Langsa l TrikNews.Co l—- Seketaris LSM Peureugam meminta kepada semua elemen pemerhati masyarakat di Kota Langsa untuk tidak memperkeruh suasana terkait tundingan dan dugaan perbuatan Asusila Walikota Langsa inisial UA yang saat ini tengah bergulir di Mapolda Aceh.
Menurut dia, biar pihak Kepolisian yang bekerja untuk menguak benar tidaknya tundingan tersebut, apalagi saat ini kasus itu sudah masuk keranah hukum.
“Kepada semua elemen pemerhati masyarakat saya meminta untuk tidak mengganggu kerja pihak Kepolisian terkait tundingan dan dugaan asusila terhadap Walikota, biar mereka yang mengungkap benar tidaknya telah terjadi apa yang dituduhkan itu, mari sama-sama kita kedepankan kesabaran menunggu hasilnya.
Demikian Baihaqi Seketaris LSM Peureugam menyikapi pemberitaan disalah satu media online yang naik tayang hari ini, Jum’at (17/9). Dijelaskan Baihaqi, Kasus yang ditundingkan kepada Walikota tidak sama dengan apa yang pernah terjadi didaerah lain seperti kawin sirih Bupati Garut.
Kalau kawin sirih dan mendapatkan gugatan dari istri tua, maka sesuai aturan yang melarang pejabat untuk kawin dua, hal itu bisa untuk meminta yang bersangkutan mundur dari jabatannya sesuai mekanisme dan aturan yang berlaku.
Sementara dalam kasus Walikota Langsa tidak sama dengan apa yang terjadi terhadap Bupati Garut, Walikota Langsa tidak melakukan kawin dua atau kawin sirih, artinya dalam kasus Walikota ini hanya tundingan dan dugaan saja bahwa Walikota UA telah melakukan asusila sementara bukti-bukti untuk memperkuat hal tersebut tidak bisa diperlihatkan hingga saat ini, yang ada hanya pengakuan Ai sebagaimana berita yang telah beredar, sebutnya.
Jadi, sambung dia lagi, tidak ada dasar untuk meminta DPR membentuk Panitia Khusus (Pansus) guna mengungkap fakta dugaan dan tundingan terhadap Wakikota UA yang menurut satu persi telah melakukan asusila, jelasnya seraya menambahkan, sekali lagi saya berharap jangan kelusrkan statedmen dimedia yang bisa membingungkan publik, mari kita hormati supremasi hukum yang tengah berjalan di Mapolda Aceh, pungkasnya. (Boy)
