Medan – Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Sumatera Utara, Agustinus Panjaitan, mengingatkan para pemilik dan operator bus pariwisata untuk berhati-hati dalam memodifikasi kendaraan. Hal ini disampaikan karena banyak bus pariwisata di Sumut diduga telah dimodifikasi tanpa mengikuti ketentuan dan peraturan yang berlaku.
“Modifikasi ini sering dilakukan tanpa standar yang tepat, dan hal ini dapat membahayakan keselamatan penumpang,” ujar Agustinus kepada wartawan di Medan, pada Rabu (26/6).
Agustinus menekankan pentingnya mematuhi peraturan dan memodifikasi kendaraan hanya di bengkel karoseri yang terakreditasi. Modifikasi yang tidak tepat dapat mengurangi kestabilan kendaraan dan meningkatkan risiko kecelakaan. “Keselamatan di jalan adalah tanggung jawab kita bersama. Mari kita ciptakan lingkungan transportasi yang aman dan nyaman untuk semua,” tambahnya.
Dishub Sumut akan terus melakukan pengawasan ketat terhadap uji kelayakan bus pariwisata dan mengarahkan mereka untuk memasuki terminal. Agustinus juga mengajak masyarakat untuk lebih waspada dalam memilih bus pariwisata yang telah terjamin keamanannya.
Lebih lanjut, Agustinus menjelaskan, merombak bus lama yang sudah tidak beroperasi dapat menimbulkan berbagai risiko. Struktur rangka yang melemah akibat korosi atau kerusakan lain bisa menyebabkan rangka tidak mampu menahan beban dengan baik, meningkatkan risiko kecelakaan. Selain itu, komponen rem dan suspensi yang aus atau tidak berfungsi dengan baik juga berpotensi menyebabkan kegagalan rem atau ketidakstabilan saat berkendara, terutama pada kecepatan tinggi atau di medan sulit.
Agustinus menambahkan, mengubah ketinggian dan ukuran bus tanpa perhitungan yang tepat juga bisa mempengaruhi pusat gravitasi kendaraan, membuatnya lebih mudah terbalik saat berbelok atau dalam kondisi darurat. Sistem kelistrikan yang usang pada bus lama juga berisiko kelebihan beban jika ditambah fitur baru, yang bisa memicu kebakaran atau kegagalan listrik. “Selain itu, mesin bus lama yang tidak optimal dapat menyebabkan kegagalan mesin di tengah perjalanan, yang sangat berbahaya jika terjadi di tempat yang sulit dijangkau,” imbuhnya.
Dengan berbagai potensi risiko ini, Agustinus berharap para pemilik dan operator bus pariwisata lebih memperhatikan aspek keselamatan demi keamanan penumpang dan pengguna jalan lainnya. “Mari kita utamakan keselamatan dalam setiap perjalanan,” pungkasnya. (*)