Simalungun,TrikNews.Co–Pengerjaan proyek infrastruktur yang menggunakan uang negara tentunya butuh pengawasan agar rekanan tidak bermain-main dalam melaksanakan pekerjaan dan tetap konsekuen dengan Rencana Anggaran Biaya (RAB) maupun spesifikasi teknis.
Anehnya, pengawasan itu sepertinya tidak berjalan pada proyek irigasi di Kecamatan Huta Bayu Raja, Kabupaten Simalungun. Kondisi Kerja, Proyek Irigasi Sudah Ambruk di Kecamatan Huta Bayu Raja. Dinas sumber daya air, cipta karya dan tata ruang Provinsi Sumatera utara melalui UPT Pengelolaan irigasi Bah Bolon, sepertinya lalai dalam mengawasi proyek yang ditanganinya.
Seperti halnya proyek irigasi yang disebut-sebut berbiaya Rp 12 Miliyar yang dikerjakan PT Lintong Bangun Makmur, diduga kurangnya pengawasan dari pihak Dinas SDA, sehingga rekanan seenaknya memanipulasi jenis dan campuran semen serta membangun tanpa pondasi yang mengakibatkan ambruknya bangunan yang belum lama selesai dikerjakan.
Meskipun sudah dilakukan perbaikan, ambruknya bangunan tersebut merupakan cerminan betapa tidak berkualitasnya hasil pekerjaan rekanan tersebut dan terkesan dkerjakan asal jadi.
Padahal anggaran yang menelan Rp 12 Miliar tersebut, untuk meningkatkan swasembada pangan yang dicanangkan Presiden RI Jokowidodo, dalam ketahangan pangan
Salah seorang warga Kecamatan Huta Bayu Raja, B. Panjaitan, Senin (20/7/2020) ketikan ditemui di lokasi mengatakan bahwa dirinya sangat kecewa dengan ambruknya bangunan irigasi tersebut. Menurutnya hal itu sudah dicurugainya sejak awal karena dikerjakan asal jadi dan tidak ada galian pondasi.
“Bila seperti itu pekerjaan semuanya, warga disini tidak terima. Kamipun dari awalnya sudah curiga, sebab pola kerjanya asal jadi. Kita lihat saja galian pondasinya tidak ada, batunya tidak dipecah, semenya lagi dan campurannya,” ujarnya dengan kesal.
Ditambahkannya, dinas terkait harus bertindak tegas dalam hal ini, karena pekerjaan tersebut menelan anggaran yang cukup menggiurkan.
“Orang dinas harus tegas dengan proyek tersebut, bila ini dibiarkan maka proyek ini akan sia-sia dengan anggaran yang cukup menjanjikan,” tambah Panjaitan.
Sementara Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) dari Dinas SDA Provsu UPT Sungai Bah Bolon, Kasirun belum berhasil dimintai keterangannya terkait ambruknya bangunan irigasi tersebut karena saat dihubungi melalui telepon selularnya dalam keadaan tidak aktif. (Team/Red)