Medan, (TrikNews.co) – Tujuan peringatan Hari Bhakti Imigrasi (HBI) ke-74 adalah sebagai bentuk penghormatan kepada jasa para pahlawan untuk Kemerdekaan Indonesia. Dalam hal ini, Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Sumatera Utara menggelar perayaan peringatan Upacara Bhakti Imigrasi (HBI) ke- 74 di lapangan kantor Imigrasi kelas I TPI Polonia.
Peringatan tersebut langsung dihadiri Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Sumatera Utara, Mhd. Jahari Sitepu yang membacakan sambutan Menteri Hukum dan HAM, Yasonna H. laoly.
Dalam sambutannya Menkumham memberikan apresiasi atas berbagai capaian dan prestasi yang diraih jajaran Imigrasi.
Selain itu turut juga hadir Pimpinan Tinggi Pratama pada Kanwil Kemenkumham Sumut, Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Provinsi Sumatera Utara, Forkopimda Kota Medan, perwakilan kolega, Jajaran Imigrasi serta Pemasyarakatan Kanwil Kemenkumham Sumut.
Dengan tema “Transformasi Peran Keimigrasian Melalui Strategi Digitalisasi” pada Hari Bhakti Imigrasi ke- 74 ini, Dirjen Imigrasi telah mengalami berbagai tantangan dan pencapaian gemilang.
Tidak terelakkan bahwa tantangan dimasa yang mendatang akan semakin kompleks, namun dengan tekad dan semangat kebersamaan yang telah dibangun saya yakin kita dapat mengatasi setiap hambatan yang menerpa.
Selain peringatan upacara, dalam peringatan Hari Bhakti Imigrasi ke- 74 ini, Rudenim (Rumah Detensi Imigrasi) Medan bekerja sama dengan Program Studi Ilmu Hukum Universitas Pembangunan Panca Budi (UNPAB) meluncurkan buku berjudul “Transformasi Rumah Detensi Imigrasi Medan”, Jumat (26/01/24).
Buku ini merupakan salah satu bentuk riwayat dan perjalanan serta kegiatan-kegiatan Rudenim Medan. Buku ini berisi sejarah singkat, tugas pokok dan fungsi, kegiatan-kegiatan, perubahan serta inovasi dari Rudenim Medan.
Penulisan buku ini dilakukan oleh Tim yang terdiri dari Kepala Rudenim Medan, Sarsaralos Sivakkar dan pegawai serta dikembangkan oleh Ketua Prodi Ilmu Hukum UNPAB Dr. Mhd. Azhali Siregar, S.H., MH., berserta mahasiswa Prodi Ilmu Hukum UNPAB.
Buku ini juga menceritakan perubahan-perubahan, serta inovasi yang dilakukan di Rudenim Medan, mulai dari peningkatan sarana dan prasarana, peningkatan kemampuan SDM petugas Rudenim, kerjasama dengan pihak luar yaitu universitas, instansi vertikal dan horizontal, membangun hubungan dengan perwakilan perwakilan negara dari para deteni, serta inovasi My Hobby is.
Inovasi ini membuktikan peran Rudenim Medan melaksanakan fungsi keimigrasian yaitu Fasilitator Pembangunan Kesejahteraan Masyarakat.
Buku ini diharapkan dapat mengemban wawasan masyarakat yang belum tahu dah mengerti apa itu Rumah Detensi Imigrasi atau Rudenim Medan dan dengan diterbitkannya buku ini diharapkan menambah literatur tentang Rudenim dan memacu untuk lebih meningkatkan kemampuan dan kinerja dari Rudenim Medan. (Dedi Malau)