Langsa, Trik News.co – Suara putaran rante Sepeda perlahan terdengar semakin mendekat menuju lokasi tempat pembuangan sampah masyarakat dilingkungan Bustanul Ulum Jl.Pasar Hewan Gampong PB Blang Pase Kec.Langsa Kota-Kota Langsa Jum’at malam tanggal 13 Agustus 2021 sekira pukul 20.15 Wib.
Tidak ada firasat lain saat mendengar putaran gesekan rante sepeda yang pada waktu itu kian lama kian mendekat, dibenak hati hanya ada satu yakni warga yang tinggal disekitar lokasi tempat pembuangan sampah yang sedang menaiki sepedanya untuk sesuatu keperluan.
Namun alangkah terkejut, dimana setelah hadir dihadapan yang tidak disangka-sangka pada sebelumnya, rupanya suara putaran gesekan rante sepeda milik seorang Kakek renta pencari botot (barang bekas).
Dengan pakaian lusuh seadanya yang menempel dibadan, si kakek tua renta itupun langsung dengan perlahan beranjak menghampiri ke-tumpukan sampah untuk melihat barang-barang yang bisa diambilnya untuk dijual.
“Dalam bincang-bincangya dengan si kakek, terdengar nada polos dengan sedikit serak, si Kakek itu mengatakan. “Saya tidak tahu harus berbuat apa untuk bisa menyambung hidup.
Saya jadi pemulung mengumpulkan barang-barang bekas, sambung si Kakek ini lagi, dituntut oleh keadaan yaitu untuk bisa makan sehari-hari. Kemudian saat kembali ditanyakan berapa kali sehari Kakek makan. Dirinya menjawab, “nggak tentu !”, jika ada uang, ada makan, namun dikala tidak ada uang, saya puasa menahan lapar.
Mendengar ucapan si Kakek ini, saya jadi terharu, dan saya beri sedikit uang kepadanya untuk dia beli nasi buat makan, dirinyapun bergegas meninggalkan saya pergi mencari warung nasi, menurut perkiraan saya, si Kakek ini dari pagi belum ketemu makanan.
Demikian kisah Mustafa yang juga salah seoarang penggiat media yang menyaksikan langsung seorang Kakek tua renta pencari Botot yang dirinya rela mengais sampah demi sesuap nasi, Sabtu (14/8).
Menyikapi fenomena seperti ini, maka secara tidak langsung hal itu mengisaratkan kepada kita, kepada para dermawan, dan orang-orang kaya yang berpunya, serta juga para pemimpin, baik itu pimpinan yang ada di tingkat gampong maupun pimpinan ditingkat Kab/Kota.
Dalam hal ini sebagai pimpinan harus jeli, rela, iklas, dan juga siap siaga untuk mengulurkan tangan membantu warga miskin yang hidup diatas penderitaan serta keterpurukan ekonomi seperti halnya Kakek renta pencari Botot yang mengaku bernama Sambas (63 th), tersebut. (Boy)