Sanana Malut, TrikNews.co-Pelaksanaan FTW oleh Pemkab. Kepulauan Sula, kini telah muncul video pendek berdurasi 2:51 detik yang mendadak viral. Dalam vidio itu, curahan hati (curhat) Ibu-Ibu pengrajin anyaman rotan yang kecewa karena hasil karyanya tidak laku terjual,
Padahal kehadiran mereka di tempat kegiatan FTW itu atas dukungan Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Kecil Menengah (Disperindagkop&UKM) serta Kepala Desa Setempat.
Dalam durasi vidio pendek itu, curhatan ibu-ibu pengrajin anyaman rotan asal desa Wai Gay-Kec. Sulabesi Selatan, Kab. Kepulauan Sula, Maluku Utara. Selasa, dengan wajah kesal karena barangnya tidak laku, (29/3).
“Katong bajual di Waka, tapi seng ada yang beli, Kepala Dinas saja tidak beli, tamu yang datang juga tidak beli, beli satu juga tidak,” ujar ibu-ibu pengrajin anyaman rotan.
Selain itu, mereka juga menceritakan perjuangannya ke pantai waka yang lumayan jauh jarak dari desanya, serta ongkos pulang pergi, makan minum dalam menjual hasil kerajinan, namun harus terpaksa pulang dengan tidak membawahkan hasil uang yang mereka harapkan dari jualan mereka.
“Mereka tidak mengetahui jika membuat anyaman ini tidak mudah, kami sengsara mengambil rotan dihutan, itupun harus bawa bekal makan dan minum, dan itu kami lakukan dari pagi hingga malam”, lanjut ibu-ibu dalam vidio berdurasi 2:51 itu.
Padahal awalnya Ibu-ibu pengrajin anyaman rotan itu, mereka dijadikan instrumen penting pagelaran FTW, bahkan diberitakan dibeberapa media lokal dan nasional bahwa FTW Sula tahun 2022 salah satunya adalah untuk mengangkat derajat dan kesejahteraan pelaku UKM Sula yang termasuk pengrajin anyaman rotan di Kepulauan Sula.
“Katong (kami) sangat lelah di Waka sampai 3 malam, tapi tidak ada yang memperhatikan kami, tidak ada yang menghargai kerajinan kami, padahal kalo mereka ada hati pasti mereka beli”, ungkap Ibu-ibu dalam video berdurasi 2:51 itu.
“Mereka suruh kami membuatnya, namun tidak memperhatikan kami, tidak juga membeli,”sambung ibu-ibu dengan nada kecewa.
Sementara itu melihat cuplikan video pendek ini sebenarnya sangat kontradiksi dengan apa yang dilakukan Bupati Sula Fifian Adeningsi Mus, yang melakukan euforia berlebihan dengan menyuruh para pejabat pimpinan OPD untuk menyawer (sawer-red) sejumlah uang kepada para artis pendukung acara FTW, anehnya dirinya tidak menginstruksikan kepada para pimpinan OPD untuk membeli hasil kerajinan berupa anyaman rotan milik Emak-emak Desa Wai Gay. (R)