Tapanuli Selatan (Batangtoru) – Trik News.co – Masih segar dalam ingatan Zulfikri Harahap (36), warga Wek II, Kecamatan Batangtoru, Kabupaten Tapanuli Selatan, Provinsi Sumatera Utara. Berbekal ijazah SMA Sederajat, pria pengangguran ini mencoba mengadu nasip melamar pekerjaan ke PT. Agincourt Resources (PTAR), pengelola Tambang Emas Martabe, yang beroperasi di Desa Aek Pining, Kecamatan Batangtoru terhitung beberapa tahun yang lalu.
Alih-alih dipekerjakan di tambang Emas Martabe, Zulfikri dan beberapa temannya yang tergabung dalam Komunitas Mandiri dan Produktif (Comapro), ditawari membuka usaha bisnis meubel yang berkelanjutan.
Dapat tawaran bisnis meubel berkelanjutan dari PT. AR, “Saat itu kita bingung, pasalnya kita ngak ada basic dengan profesi ini. Konon lagi bisnis meubel harus memiliki modal yang cukup,” kata Zulfikri Harahap, saat disambangi di tempat usahanya, di Desa Sumuran, beberapa waktu lalu.
Dalam keadaan bingung, padahal pengajuan pelamaran bekerja di PT. AR di bagian pertambangan, ia menjelaskan “ini masuk ketegori jauh panggang dari api, tetapi sosok biasa di panggil Zul itu menerima pemahaman dari salah seorang perwakilan Agincourt Resources menyampaikan jika perusahaan berniat menjadikan kelompok Zulfikri menjadi ahli perabot. Diluar dari pada hal itu, PTAR siap memberikan pendampingan dan bimbingan tata cara berbisnis mebel, sekaligus mensubsidi alat pertukangan, bahan baku, serta sarana pendukung lainnya.
Mendapat tawaran yang cukup menjanjikan, Zulfikri cs menyambut positif pendampingan yang akan diberikan PTAR. Langkah awal dimulai dengan pelatihan, yang fokus pada pemanfaatan palet bekas menjadi barang bernilai ekonomis berbasis 3R (Reduce, Reuse dan Recycle).
Pelatihan dimulai dari perkenalan alat pertukangan, proses awal dan proses finishing. Adapun bahan baku palet bekas yang diolah oleh Zulfikri cs berasal dari PTAR. Palet bekas ini terdiri dari beberapa jenis dan kualitas, yang kemudian akan diolah menjadi furnitur seperti meja, kursi, lemari, souvenir dan sawdust.
“Melalui program pengembangan ekonomi berbasis kelembangan lokal yang berkelanjutan, kita disekolahkan dan diajari tata cara membuat berbagai jenis furnitur,
sawdust dan kompos,” sebut Julfikri.
Untuk legalitas kelompok, Zulfikri cs bersama PTAR sepakat mendirikan Koperasi Sarop Do Mulana (SDM). Koperasi ini mendapatkan pendampingan dari PT Grahatma Semesta, selaku konsultan yang ditunjuk PTAR untuk pengembangan.
Walau nol dalam hal pertukangan. Alhamdulillah, setelah pelatihan tersebut, kita bisa membuat berbagai jenis furnitur,” ujar Sekretaris Koperasi Sarop Do Mulana di saat sedikit bercengkrama dengan awa media.
Dalam perjalanannya, PTAR juga mendampingi Koperasi Sarop Do Mulana untuk memastikan kemandirian dan keberlanjutan kelompok. Beberapa hal yang menjadi fokus pendampingan di
antaranya, organisasi, administrasi, manajemen keuangan serta permodalan, usaha produksi, dan pemasaran.
Walau tidak sesukses pengusaha mebel lainnya, Zulfikri mengaku usaha yang ia geluti bersama beberapa rekan kerjanya sejak tahun 2017 ini, dapat menghidupi anak dan istri. Bisnis mebel yang mereka lakoni bisa menghasilkan aset belasan hingga puluhan juta rupiah per bulan.
“Terimakasih kepada PTAR yang telah memberikan pendampingan, sehingga kami bisa seperti sekarang ini,” tutupnya.
Sebuah terobosan yang sangat ciamik. Sebagai sebuah perusahaan pertambangan yang bergerak di bidang eksplorasi, penambangan, dan pengolahan mineral batangan emas dan perak, PTAR tetap mengedepankan tanggung jawab sosial (CSR) terhadap lingkungan.
Environmental, Social, and Governance (ESG) yang mengedepankan kegiatan pembangunan, investasi maupun bisnis yang berkelanjutan menjadi konsep utama dalam menjalankan operasional perusahaan. PTAR menerapkan prinsip ESG untuk melakukan implementasi terhadap prinsip pelestarian Lingkungan- lingkungan, tanggung jawab sosial serta tata kelola yang sesuai.
“Penerapan ESG ini merupakan bagian dari kontribusi PTAR dalam mendukung pembangunan Indonesia yang berkelanjutan dan tangguh,” kata Presiden Direktur PT Agincourt Resources, Muliady Sutio.
(Rimember Marpaung)