Triknews.co,Dumai- Kasus kematian seorang pria beberapa waktu lagi tampaknya akan berbuntut panjang, pasalnya, sampai saat ini kejelasan penyebab kematiannya secara terperinci masih mengambang dan tidak jelas.
Sebelumnya, masalah ini muncul ketika seorang pria yang bernama Agustinus Sucipto (60) warga kelurahan Jayamukti yang meninggal pada tanggal 27 Maret 2020 lalu dimana, penyebab kematian Agustinus tidak dijelaskan secara terperinci didalam surat yang dikeluarkan pihak Rumah Sakit dengan no.440/RSUD/2020/043 dan tentunya hal ini menjadi tanda tanya di kalangan masyarakat khususnya keluarga almarhum Agustinus Sucipto.
Sebelumnya, pernah dijanjikan oleh Supriyanto mantan anggota DPRD Kota Dumai dihadapan wakil walikota Dumai Eko Suharjo SE dan humas RSUD Kota Dumai bahwa dalam waktu 14 hari setelah kematian,pihak rumah sakit akan mengeluarkan surat keterangan penyebab kematian Agustinus secara rinci.
Namun kenyataanya, meskipun sudah lewat 14 hari namun ucapan Supriyanto tersebut sepertinya hanya manis dibibir saja.
Dan mirisnya, ketika istri almarhum Agustinus Sucipto, Katharina Rohana (64) sewaktu berobat ke RSUD pada hari Senin 20 April 2020 lalu mendapatkan pelayanan yang kurang memuaskan dimana,pada saat dirinya hendak memeriksakan diri pada Dr.Amrizal Amir dirinya ditolak tanpa alasan yang jelas,tentunya hal ini juga menjadi tanda tanya yang besar,ada apa???
Anehnya, sang dokter hanya memberikan resep obat,tentunya ini sangat disesalkan oleh pasien.
Padahal, Katharina Rohana dan seisi keluarga telah dinyatakan sehat dan negatif Covid-19 berdasarkan tes Rapid dan observasi selama 14 hari sebagaimana surat yang dikeluarkan oleh Puskesmas Jayamukti dan ditandatangani kepala puskesmas drg.Anneliza dan dokter pemeriksa dr.Hennita padahari Jumat tangal 17 April 2020 lalu.
Mirisnya, ketika anak Katharina Rohana, Albertus menebus resep obat ke apotek RSUD ia mengatakan kepada media bahwa ia mengalami pelayanan yang buruk dan terkesan urusannya di perlambat.
Dirinya merasa seperti “dibola-bola” disuruh dari satu tempat ke tempat lain, lain lagi dengan alasan jaringan internet yang lelet hingga dirinya harus menghabiskan waktu hampir 2 jam. Padahal, jelas terpampang didinding pengumuman apotek RSUD ini bahwa maksimal waktu tunggu hanya 30 menit.
Hal ini sebelumnya sudah pernah dimediasi oleh salah satu awak media dengan mempertemukan Albertus dan humas Supriyanto namun tidak membuahkan hasil.seperti yang diharapkan.
Dan alasan dr.Amrizal Amir tidak mau bertemu ibu katharina juga belum jelas.
” Nanti saya akan tanyakan kepada dr.Amrizal Amir alasan tidak mau bertemu Katharina Rohana” ucap Supriyanto.
Terkait surat yang tidak menjelaskan secara rinci penyebab kematian Agustinus sebagaimana yang dikeluarkan pihak RSUD lagi-lagi humas Supriyanto menjawab terkesan asal bunyi dan tidak profesional.
“Saya pun heran kok bisa surat keterangan penyebab kematian tidak jelas” kilah Supriyanto.Inikan aneh, jawabannya seorang humas.
Punbegitu Supriyanto berjanji pada Albertus bahwa dia akan bertanggungjawab.
“Tugas saya melayani masyarakat, sampean nggak usah takut, saya tanggungjawab” ucap Supriyanto meyakinkan.
Ketika awak media menanyakan adanya keterkaitan kasus ini dengan Covid-19 Supriyanto tidak memberikan jawaban namun ia mengarahkan ke yang lebih berkompeten menjawabnya. “Untuk pastinya, silahkan croscek ke Gugus Tugas Pencegahan Dan Penanganan Covid-19” kilah Supriyanto.
Dilain sisi, Dr.Saiful juru bicara pada gugus tugas covid-19 Dumai saat dikinfirmasi pada tanggal 23 April 2020 lalu di RSUD Dumai belum bisa memastikan keterkaitan keluarga Agustinus dengan covid-19.
“Saat ini tidak ada kepastian negatif atau positif seseorang terjangkit virus Corona Covid-19 sebelum hasil tes swab dikeluarkan,” terang dr.Saiful.
Dan berdasarkan konfrensi pers yang diadakan ketua DPRD kota Dumai Agus Purwanto,wakil ketua dan beberapa anggota lainnya, Jumat ( 24/04/2020 ) di gedung DPRD kota Dumai mengatakan bahwa Agus Purwanto menyoroti protap pencegahan Covid-19 yang dijalankan RSUD.
Dalam keterangan pers nya Agus Purwanto dan Hasrizal berkomentar tentang kecolongan pihak RSUD ketika ada seseorang bernama Paisal SKM,MARS bisa masuk keruang isolasi pasien positif Covid-19 dan melakukan foto selfi, sekalipun sang Paisal SKM,MARS memakai APD (Alat Pelindung Diri).
Satu lagi bukti ketidak profesionalan RSUD kota Dumai dalam pelayanan. Bahkan, Hasrizal akan menempuh jalur hukum jika keputusan politik DPRD menyikapi masalah tersebut tidak selesai.(DN)