Medan – Indonesia saat ini menghadapi masalah serius terkait kekerasan seksual, terutama di lingkungan kampus. Data terbaru dari Catatan Tahunan Komnas Perempuan (2022) mencatat angka yang mengkhawatirkan, dengan 338.496 laporan kekerasan terhadap perempuan, termasuk 4.660 kasus kekerasan seksual. Kampus menjadi sorotan utama dengan 27% laporan berasal dari situ. Namun, perlu dicatat bahwa data ini hanya mencerminkan sebagian kecil dari permasalahan, karena banyak korban kekerasan tidak melaporkan kasusnya. Laporan WHO (2022) bahkan menyebutkan bahwa 9 dari 10 korban kekerasan seksual tidak melapor, mengindikasikan bahwa jumlah sebenarnya bisa jauh lebih tinggi.
Sebagai respons terhadap masalah ini, mahasiswa dari Program Studi Antropologi Sosial, Universitas Sumatera Utara (USU), telah mengambil langkah penting dengan menciptakan komik “Ayo Bela Teman Kita” untuk mencegah kekerasan seksual di kalangan mahasiswa perguruan tinggi.
Proyek ini mendapatkan dukungan pendanaan melalui Program Kreativitas Mahasiswa yang didukung oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Tim mahasiswa di balik komik ini, yang dipimpin oleh David Dodi Lumbantobing, berhasil melewati serangkaian seleksi dan kompetisi yang ketat untuk mendapatkan dukungan ini.
Paula Sigiro, anggota tim, ketika diwawancarai pada Sabtu (23/9/2023) menjelaskan bahwa seleksi dan kompetisi internal di USU sangat ketat, dan hanya sedikit proposal mahasiswa yang mendapatkan pendanaan di tingkat nasional. Tim mereka adalah salah satu dari kurang dari 100 proposal yang berhasil mendapatkan dukungan khusus untuk USU.
Tim ini mengambil pendekatan berbasis data dalam menciptakan komik mereka. Mereka melakukan wawancara dengan berbagai pihak, termasuk mahasiswa, dosen, tenaga kependidikan, dan Satuan Tugas Penanggulangan Kekerasan Seksual di dua perguruan tinggi di Sumatera Utara. Data yang dikumpulkan dari wawancara ini menjadi dasar untuk konten komik mereka.
Cecilia Sitanggang, anggota tim, menjelaskan bahwa komik ini dirancang khusus untuk mahasiswa perguruan tinggi. Dalam usahanya untuk menarik perhatian, komik ini menggunakan bahasa yang sesuai dengan kalangan mahasiswa dan menghadirkan figur mahasiswa, termasuk diri mereka sendiri, dalam naratifnya.
Dr. Fotarisman Zaluchu, SKM, MPH, seorang dosen di Prodi Antropologi Sosial yang membimbing tim ini, mengungkapkan keprihatinannya terhadap permasalahan kekerasan seksual di perguruan tinggi. Ia berharap komik ini dapat memotivasi mahasiswa untuk lebih berani berbicara dan bertindak melawan kekerasan seksual, serta memperkuat rasa solidaritas di antara mereka.
Tim ini memiliki rencana untuk menguji coba komik “Ayo Bela Teman Kita” dalam waktu dekat di berbagai kelas. Jika uji coba ini sukses, mereka juga akan mengurus hak cipta atas karyanya.
Inisiatif ini menjadi langkah berani dalam upaya mencegah kekerasan seksual di perguruan tinggi dan membantu mahasiswa memahami peran mereka dalam melindungi diri sendiri dan teman-teman mereka dari ancaman yang serius ini. Semoga inisiatif seperti ini dapat menginspirasi tindakan lebih lanjut dalam mengatasi masalah kekerasan seksual di lingkungan pendidikan. (*)
[23/9 14.31] Uba Pasaribu: Teks photo:
Mahasiswa USU Ciptakan Komik ‘Ayo Bela Teman Kita’ untuk Pencegahan Kekerasan Seksual di Perguruan Tinggi. (UP)