Jakarta, Triknews.co-Kabar memprihatinkan dan membuat kita prihatin terkait kondisi penggiat media sosial sekaligus dosen Universitas Indonesia Ade Armando yang masih dalam perawatan dokter secara intensif.
Dilansir dari monnt.com Ade Armando mengalami pendarahan di otak, masalah kandung kemih, hidung dan luka lebam setelah dikeroyok oleh massa dalam demonstrasi 11 April 2022.
Hal itu disampaikan oleh Sekjen Pergerakan Indonesia untuk Semua (PIS), Nong Darol Mahmada usai menengok Ade Armando di ruang rawat inap Rumah Sakit Siloam Semanggi, Jumat (15/4/2022).
“Kondisi Bang Ade masih terus intensif dimonitor oleh tim dokter secara holistik,” ungkap Nong dalam keterangannya dikutip Sabtu (16/4/2022).
Nong juga menerangkan bahwa saat ini, Ade masih membutuhkan istirahat dan tidak diizinkan berinteraksi demi mempercepat proses penyembuhan.
Lebih lanjut, Nong meneruskan pesan pihak keluarga yang menyampaikan terimakasih kepada semua pihak atas dukungan untuk Ade Armando.
Pihak keluarga Ade juga mengapresiasi kerja keras kepolisian yang berhasil mengungkap dan menangkap pelaku pengeroyokan Ade Armando.
Pihak keluarga meminta polisi untuk segera menangkap para pelaku yang belum berhasil dibekuk.
Mereka meminta para pelaku mendapatkan hukuman setimpal.
Motif Pengeroyokan
Kepolisian mengungkap motif dua tersangka kasus dugaan penganiayaan terhadap Ade Armando saat demo di depan Gedung DPR, Senayan, Jakarta.
Motifnya adalah karena tersulut emosi saat melihat kehadiran Ade Armando di tengah-tengah massa aksi unjuk rasa.
Hal ini diungkapkan oleh kedua tersangka yang lebih dulu ditangkap, yakni M Bagja dan Komar.
Keduanya ditangkap pada Selasa 12 April 2022.
Adapun Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Endra Zulpan menyampaikan, kepolisian telah memeriksa kedua pelaku.
Kombes E Zulpan menerangkan bahwa M Bagja mengaku ikut menganiaya korban lantaran kesal dengan perilaku Ade Armando di media sosial.
Sedangkan, Komar mengaku memukul Ade Armando karena terprovokasi dengan situasi di lokasi demo.
Polisi Buru Provokator Lain
Saat ini, polisi masih melakukan pengejaran terhadap sosok yang diduga menjadi provokator dalam pengeroyokan Ade Armando tersebut.
Sosok tersebut adalah pemilik akun dengan nama @MasAchep.
Pria itu diketahui menyebarkan informasi keberadaan Ade Armando saat demo 11 April 2022.
Foto itu diketahui sebelum terjadinya insiden pengeroyokan Ade Armando.
Dalam hasil swafoto itu, pria tersebut memberi lingkaran merah kepada dosen Universitas Indonesia itu.
Tangkapan Layar Postingan Mas Achep (Sumber: Twitter/leonardhan)
Dalam unggahannya, ia menulis
“Tolong diinfokan ke massa aksi kalau si Ade Armando ada di depan gdg DPR-MPR,” tulis pemilik akun Twitter, @MasAchep seperti dikutip dari Twitter @leonardhan, Sabtu (16/4/2022).
Daftar 7 Tersangka yang Sudah Ditangkap
Melansir Sabtu (16/4/2022) berikut adalah peranan setiap tersangka saat aksi:
Komarudin dan M Bagja
Polisi menyebutkan, Komarudin dan M Bagja memiliki motif yang berbeda saat menganiaya Ade Armando.
Yakni karena terprovokasi dengan situasi yang ada di TKP (tempat kejadian perkara).
Kombes Zulpan menjelaskan bahwa aksinya berkaitan dengan pesan di media sosial bahwa Ade Armando ada di lokasi aksi demonstrasi di Gedung DPR/MPR pada Senin lalu.
M Bagja pun mengaku memukul Ade Armando karena kesal dengan hal-hal yang disuarakan oleh korban di media sosial.
Abdul Latip
Pelaku berikutnya, Abdul Latip.
Saat mengeroyok Ade Armando, Abdul Latip teridentifikasi mengenakan almamater.
Ia ditetapkan sebagai pelaku setelah polisi melakukan identifikasi melalui foto dan video pengeroyokan yang beredar.
Kemudian, Abdul Latip kawasan Pelabuhan Ratu, Sukabumi, Jawa Barat, pada Kamis (14/4/2022)
Dhia Ul Haq
Dhia Ul Haq merupakan orang yang pertama kali memukul Ade Armando saat aksi.
Saat aksi di depan Gedung DPR/MPR itu, Dhia terlihat mengenakan topi hitam dan jaket hitam.
Dhia ditangkap di salah satu pondok pesantren di kawasan Serpong, Tangerang Selatan, pada Rabu (13/4/2022) dini hari.
Markos Iswan dan Alfikri Hidayatullah
Markos dan Alfikri telah ditetapkan menjadi tersangka pengeroyokan Ade Armando.
Keduanya ditangkap di dua lokasi berbeda, namun pada hari yang sama.
Markos ditangkap di kawasan Sawangan, Depok.
Sementara Alfikri diringkus petugas di Jagakarsa, Jakarta Selatan.
Ia merupakan sosok yang berperan sebagai provokator.
Pasalnya ia menyebar video hoaks dengan narasi “Ade Armando Sudah Mati”.
Saat ini, Arief sedang menjalani pemeriksaan lebih lanjut dalam kasus pengeroyokan terhadap pegiat media sosial tersebut dan diharapkan pihak kepolisian dapat mengungkap jika ada dalang di balik peristiwa ini.
(Montt/ RS).