikan bahan candaan, dibuat tersinggung dan sakit hati adalah hal yang pernah dirasakan.
Menghargai teman itu tidaklah sulit untuk dilakukan. Namun terkadang hal itu seperti hobi bagi salah satu teman yang suka jelek-jelekin orang, rasanya terlalu berlebihan dalam membanggakan diri sendiri.
Kita adalah mahluk sosial yang tidak bisa berdiri sendiri. Pada saat tertentu, pasti butuh bantuan sekitar. Terutama orang-orang terdekat seperti keluarga atau teman. Akan tetapi, fenomena yang sering terjadi tidak diwarnai sikap demikian. Saling menghargai sangat kurang untuk diri sendiri.
Persahabatan memerlukan keseimbangan yang tepat. Disini kita diajarkan untuk memberikan, menerima, mendengar dan berbicara, sehingga hubungan tetap harmonis. Ibarat kopi yang menjadi penghubung sempurna untuk membangun dan merajut kembali ikatan persahabatan. Kebersamaan dalam setiap tetes.
Filosofi kopi mengajarkan kita untuk tetap ada satu sama lain, bahkan ketika pahit dan manis kehidupan menghampiri. Layaknya kopi yang senantiasa setia dalam setiap waktu, persahabatan sejati tetap utuh dalam suka dan duka. Rasa pahit dan manis kopi mencerminkan perjalanan kehidupan yang penuh liku, dan bersama teman, kita dapat menemukan kekuatan dalam menyikapi setiap rasa. Mari merajut kembali ikatan persahabatan bersama teman dan bersama-sama kita nikmati kelezatan hidup dengan setiap tetes kebersamaan.(Dedi Malau)