Langsa: Trik News.co – Tuha Peut (BPD) Gampong Teungoh Kecamatan Langsa Kota, Pemko Langsa, bla-blakan ungkap dugaan realisasi APBG Perubahan yang diajukan geuchik inisial SF untuk pencairan anggaran dana desa (ADD) tahap akhir tahun anggaran 2023 terhitung dari bulan 10, 11, dan 12, APBG tersebut diduga bodong sarat rekayasa.
Menurut mereka, usulan APBG perubahan yang diajukan geuchik ke pihak terkait yang merealisasikan anggaran dana desa (ADD) tahap akhir itu, pengesahan usulan APBG tersebut tanpa dibubuhi tandatangan dan stempel oleh Ketua Tuha Peut.
Terkait hal ini, hanya satu anggota Tuha Peut yang melakukan penandatanganan usulan APBG perubahan yang dilakukan geuchik, sementara anggota Tuha Peut yang lain tidak ikut dalam mendatangani pengesahan anggaran perubahan.
“Kami kecewa dan bertanya-tanya, kenapa Geuchik inisial SF tidak transparan dengan kami Tuha Peut dalam pengelolaan anggaran dana desa (ADD), dan ini terbukti, sambung mereka lagi.
“Waktu kami minta rekapitulasi usulan rencana pembangunan Gampong, geuchik memberikan kepada kami rekapitulasi tanpa ada mata anggaran.
“Kemudian pada tanggal 9 Januari 2024, kami diberikan surat pemberitahuan bahwa RAPBG penyusunan anggaran tahun 2024 sudah dilakukan berikut isinya terlampir.
“Kami heran, karena kami tidak tahu apa isi RAPBG 2024 tersebut, beber salah seorang Tuha Peut kepada trik news.co dengan nada penuh kecewa, Sabtu (13/1/2024).
Lanjut mereka lagi, “kami Tuha Peut Gampong, sepertinya tidak dianggap keberadaan kami oleh geuchik, seharusnya geuchik tahu apa tugas kami Tuha Peut Gampong sebagai perwakilan masyarakat dimana yang pertama adalah, “membahas dan menyetujui Anggaran Pendapatan dan Belanja Gampong, membahas dan menyetujui qanun Gampong.
Selanjutnya, timpal mereka lagi, kami juga berhak untuk mengawasi pelaksanaan kegiatan Pemerintahan Gampong, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan Gampong.
“Selain dari itu, kami juga ikut dalam merumuskan kebijakan Gampong bersama Geuchik, serta memberi nasehat dan pendapat kepada Geuchik baik diminta maupun tidak, karena itu, jangan ada kata-kata, kami geuchik tidak memerlukan Tuha Peut, ini salah besar, tutur mereka.
Lebih lanjut mereka (Tuha Peut-red) menjelaskan, selain mengetahui tugas dari Tuha Peut, geuchik juga harus tahu fungsi Tuha Peut yaitu melaksanakan fungsi legislasi,membahas/merumuskan dan memberikan persetujuan terhadap penetapan Qanun Gampong.
“Kemudian membahas rencana pendapatan dan belanja Gampong sebelum ditetapkan menjadi anggaran pendapatan belanja Gampong, untuk hal ini, kami tidak dilibatkan oleh geuchik, aku mereka seraya mengatakan, geuchik jalan sendiri dan tidak transparan dengan kami Tuha Peut sebagai perwakilan masyarakat yang ada di Gampong, tandasnya.
Sementara itu nada serupa juga di katakan oleh masyarakat Gampong setempat yang minta namanya tidak ditulis wartawan media ini, menurut dia, geuchik Gampong Teungoh inisial SF saat ada warga yang tertimpa musibah keluarga meninggal, kata dia.
“Pihak Gampong cuma membantu pengadaan kain kafan yang terkadang diberikan tidak lengkap sebagaimana layaknya, untuk anggaran ini jika dinilai dengan besaran nilai uang yaitu sebesar Rp.500.000,- rupiah.
“Menurut dugaan kami, sambung warga lagi, disini juga ada indikasi mar’up pengadaan kain kafan, dan kami berharap agar program santunan kematian ini bisa dievaluasi kembali, karena banyak kejanggalan dalam program bantuan ini, masyarakat banyak yang kecewa dengan program geuchik SF yang sepihak tanpa musyawarah dengan Tuha Peut, pungkasnya.
Terpisah inisial SF Geuchik Gampong Teungoh yang dikonfirmasi guna perimbangan pemberitaan lewat pesan chat WhatsApp nya dan juga panggilan yang dilakukan trik news.co, tidak berhasil, menurut dugaan geuchik SF sudah memblokir nomor WhatsApp Wartawan media ini, selanjutnya berita dikirim naik tayang di meja redaksi. (B.01)