Deli Serdang, Triknews.co-Jelang Dirgahayu RI ke 77,Gereja Presbyterian Injili Indonesia ( GPII ) yang di gembalakan oleh Pdt. Johni Sitompul S.Th bantu rental angkot untuk membawa kaum marjinal yang tak punya identitas ke Disdukcapil Kab Deliserdang Senin 15/08/2022.
“Kami pihak Gereja bersama Jemaat merasa terpanggil untuk ikut membantu pelayanan Yayasan Peduli Pemulung Sejahtera yang sudah banyak kami lihat beritanya di Media Sosial baik secara langsung sangat menyentuh pelayanan Yayasan Peduli ini, sungguh mulia dan patut kami bantu,”ungkap Pdt Johni Sitompul S.Th ke Awak Media.
Melihat hal ini, Uba Pasaribu mengapresiasi kepedulian pihak Gereja terbuka dan peduli membantu kaum marjinal, terpinggirkan dan terabaikan bahkan, masyarakat yang tak pernah tersentuh oleh tangan negara selama ini hidupnya tak menentu, bahkan identitas jati diripun hampir mereka tak pernah miliki.
Melihat fenomena ini, ketua Yayasan Peduli Pemulung Sejahtera yang sehari-hari bergelut dengan kaum marginal yanh sebagian besar tanpa adminduk berusaha membantu agar mereka dapat memiliki identitas diri.
Acapkali terlihat Uba memboyong orang-orang yang terpinggirkan ini ke Dinas Kepependudukan, Seperti yang dialamai Moni br Sinaga, ibu dua orang anak yang tinggal di Jl Persatuan Raya Pasar V Desa Manunggal, Kecamatan Labuhan Deli ini sangat rentan dan perlu diperhatikan kehidupannya yang serba pas-pasan ironisnya, ia hidup selama ini di Indonesia ternyata tanpa adminduk.
Kemudian, ada Pak Baringin Siahaan 61 thn, Sudah tujuh belas tahun berdomisli menetap di Desa Manunggal dan tinggal di gubuk reyot tanpa aliran listrik tak punya identitas bersama putri Sematawayangnya Septiani br Siahaan 21 thn turut diboyong ketua Yayasan Peduli Pemulung Sejahtera mengurus identitasnya ke Disdukcapil Deli Serdang.
Dan sejumlah orang penuh satu angkot turut di bopong ke Disdukcapil diantaranya J Panjaitan yang sudah bolak balik bagaikan gosokan mengurus identitasnya sejak tahun 2018 ke Disdukcapil namun tak pernah kunjung tuntas karena di belit sejumlah aturan.
Uba Pasaribu kerap mengkritisi kebijakan regulasi Disdukcapil Kab Deliserdang terkesan menyulitkan masyarakat, setelah selesai proses Entry data masyarakat di Kantor Disdukcapil sejatinya bisa langsung cetak KK, ini malah kembali di suruh untuk Proses Pencetakan KKnya harus ke Kecamatan,inikan Pembodohan kepada masyarakat,padaha pusat Percetakan itu ada Di Disdukcapil kenapa harus di haruskan ke Kecamatan, buang waktu dan materi apalagi warga rentan sudah kesulitan hidup ditambah rumit lagi.
Belum lagi sederetan anak anak dari Keluarga kurang mampu tidak bisa sekolah karena regulasi itu menurut Uba Pasaribu bukan pelayanan yang membahagiakan Masyarakat.
Dinas Dukcapil sudah harus ikut memikirkan masyarakat sekarang kesulitan dalam Ekonomi apalagi dampak imbas Pandemi Covid-19 yang berkepanjangan membuat Ekonomi warga miskin porak poranda.
“Masyarakat butuh pelayanan Prima bukan regulasi, pembodohan,Masyarakat butuh Kartu Keluarga ada yang sudah tiga bulan tak kunjung tuntas di cetak di Kecamatan, padahal Urgent untuk dipergunakan,” kata Uba seraya mengharapkan keadaan ini juga merupakan perhatian serius dari Dirjendukcapil Kemendagri ikut memikirkan nasib kaum marjinal di Prov Sumut.
“Pemerintah pusat dalam hal ini Dirjendukcapil, jangan pura-pura tidak tahu, berikan kaum marginal ini kemudahan dalam kepengurusan adminduknya, jangan dipersulit karena mereka juga warga negara Indonesia yang harus dilindungi dan perhatikan,” pungkas Uba Pasaribu. (RS)