Medan, triknews.co-Seorang siswi yang masih duduk di bangku kelas 2 SMK Dwi Warna Medan bernama Nabila Aisyah (15) menangis dan kecewa.
Pasalnya, remaja putri yang juga anggota paskibraka di sekolahnya ini tidak bisa melanjutkan pendidikannya karena orang tuanya tidak sanggup membayar tunggakan sekolah 1,2 juta.
Nabila sedari kecil yang bercita-cita menjadi seorang polwan terancam harus mengubur cita-cita mulianya tersebut di tengah jalan jika tidak segera mendapatkan bantuan.
Ironisnya, bantuan Kartu Indonesia Pintar (KIP) yang dikucurkan pemerintah sampai saat ini tidak bisa dinikmatinya.
” Saya dapat kartu KIP dan tabungannya tapi bantuan sampai sekarang tidak pernah dapat,” ucap Nabila dengan wajah sedih kepada awakmedia ini, Minggu (08/10/2023) yang diamini Nezza Syafitri sang ibu yang mendampinginya.
“Sudah enam tahun Kartu KIPnya tak bisa dicairkan padahal, dirinya sudah melaporkannya ke Dinas Pendidikan Kota Medan, pihak sekolah SMK Swasta DwiWarna, Dinas Sosial Kota Medan hingga mengadu ke Wakil Ketua DPRD Medan Rajuddin Sagala dan Wakil Walikota Aulia Rahman namun tidak mendapatkan solusi apapun,” tambah Neza kepada triknews.co seraya mengatakan banyak sudah upaya dilakukannya dengan harapan Nabila mendapatkan bantuan namun, sampai saat ini belum berhasil.
“Saya sudah mengadu kemana mana namun tidak ada solusi, sehingga anak saya berhenti sekolah,” ungkapnya.
Nezza warga kelurahan tegal sari 2, Kecamatan Medan Area yang sehari – harinya berjualan kue keliling sekitaran pajak Inpres mengatakan dirinya berharap Walikota Medan mau membantu biaya sekolah anaknya sehingga bisa kembali sekolah seperti biasa,” katanya
Nbila Aisyah mengatakan bahwa dirinya berharap agar Bapak Walikota Medan bisa membantu biaya sekolahnya sehingga bisa dirinya mengejar cita – citanya menjadi Polwan
“Mohon bantuan pak Wali, cita – cita saya ingin menjadi Polwan, KIP saya sudah enam tahun tak cair saya ingin melanjutkan sekolah dan berkumpul kembali bersama anak anak paski,” pungkasnya.
Tentunya apa yang dialami Nabila hanyalah salah satu contoh dan masih banyak anak Indonesia yang harus putus sekolah karena ketiadaan biaya seperti yang dialami Nabila.
Padahal, negara sudah menjamin pendidikan setiap anak Indonesia sebagaimana yang diamanatkan dalam UUD.
(Ft)