Medan, (Triknews.co) – Dalam rangka peringatan Hari Kemerdekaan RI ke-79 tahun 2024, warga binaan perempuan (WBP) di Rumah Tahanan (Rutan) Perempuan Kelas IIA Medan berhasil mencatatkan prestasi membanggakan.
Dalam waktu 7 jam 9 menit, para WBP berhasil merajut 79 produk dengan menggunakan 7 jenis benang dan 9 warna berbeda secara nonstop, yang membuat mereka berhasil memecahkan Rekor MURI.
Kegiatan ini dihadiri langsung oleh Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) Sumatera Utara, yang memberikan dukungan penuh.
Dalam waktu hanya 6 jam, para WBP telah mencapai targetnya, sebuah pencapaian yang membanggakan bagi Rutan Perempuan Medan.
Plt Karutan Perempuan Kelas IIA Medan Kanwil Kemenkumham Sumut Tetty Ernawati Siahaan menyatakan rasa bangganya atas pencapaian ini.
Ia menekankan pentingnya pemberitaan positif dalam lingkungan Kemenkumham serta menegaskan bahwa setiap pegawai Kemenkumham harus mampu memberikan karya nyata yang berdampak positif bagi masyarakat.
“Ini adalah rekor MURI pertama di dunia dalam kategori ini, dan kami berharap Kemenkumham semakin baik lagi. Pelayanan kita harus berdampak kepada masyarakat, dan melalui kegiatan ini, warga binaan diharapkan memiliki keterampilan yang lebih baik sehingga saat mereka bebas nanti, mereka tidak lagi melakukan pelanggaran dan memiliki mata pencaharian”, ungkapnya.
Ia juga menyampaikan bahwa meskipun Rutan Perempuan Medan memiliki area yang kecil dan terbatas, semangat untuk berkarya tetap tinggi.
Pencapaian ini membuktikan bahwa dengan kerja sama yang baik dengan berbagai pihak seperti Kadin, perdagangan industri, Balai Besar Pelatihan Vokasi, dan lainnya, segala sesuatu bisa tercapai, termasuk memecahkan rekor MURI.
Ernawati Siahaan juga menyoroti peran penting Bapak Sarsaralos Sivakkar dari Rudenim Medan yang berkomitmen untuk membantu warga binaan yang telah bebas agar dapat ditampung, diawasi, dan diberi bekal agar tidak melakukan pelanggaran lagi.
Ia mengungkapkan bahwa ada beberapa mantan narapidana yang telah berhasil ditampung dan bekerja kembali berkat kerja sama ini.
Dari 16 warga binaan yang ikut serta dalam kegiatan merajut ini, perhatian khusus akan diberikan. Saat ini, Rutan Perempuan Medan menampung sebanyak 271 warga binaan.
Plt Karutan berharap program ini berkelanjutan, apalagi mereka telah mendapatkan sertifikasi selama 3 tahun ke depan untuk memastikan bahwa kegiatan ini dapat menjadi aset yang baik dan memberikan mata pencaharian berkelanjutan bagi warga binaan.
Program lain yang juga sedang berjalan adalah sebuah inisiatif yang disebut “Antara Aku, Kau, dan Dia,” di mana ada kerja sama antara petugas pembina, mantan narapidana, dan para pemangku kepentingan.
Program ini bertujuan untuk memberikan wadah bagi mantan narapidana agar bisa terus mendapatkan pelatihan dan kesempatan kerja berkelanjutan. (DM)