Salak,TrikNews.Co–Inkubator, suatu alat yang berbentuk kotak berbahan plastik transparan. Alat ini memungkinkan bayi terhindar dari infeksi serta suara bising. Juga untuk menjaga tubuh tetap hangat terutama bayi prematur sangat membutuhkan inkubator.
Untuk itu Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Salak pada tahun 2019 lalu menganggarkan pengadaan inkubator untuk mobil ambulan atau transport inkubator senilai Rp. 190.000.000,- melalui e-katalog.
Menurut sumber yang layak dipercaya menyebutkan, keberadaan alat yang digunakan untuk merujuk bayi tersebut dari awal dibelinya hingga kini diduga sudah rusak.
Penanggung jawab ruangan yang membidangi Inkubator tersebut saat di konfirmasi belum lama ini mengatakan bahwa inkubator itu benar memang ada dibeli tahun 2019 lalu. Tapi ia mengaku saat pertama kali datang, colokan inkubator tersebut tidak ada, dari situ dia mengaku tidak mengetahui bagaimana kondisi alat medis tersebut.
Usai memberikan keterangan, kepala ruangan itu mengarahkan awak media agar menanyakan hal tersebut ke bagian data dan informasi. “Ke bagian data ajalah langsung turang kalau mau nanya jelasnya tentang data inkubator ini,” Ujarnya.
Mengikuti anjuran yang dikatakan kepala ruangan itu, awak media langsung menuju ruangan bagian Data, Informasi dan Rekam Medik. Alhasil pihak ruangan data memberikan keterangan yang tidak jauh berbeda dengan kepala ruangan sebelumnya.
Pihak data dan rekam medik menduga inkubator untuk mobil ambulan tersebut memang belum pernah digunakan, karena diduga tidak bisa dimasukkan ke mobil. “Terlalu besar sehingga tidak muat masuk ke mobil ambulan,” ujar pihak bagian data.
Yang lebih uniknya lagi saat dikonfirmasi, Kepala Bidang Sarpras, Horas Padang selaku PPTK kegiatan mengatakan bahwa semua inkubator bisa dimasukkan ke dalam mobil ambulan. Tidak mesti inkubator khusus yang dibeli untuk bisa dimasukkan ke mobil. “Setiap inkubator bisa masuk ke mobil lih, nda lot nasen mbelgah inkubator da lih,” Ujarnya menirukan 1/4 ukuran meja di depannya.
Ia juga membenarkan adanya pembelian inkubator tersebut dan mengatakan belum pernah digunakan. “Ia ada kita beli tapi hingga sampai saat ini belum kita gunakan karena memang belum pernah merujuk bayi,” ujar Horas.
Mencermati pernyataan Kabid Sarpras tersebut, diduga Horas membohongi awak media yang secara teknis tidak begitu mengetahui peruntukan transport inkubator itu. Sumber langsung menanggapi pernyataan Kabid Sarpras. “Kalau memang semua inkubator bisa dimasukkan ke dalam mobil ambulan, untuk apa pihak RSUD Salak membeli transport inkubator lagi? kan banyak inkubator di Rumah Sakit itu, itu aja dipakai,” Ujar sumber menanyakan.(Tim)