Batubara-Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD ) Sumatra Utara ( Sumut) fraksi Partai Keadilan Sejahtera ( PKS) Ahmad Hadian, kembali angkat bicara atas kecelakaan kereta api ( KA) yang menimpa Nazri Bin Diyeh (22) warga Dusun Lubuk Perigi Desa Pakam kecamatan Medang Deras ( 26/8) dini hari.
“Pemerintah tidak boleh abai terhadap permasalahan KA ini, mau sampai kapan rakyat Batubara dikorbankan? Mau nunggu ratusan orang mati tertabrak KA?
Solusi dari permasalahan ini sebenarnya sederhana.
Dalam hal ini Pemkab Batubara sebagai yang punya rakyat harus pro aktif berkoordinasi dengan Balai Teknik perkeretaapian Wilayah Sumut untuk segera di lakukan langkah langkah yang di perlukan, yang pertama, harus segera di bangun pintu pintu perlintasan sebidang lengkap dengan petugas penjaganya. Ada 10 perlintasan lebih yang harus di amankan. Kemudian langkah kedua, segera di bangun jalan kolektor untuk menampung perlintasan perlintasan sebidang yang kecil kecil sehingga nantinya cukup hanya ada tiga perlintasan saja.
Baltek Perkeretaapian jangan beralasan susah membebaskan lahan untuk jalan kolektor, anggarannya ada kok dari pemerintah pusat, tinggal koordinasi yang bagus dengan Pemkab Batubara.
Dan kepada masyarakat pun dihimbau kooperatif agar proses pembebasan lahan untuk jalan kolektor lancar dan segera tuntas “pungkas Ahmad Hadian saat di hubungi awak media (27/8) melalui WhatsApp.
Perlintasan KA tanpa palang pintu, kembali memakan korban jiwa.
Kali ini terjadi di simp, galon Desa pakam kecamatan Medang deras kabupaten Batubara (26/8 ) sekitar jam 13’15 wib,
Berdasarkan informasi yang di himpunan awak media, KA Datuk Blambangan dengan nomor BB 2037803 datang dari arah Kuala Tanjung menuju Tebingtinggi, dengan masinis Anggi Kurniawan (30) telah menabrak seorang pejalan kaki Nazri (22) warga Dusun Lubuk perigi Desa Pakam. sehingga meninggal dunia.
Hal ini sangat di sayangkan masyarakat karena hal ini kembali terulang, di mana sebelumnya telah terjadi beberapa kali kecelakaan serupa.
Hal ini membuat ketakutan bagi masyarakat, dengan adanya lintasan KA dimana belum memadainya palang pintu di setiap perlintasan.
Seperti di ungkapkan ibu Dewi kepada media, ” Belum lagi hilang dari ingatan peristiwa tabrakan yang terjadi di simp Simodong , kini terulang kembali peristiwa yang sama ”
Masyarakat sangat berharap agar pemerintah kabupaten Batubara beserta Balai Teknik perkeretaapian sesegera mungkin menyikapi hal ini. (Nazar)