Labuhan Deli, Triknews.co-Monica Septiana Purba (24 tahun) menggerutu lantaran ia gerah bolak-balik gagal mengurus pembuatan identitas kependudukannya di kantor Desa Manunggal, Labuhan Deli, Deliserdang, Sumut. Di tangannya ada selembar surat pernyatan domisili yang ditandatangani oleh Kepala Dusun setempat, Alfian.
“Aku ini bingung. Kemana lagi kuadukan nasibku ini. Sudah gak tau lagi aku gimana caranya menguruskan KK dan KTP, padahal aku sangat butuh sekali,” ungkap ibu anak dua ini kepada triknews.co saat ditemui di rumahnya, Kamis (23/12/2021) sore sekira pukul 17.30 WIB.
Monica menuturkan, ia sudah bolak-balik mendatangi kantor Desa Manunggal untuk mengurus pembuatan identitas kependudukannya namun, berulang kali pula ia gagal lantaran sikap pihak desa setempat yang tidak responsif terhadap upayanta.
Warga seperti Monica yang hidup dalam belitan kemiskinan berharap tidak dipersulit dalam mendapatkan hak identitasnya.
Apalagi, Monica sudah berusaha mengurusnya dengan mengeluarkan biaya dan tenaga karena ia ingin menunjukkan dirinya sebagai warga negara yang proaktif dan bertanggung jawab. Namun, ia justru berhadapan dengan birokrasi yang serupa tembok raksasa. Monica sendiri menjalani hidup yang dramatis.
Sejak umur tiga tahun, ia telah ditinggal pergi kedua orangtuanya. Ayah dan ibunya pisah. Ia kemudian diasuh oleh keluarganya di Perdagangan, Simalungun. Beberapa tahun kemudian, ia diboyong keluarganya ke Jakarta. Sejak memasuki usia remaja, ia dibawa kembali ke Medan. Sejak remaja sampai menikah, ia tinggal di Labuhan Deli. Selama itu pula sampai hari ini, ia belum punya identitas.
Uba Pasaribu, Ketua Yayasan Peduli Pemulung Sejahtera sedari awal aktif mendampingi Monica mengurus identitasnya ke kantor Desa Manunggal sangat menyesalkan perangkat desa yang seolah-olah tidak peduli nasib warganya.
“Sayangnya, meskipun Monica telah menunjukkan surat pengantar dari Kepala Dusun yang membenarkan bahwa Monica tinggal di alamat tersebut, namun sangat disayangkan Sekretaris Desa ZS tidak mengindahkannya, Ia justru menggerutu, hal ini sangat saya sesalkan,” tutur Uba kepada awakedia ini seraya mengatakan ia bersama yayasan peduli pemulung sejahtera akan terus berusaha membantu dan mendampingi wanita malang ini agar mendapatkan hak stausnya sebagai warna negara Indonesia.
“Semampu kita akan membantunya agar dapat memiliki identitas KTP, saya yakin tentunya, masih banyak di luar sana yang peduli dan mau mengulurkan tangannya untuk kaum miskin marginal, seperti ibu Monica ini” pungkas aktivis kemanusiaan ini mengakhiri.(RS)