BerandaDPD RISatwa Langka Tapanuli Terancam Program TMF Tambang Emas Martabe

Satwa Langka Tapanuli Terancam Program TMF Tambang Emas Martabe

Author

Date

Category

Tapanuli Selatan (Tapsel) TrikNews.co Perusahaan Tambang Emas , PT Agincourt Resources (Agricourt), baru baru ini meluncurkan program ekspansi lahan untuk keperluan penimbunan limbah yang terbentang di ekosistem Batang Toru.

Diketahui, Hutan Batang Toru merupakan habitat satu-satunya orangutan Tapanuli. Populasi orangutan Tapanuli diperkirakan hanya sekitar 577-760 individu, termasuk orangutan Sumatera (Pongo abelii).

Program Agricourt dengan tujuan perluasan lahan tailing management facility (TMF) akan membutuhkan perluasan sekitar 583 hektar hutan lindung yang diketahui hunian hewan dilindungi.

Secara tidak langsung, diduga Program Perluasan kebutuhan TMF Tambang Emas Martabe bagaikan ancaman bagi satwa penghuni hutan Tapanuli.

Berawal mulai beroperasi di kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel)  pada Tahun 2012 silam, Tambang Emas Martabe dibawah naungan perusahaan besar Agricourt  tercatat sudah mengelola Lahan Pasca Tambang mencapai lebih dari 114 hektare.

Keputusan ini menjadi kontradiksi bagi berbagai kalangan terutama masyarakat pencinta alam. Secara keseluruhan, acaman yang ditabur oleh perusahaan bukan berdampak kepada hutan Batang Toru saja, namun, ini ancaman bagi hutan Tapanuli.

Hutan Tapanuli memiliki Luas hingga mencapai sekitar 147.771,82 hektar, yang terbentang mencakup 3 Kabupaten yakni Tapanuli Utara hingga Tapanuli Tengah sampai Tapanuli Selatan. Sebelum berdirinya perusahaan raksasa yang terletak di wilayah pengunungan Tapsel, hutan ini sangat terkenal dengan keasrian dengan nama yang dikenal sebagai Bukit Barisan.

Gonjang ganjing rencana perusahaan ini membuat berbagai organisasi dan warga sekitar khawatir. Spesies langka di hutan Batang Toru bakal makin terjepit, sebab, ruang hidup mereka terhimpit industri ekstraktif. Selain dari itu, hulu lima DAS utama yang menjadi sumber air bagi hampir 100.000 orang warga Kecamatan Batang Toru.

Dikutip dari Journal Conservation Science and Practice, pada 2019,  ada 767 orangutan Tapanuli, tersebar di tiga blok hutan utama, blok barat menampung 581, blok timur 162, dan blok utara ada 24.

Dari hasil survei yang berhasil dilakukan, habitat orangutan Tapanuli di Batang Toru terus mengalami deforestasi dari tambang.

Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Permen LHK) Nomor P.20/2018, tambang AR merupakan habitat berbagai satwa, dilindungi atau tidak.

Dampak lain berupa eksplorasi yang yang terjadi beberapa tahun belakangan ini berupa tutupan vegetasi dan struktur komposisi spesies flora terestrial karena pembukaan lahan.

Disisi lain dampak program TMF tambang Martabe akan berakibat penebangan pohon untuk kebutuhan pembangunan sekitar 185.884 pohon.

Abai akan berdampak fatal diberbagai lini, Peduli walau sulit, akan berdampak lestari di berbagai aspek.

(Rimember)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Linda Barbara

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Vestibulum imperdiet massa at dignissim gravida. Vivamus vestibulum odio eget eros accumsan, ut dignissim sapien gravida. Vivamus eu sem vitae dui.

Recent comments

- Advertisement -spot_img