Medan, (Triknews.co) – Raut wajah yang cerah dan ceria serta kebahagiaan di rasakan, Tetty Ernawati Siahaan Plt. Karutan Perempuan Kelas IIA Medan Kanwil Kemenkumham Sumut sukses atas keberhasilannya mendapatkan Rekor MURI satu-satunya di Dunia dalam membina WBP dalam bekerja Merajut benang selama 7 jam 9 menit nonstop yang menghasilkan 79 produk dengan 7 benang dengan 9 warna benang yang berbeda.
“Jadi kenapa kita mendapat rekor MURI, karna tanpa henti dan dalam waktu 6 jam saja mereka sudah mendapati targetnya”, ucapnya disela-sela kunjungan wartawan unit Kemenkumham Sumut ke Rutan Perempuan, Kamis (22/08/2024)
Karutan Perempuan Kelas IIA Medan Kanwil Kemenkumham Sumut Tetty Ernawati Siahaan mengatakan, kebanggaannya saat penyerahan rekor MURI tersebut yang diberikan langsung oleh Bapak Kakanwil Sumut Anak Agung Krisna pada waktu itu.
“Karutan juga selalu memberitakan pemberitaan yang positif di kemenkumham Sumut. Kami sebagai pegawai kemenkumham harus memberikan karya, jadi melalui karya nyata ini kemenkumham Sumut semoga semakin bersinar”, tuturnya.
Tetty menambahkan, baru ini Karutan satu-satunya mendapatkan rekor MURI di seluruh dunia.
“Harapan kami, Kemenkumham semakin baik lagi tentunya. Yang penting pelayanan kita berdampak lah kepada masyarakat. Jadi, warga binaannya dapat merasakan manfaat yang besar. Dengan adanya kegiatan ini mereka kita harapkan memiliki ketrampilan atau skill yang baik lagi, sehingga waktu bebas mereka tidak melakukan pelanggaran dan ada mata pencarian”, harapnya.
Disebutkannya, walaupun Rutan ini termasuk kecil areanya dan kurang luas tetapi kita tetap semangat.
“Ini membuktikan Rutan Perempuan sudah WBK, kemudian ternyata bisa memecahkan rekor MURI yang sangat berdampak kepada warga binaan”, bebernya.
Dikatakannya, ini tentu saja kerja sama dengan stakeholder, kadin, perdagangan industri, balai besar pelatihan pokasi dan aktifitas dan kemudian terlebih-lebih terkhusus kepada Karudenim Medan Bapak Sarsaralos Sivakkar.
Karna Bapak Sarsaralos ini berharap warga binaan yang bebas itu ditampung dan mereka diawasi kemudian diberi bekal. Jadi mereka tidak melakukan pelanggaran lagi dan wujudnya sangat nyata.
“Ada beberapa narapidana kita yang sudah bebas di tampung dan bekerja dibekali. Dari 16 orang warga binaan yang ikut merajut ini, akan kita berikan perhatian khusus”, jelasnya.
Tetty berharap lagi, supaya kegiatan ini selalu berkelanjutan. Karna ini mendapatkan sertifikasi untuk selama 3 tahun ke depan untuk menjadi aset yang baik dan mata pencaharian berkelanjutan.
Program kita sebenarnya sudah ada dan sudah disiapkan sebuah rumah yang dikatakan “Antara Aku, Kau dan Dia” yang juga kita sebagai petugas pembinanya dan stakeholder yang menjadi pemerhati.
“Jadi ada satu wadah dan kita lakukan kerjasama dengan pak Sarsaralos Rudenim bagi warga binaan yang sudah lulus pelatihan untuk dipekerjakan berkelanjutan”, tutupnya. (DM)