Deli Serdang, Triknews.co-Kami selalu didepan menyuarakan ketidakadilan sosial bagi warga pinggiran yang tak sempat tangan dan mata Pemerintah melihat mereka,tentunya karena Pemerintah punya keterbatasan.
Hal diatas disampaikan ketua Yayasan Peduli Pemulung Sejahtera Uba Pasaribu kepada triknews.co, Senin (04/04/2022) di salah satu warung kopi seputaran jalan Gatot Subroto Medan.
Uba juga menyampaikan yayasan yang dipimpinnya sehari-harinya bergelut dengan dengan kaum masyarakat bawah dengan membantu dengan apa yang bisa dilakukan demi menolong kaum marginal tersebut.
Tidak jarang, meskipun harus blusukan ke tempat-tempat kemasyarakat paling bawah dengan segala rintangannya namun tidak mematahkan semangatnya dan para anggota. Semua itu dilakukan hanya semata-mata untuk melihat dan mendengar langsung keadaan mereka.
“Kepedulian kami dari Yayasan Peduli Pemulung Sejahtera, kami implementasikan dalam kasih sambil berbagi dan saling menopang pun di dalam kekurangan,” ucap aktivis kemanusiaan itu.
Salah satu yang kami lakukan, sambung Uba, saat ini kami wujudkan untuk Keluarga Lekjon Nainggolan bersama istrinya Yanti br Manik warga Jl. Pemasyarakatan Gg. Tomat Ujung, Desa Tanjung Gusta, Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara.
Hidup mereka benar benar memprihatinkan dan terlunta-lunta karena Lekjon Nainggolan (35) ayah dua anak ini enam bulan terakhir tak lagi bekerja memulung karena diduga mengidap sakit komplikasi sebagai tulang punggung keluarga tentunya berimbas kepada kedua anaknya yang terancam makan karena himpitan karena keadaan ini.
Merasa penasaran awak mediapun menyambangi keluarga dibawah garis kemiskinan ini ditemani ketua Yayasan Peduli Pemulung Sejahtera Uba Pasaribu.
“Belum makan anakku Pak tua, cuma makan supermilah tadi kukasih karena tak punya uang,”tangis Yanti saat berpapasan di tengah jalan dengan Uba Pasaribu dan triknews.co.
Mendengar hal itu, raut wajah Uba tampak kesedihan yang mendalam.
“Serasa remuk redam mendengar kisah pilu mereka, ucapnya seraya memberikan uang kepada yanti.
“Belikanlah beras dan lauk pauk,” ucap Uba.
Sesampainya di kediaman keluarga ini, Suaminya Jekson terlihat duduk dilanti seraya menyambut kami dengam senyuman lirih.
“Apa mau kukasih Amang, sayapun tak lagi memulung terkadang mau sekolah mereka makan Supermi, menunggu orang rumah pulang Parnah baru bisa beli beras satu ember kadang duapuluh ribu, “ucap Jekson setelah kami katakan bertemu dengam istrinya di jalan.
“Maniak do ate ateku tumagon do au dang mangan asalma mangan dakdanakon,alai bohama bahenon au pe marsahit amang (Pedih hati ini, lebih baik saya tidak makan asalkan anak-anak ini bisa makan, apalah daya saya sakit sekarang) ” ujarnya pilu dengan bahasa Batak Toba.
“Untunglah amang berbaik hati mengurus surat pindah kami, kalau tidak kami tak punya identitas, pujinya kepada Uba saat awak, imbuh Jekson.
Kepada awak media Uba Pasaribu yang dikenal lantang dan vokal memperjuangkan nasib orang kecil ini mengatakan sudah mengirimkan sembako untuk membantu keluarga ini dan ia juga meminta supaya pemerintah terdekat dengan masyarakat agar proaktif mendata warganya baik secara administrasi kependudukan maupun Sosial.
“Kita malu melihat fakta real seperti ini, aneh itu jika warga mengadukan nasibnya ke Lembaga Kesejahteraan Sosial, sementara ada pemerintah yang seluruh biaya hidupnya dapat gaji dari Pemerintah,” tandasnya kesal Selasa (05/04/2022) dan memunta agar pemerintah hadir memperhatikan keluarga-keluarga yang memprihatinkan seperti ini dan bagi warga yang punya lebih rezeki Uba berharap boleh berbagi kepada warga seperti Lekjon Nainggolan Yanti br Manik. (RS)
