BerandaKemanusiaanBerhasilnya Biogas Binaan PHR, Menambah Minat Masyarakat Beternak Sapi.

Berhasilnya Biogas Binaan PHR, Menambah Minat Masyarakat Beternak Sapi.

Author

Date

Category

Petugas Wilayah II Dinas Perkebunan, Pertanian, dan Kesehatan Hewan Kampar Pernando Hutagaol, Menerangkan Proses Penguraian Kotoran Sapi, yang dimulai dari Mixer Feses hingga menjadi Biogas.

Tapung, Kampar, TrikNews.co,- Kendati minat masyarakat Tapung beternak sapi sempat lesu, namun setahun belakangan, masyarakat kembali termotivasi sejak pengolahan biogas yang memanfaatkan kotoran dan limbah makanan sapi itu berhasil dibawah binaan Pertamina Hulu Rokan (PHR)

Hal tersebut disampaikan Pernando Hutagaol selaku Petugas Wilayah II Dinas Perkebunan, Pertanian, dan Kesehatan Hewan Kampar, kepada wartawan melakukan kunjungan ke warga binaan PHR, Rabu (05/07/2023) lalu, di Desa Muktisari, Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar. Lebih lanjut Fernando menjelaskan Proses Penguraian Kotoran Sapi, yang dimulai dari Mixer Feses hingga menjadi Biogas.

Menurut Pernando, setelah melihat manfaat Biogas hasil dari uraian kotoran dan limbah pangan ternak sapi menjadi biogas dan pupuk cair, masyarakat kemudian ramai-ramai berkeinginan memelihara sapi, sebab dengan memelihara ternak sapi, maka keuntungan ganda akan dapat diperoleh, selain daging sapi, beternak sapi juga dapat menghasilkan biogas untuk keperluan rumahtangga, sekaligus dapat menambah sumber pendapatan dari penjualan pupuk cair, yang harganya menjanjikan yaitu Rp. 1000 per liternya.

Pernando mengatakan saat ini ada sejumlah tantangan yang dihadapi para peternak, salah satunya adalah penyediaan pakan sapi. Memang di sekitar Tapung, cukup banyak Pabrik Kelapa Sawit (PKS) yang beroperasi, dimana PKS tersebut menghasilkan bungkil inti sawit. Dimana bungkil inti sawit merupakan bahan baku pakan yang cukup potensial sebagai sumber protein untuk sapi. Namun kerjasama antara peternak sapi dengan pengelola PKS belum terwujud, karena pihak PKS baru bersedia bekerjasama, bilamana peternak mengambil dengan jumlah partai besar, sementara kebutuhan pangan sapi masyarakat saat ini, masih relative sedikit.

Sementara bila, ternak masyarakat dilepasliarkan, akan menimbulkan masalah terutama jika ternak tersebut masuk ke kebun-kebun warga, sehingga dapat menyulut konflik antara peternak dengan pemilik kebun kelapa sawit, dan tak jarang pula ternak tersebut selain dapat merusak tanaman sawit, juga masuk ke permukiman penduduk.

Pernando berharap kepada pemerintah maupun pihak swasta agar bersedia menjembatani penyediaan pakan sapi, sehingga minat masyarakat semakin tinggi untuk beternak.

Saat ini masyarakat peternak, tersebar di 25 desa di Kecamatan Tapung, namun keseluruhannya masih peternak skala kecil, yakni hanya memiliki 2 – 3 ekor sapi, sementara untuk dapat menjadi sumber biogas, harus memiliki minimal 4 ekor sapi, sehingga limbah yang dihasilkan mampu mengisi Tanki penguraian limbah, yang harus di isi 2 x sehari, untuk dapat memaksimalkan hasil biogas.(MS)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Linda Barbara

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Vestibulum imperdiet massa at dignissim gravida. Vivamus vestibulum odio eget eros accumsan, ut dignissim sapien gravida. Vivamus eu sem vitae dui.

Recent comments

- Advertisement -spot_img