Medan, Triknews.co-DPC HBB (Horas Bangso Batak) Medan dan Deli Serdang menggelar acara doa bersama sekaligus penyalaan lilin di halaman Taman Makam Pahlawan Jalan Sisingamangaraja Medan, Minggu malam (17/7/2022), seklira pukul 19.00 WIB.
Kegiatan itu adalah dalam rangka mengenang Brigadir J yang meninggal, Jumat (15/7/2022), yang lalu. Di mana berdasarkan keterangan pihak kepolisian, Brigadir J meninggal usai terlibat saling tembak dengan Bharada E. Kejadiannya di rumah singgah Kadiv Propam Mabes Polri Irjen Pol Ferdy Sambo.
Personel Polsek Medan Kota yang hadir di lokasi, sempat mengimbau agar HBB membatalkan acara, dengan alasan belum memberikan surat pemberitahuan. Namun kegiatan tetap berlangsung, usai Ketua DPC HBB Kota Medan Tompson Parapat menyampaikan, bahwa niat mereka hanya untuk berdoa dan menyalakan lilin.
Selanjutnya, kegiatan pun berlangsung dengan tertib dan damai.
Sementara personil Polsek Medan Kota tetap memantau kegiatan sampai selesai, hingga para peserta membubarkan diri dengan tertib.
Dalam acara itu, sembari memegang lilin yang menyala, peserta kegiatan mendoakan agar Keluarga Brigadir J tabah menghadapi kejadian ini.
Sedangkan pihak kepolisian yang menangani kasus tersebut, juga mereka doakan agar bisa mengungkap ‘tabir’ yang ada di seputaran peristiwa saling tembak tersebut.
Pantauan wartawan dilapangan sejak pukul 18.00 WIB, anggota HBB sudah berkumpul di lokasi acara. Kemudian pada pukul 19.00 WIB, usai bernegosiasi dengan personel Polsek Medan Kota, mereka pun menggelar kegiatan.
Ketua HBB Kota Medan Tompson Parapat menyampaikan, bahwa tujuan kegiatan adalah untuk mendorong pihak kepolisian mengungkap kasus itu dengan terang-benderang.
“Kita tidak ingin ada rekayasa dalam penanganan kasus ini. Kita tidak ingin hukum tajam ke bawah tumpul ke atas,” kata ketua Tompson di salah satu bagian pernyataannya.
Ketum humun HBB Lamsiang Sitompul SH MHum, di waktu terpisah menyebut, bahwa asumsi publik yang beredar, harus jadi perhatian kepolisian.
“Publik tentu tidak percaya begitu saja dengan keterangan-keterangan pihak kepolisian. Kejanggalan demi kejanggalan terjadi, di mana peristiwa terjadi pada Jumat. Kemudian dipublis pada Hari Senin.
Dari kondisi jenazah juga kita duga, korban ditembak setelah meninggal. Dengan banyaknya luka sayatan bahkan luka-luka yang diduga akibat penganiayaan. Kapolri harus bertanggungjawab atas peristiwa itu.
Bagaimana seorang anggota kepolisian meninggal dengan keji. Institusi itu seolah berupaya menyembunyikan fakta.
Terkesan melindungi oknum tertentu. Dan kita duga ini adalah pembunuhan berencana,” kata ketua umum Lamsiang di Medan.
(Hot)