Deli Serdang — ( TrikNews. co ) — Forum Perumahan Pemukiman Sejahtera Bersama Selambo (FPPSBS) yang berada di Jalan Selambo, Desa Amplas Kecamatan Percut Seituan membantah pernyataan Kapolrestabes Medan yang menuding mereka mengerahkan geng motor untuk menyerbu rumah Ayub Marbun, Kepala Dusun setempat saat kerusuhan Senin 16 September lalu.
Timbang Tampubolon, salah satu tokoh di Selambo menyebut tuduhan Kombes Teddy tidak berdasar dan hanya mendengar penjelasan sepihak.
“Saya warga Selambo sekitarnya, menyatakan pernyataan pak Kapolrestabes kurang jelas. Saya rasa beliau hanya sepihak mendengarkan keterangan dari pihak kepala Dusun. Kami tidak mempunyai hubungan dengan geng motor,”kata Timbang Tampubolon, Kamis (19/9/2024).
Timbang menyebut, yang mendatangi rumah Ayub adalah mereka, bukan geng motor.
Awal mulanya, kata Timbang, sekitar pukul 10:18 WIB jantor Forum Perumahan Pemukiman Sejahtera Bersama Selambo (FPPSBS) diserang gerombolan geng motor.
Mereka disebut merusak rumah, mencuri sepeda motor kurang lebih 20 motor dan uang hingga menganiaya warga menggunakan senjata tajam.
Saat penyerangan, anggota forum mundur dari posko berjarak 300 meter menunggu bantuan dari rekan lainnya.
Setelah bantuan massa datang, akhirnya pihak Timbang berhasil memukul mundur komplotan geng motor.
“Kantor forum diserang dan banyak korban, kantor dibakar, angkot dan penjarahan diantaranya uang dirampas, rokok, sepeda motor sekitar 20 dan becak 5.”
Tak lama kemudian, keluarga dari para anggota
Forum Perumahan Pemukiman Sejahtera Bersama Selambo (FPPSBS) mau datang ke lokasi memberikan pertolongan.
Rupanya saat di jembatan penghubung, mereka dicegat oleh Ayub Marbun, Kepala Dusun setempat bersama Josua dan beberapa orang lainnya.
Karena dicegat, mereka melapor ke posko sehingga orang yang berada di posko datang ke jembatan.
Setibanya di jembatan terjadi keributan antara massa dari forum dengan Kadus hingga Ayub disebut meletuskan diduga senjata api.
“Anggota melapor ke posko gak bisa nyeberang sehingga warga yang ada di posko datang ke jembatan layang untuk konfirmasi.Kemudian ribut karena dihalangi dan disini ditembakan senjata api dari Ayub.”
Kemudian pihak dari Kadus mundur dan berlari ke arah rumahnya. Lantas massa dari forum mengejar Ayub hingga ke rumahnya.
Disinilah massa sempat cekcok di rumah Kepala Dusun dan mereka dituduh mengerahkan anggota geng motor, seperti yang diucapkan Kapolrestabes Medan.
“Makin banyak masa menyerang, Ayub mundur ke arah rumahnya. Makanya rumahnya diserang.”
Mereka menduga Ayub ada kaitannya dengan penyerangan posko mereka lantaran dia dianggap sudah mempersiapkan senjata dan sebagainya.
Mereka meminta supaya Polrestabes Medan objektif menanggani perkara ini, tidak hanya sepihak.
Sejauh ini, mereka sudah membuat laporan lebih dari tiga laporan Polisi karena diserang geng motor sebanyak empat kali.
Pertama dan kedua diserang sebelum terbentuknya forum masyarakat untuk menggarap lahan di kawasan tersebut.
Sedangkan penyerangan ke tiga dan ke empat setelah terbentuk forum mereka.
Pada Juni lalu, 12 anggota geng motor yang menyerang sudah ditangkap. Tapi sayangnya mereka diduga dilepaskan.
Mereka mendesak Polisi mengungkap dan menangkap aktor intelektual penyerangan ini, bukan cuma geng motornya saja
“Minta usut aktor intelektualnya dibalik geng motor ini.”
Masalah Lahan
Timbang Tampubolon mengatakan, Forum Perumahan Pemukiman Sejahtera Bersama Selambo (FPPSBS) memiliki anggota kurang lebih sebanyak 2 ribu orang.
Saat dibentuk pada bulan Mei 2024, anggota membayar biaya pembuatan kartu tanda anggota (KTA) sebesar Rp 25 ribu.
Rupanya, setelah pendaftaran ditutup ada lagi warga yang mau mendaftar sehingga mereka membayar uang sebesar Rp 500 ribu.
Maksud dan tujuan membentuk forum untuk menjadikan lahan eks Hak Guna Usaha (HGU) PTPN itu jadi pemukiman, bukan dijadikan bisnis.
“Yang Rp 500 ribu itu karena pendaftaran sudah kami tutup, resmi 2.000 orang. Itu dibuka lagi mengantisipasi kecemburuan sosial antara warga sekitar, kami terima dengan catatan atau biaya kontribusi karena sudah berjalan selama 3 bulan,”katanya.
“Target kami lahan itu jadi kampung bagi warga yang tidak punya rumah. Jadi, bukan banyak-banyak. Hanya satu rumah dan bukan dibisniskan,”sambungnya.
Soal lahan itu dikuasai lebih dulu oleh PT Bangun Graha Deli, Timbang tidak begitu membeberkan nya. cuma menyebut itu merupakan lahan milik masyarakat.
Kalaupun dikuasai PT Bangun Graha Deli, itu diambil dari masyarakat dengan cara paksa.
“Kalau kami masyarakat penunggu gak ada lahan siapa itu. Yang kami tahu itu lahan masyarakat.
Kalau ada itu tanah masyarakat, mereka pun mengambilnya dengan cara intimidasi.”
Sebelumnya, Kapolrestabes Medan Kombes Teddy Marbun mengatakan, keributan di Jalan Selambo, Desa Amplas, Kecamatan Percut Seituan rebutan lahan eks Hak Guna Usaha (HGU) PTPN II, antara PT Bangun Graha Deli dengan Forum Perumahan Pemukiman Sejahtera Bersama Selambo (FPPSBS) yang diinisiasi O Barus.
O Barus disebut bersama 2 ribu anggotanya menggarap lahan seluas 200 hektare di Desa Selambo, Desa Amplas, Kecamatan Percut Seituan.
Saat merekrut anggota, O Barus meminta sejumlah uang sebesar Rp 500 ribu dan dijanjikan diberikan tanah seluas 10 X 20 meter .
Lanjut Teddy, lahan yang digarap O Barus disebut lahan yang dikuasai lebih dulu oleh PT Bangun Graha Deli.
“Latar belakang adalah saling berebut lahan tanah antara PT BGD dengan kelompok Forum yang diinisiasi oleh OB Barus. Dia yang mengajak masyarakat yang bukan warga selambo ini menggarap kurang lebih 200 hektare bersama 2.000 orang masyarakat,”kata Kombes Teddy John Sahala Marbun, Rabu (18/9/2024).
Kelompok O Barus disebut Teddy merusak tembok yang dipasang PT BGD menggunakan alat berat beserta tanaman milik perusahaan tersebut.
Lantaran pengerusakan ini, PT BGD disebut menyewa kelompok geng motor untuk menyerang kelompok O Barus pada Senin 16 September lalu hingga merusak kantor Forum Perumahan Pemukiman Sejahtera Bersama Selambo (FPPSBS).
“pertama, bahwa kelompok dari geng motor yang dikerahkan oleh PT. BGD ini dengan membawa geng motor kelompoknya Neleng itu melakukan pengerusakan terhadap kantor forum bersama ini dan melakukan beberapa pembakaran juga sepeda motor,”ungkapnya.
Teddy menjelaskan, setelah kantornya diserang, pihak Forum Perumahan Pemukiman Sejahtera Bersama Selambo (FPPSBS) disebut mengerahkan kelompok geng motor juga.
Mereka merusak dan menyerang rumah Ayub Marbun, yang menjabat sebagai Kepala Dusun III A, Desa Selambo, Kecamatan Percut Seituan, Kabupaten Deliserdang.
Ayub ini dituding sebagai orang yang mengerahkan geng motor menyerang kantor
Forum Perumahan Pemukiman Sejahtera Bersama Selambo (FPPSBS).
Bukan cuma itu, kelompok geng motor dari pihak O Barus disebut Kapolres juga menganiaya sejumlah warga.
“Namun perjalannya menimbulkan isu bahwa yang menggerakkan kelompok geng motor ini adalah kadus, sehingga dari masyarakat forum ini melakukan upaya kekerasan dengan mengerahkan kelompok geng motor melakukan pengerusakan,”jelasnnya .
“pertama melakukan pengerusakan dan pelemparan terhadap rumah kadus Selambo dusun 3 Desa Amplas bernama Ayub dan juga melakukan pengerusakan rumah di tempat lain yaitu rumah hendro simamora di jalan teratai tanah garapan dusun 3 dan juga melakukan pengerusakan di rumah S Sinambela,”tambahnya.
Mantan Dirreskrimsus Polda Sumut ini mengatakan akan tetap memproses aksi saling serang ini secara objektif.
“jadi kita semua akan memproses beberapa kejadian yang dilakukan beberapa oknum ini, baik oknum geng motor, oknum forum, dan lainnya. Kita tidak mentolerir adanya tindak pengerusakan dan penganiayaan.”
Guna mengantisipasi kerusuhan serupa, Polrestabes Medan mengerahkan satu pleton Polisi berjaga di lokasi.
Polisi juga berkordinasi dengan pemerintah Kabupaten Deliserdang guna membahas tanah eks HGU PTPN.
“tanah ini sudah dipastikan tidak ada substansinya. ya kita akan lihat seperti apa. Kita imbau kepada masyarakat agar tidak ada lagi korban penipuan dari forum ini supaya forum ini yang bukan warga sini harus bisa melihat seperti apa keberadaan tanah di selambo dusun 3 ini.” ( H. P).