Oleh: Jodis Simanullang
Prodi Kesejahteraan Sosial FISIP USU
Penulis : Jodis Simanullang (200902054)
Praktik Kerja Lapangan (PKL) merupakan salah satu media bagi mahasiswa Kesejahteraan Sosial Fisip USU dalam mengembangkan kemampuan dan kapasitasnya sebagai calon pekerja sosial dalam memberikan upaya pelayanan sosial terhadap pemerlu pelayanan kesejahteraan sosial (PPKS).
Kemensos Sentra Bahagia Medan yang merupakan balai rehabilitasi sosial yang memberikan upaya pelayanan sosial terhadap pemerlu pelayanan kesejahteraan sosial (PPKS) dipilih oleh Praktikan (Jodis Simanullang 200902054) sebagai tempat dalam pelaksanaan kegiatan praktikum II yang akan dijalankan oleh Praktikan sendiri guna mengembangkan pengalaman dan kecakapan penguasaan keahlian Praktikan sebagai seorang calon pekerja sosial profesional. Kegiatan praktikum II ini dilakukan secara individu oleh Praktikan. Praktikan diharapkan mampu mengaplikasikan metode pekerjaan sosial dengan metode groupwork ke dalam mini project yang akan dilaksanakan dalam rangka mengembangkan dan mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh kelompok anak korban kekerasan yang menjadi klien Praktikan dalam kegiatan praktikum ini.
Praktikan melakukan praktik intervensi pekerja sosial dengan metode groupwork terhadap enam orang anak korban kekerasan di Sentra Bahagia di Medan. Adapun tahapan yang dilakukan dalam pelaksanaan intervensi dengan metode groupwork adalah sebagai berikut :
a. Pendekatan
Dalam menjalin kedekatan hubungan dengan kelompok anak korban kekerasan yang akan menjadi klien Praktikan dalam intervensi ini tidaklah mudah. Sejak awal Praktikan mencoba menjalin relasi dengan klien, beberapa diantara mereka yang masih memiliki trauma membuat mereka sulit untuk berkomunikasi dengan orang baru. Bahkan terdapat anak yang setiap kali didekati oleh Praktikan mencoba untuk selalu menghindar. Namun seiring berjalannya waktu, semakin sering bertemu dengan Praktikan, anak-anak tersebut juga akhirnya semakin terbuka dengan Praktikan dan mau bersosialisasi dengan Praktikan.
b. Asesmen
Dalam tahapan ini, Praktikan melakukan asesmen dengan teknik observasi dan wawancara kepada masing-masing klien. Pada saat observasi dengan klien, praktikan melihat bahwa dalam keseharian klien sering terjadinya perilaku-perilaku yang kurang baik terjadi diantara sesama klien sehingga menimbulkan perselisihan diantara sesama klien. Selanjutnya, untuk menggali lebih dalam permasalahan tersebut, praktikan melakukan wawancara kepada setiap klien, dimana Pertanyaan yang diajukan oleh Praktikan ialah tentang seberapa sering klien dalam melakukan suatu bentuk perilaku tertentu. Dari hasil wawancara, di temukan bahwa perilaku yang paling sering terjadi dan berpotensi menjadi sumber permasalahan di antara anak-anak sesama klien ialah sebagai berikut : Memarahi, membentak, malas belajar, tidak mengerjakan PR, dan berantam dengan teman. Dengan perilaku yang demikian sering terjadi, perlu dilakukan upaya untuk menurunkan sering terjadinya perilaku-perilaku tersebut.
c. Perencanaan
Adapun yang menjadi rencana intervensi yang dipilih oleh Praktikan dalam menyelesaikan permasalahan tersebut adalah melalui terapi bermain kelompok. Terapi bermain kelompok (Group Play Therapy) adalah terapi yang dilakukan dengan menggunakan alat-alat permainan dalam situasi yang sudah di persiapkan untuk membantu anak dalam mengekspresikan perasaannya. Dalam terapi bermain kelompok tentunya di butuhkan adanya partisipasi dari setiap anak. Dalam keterlibatan tersebut diharapkan nantinya akan dapat membangun kedekatan hubungan antara anak yang satu dengan anak yang lainnya. Terapi bermain juga dapat berpengaruh dalam mengurangi masalah perilaku pada anak serta juga mampu meningkatkan keterampilan pada anak.
d. Pelaksanaan
Pelaksanaan intervensi dilakukan dengan Praktikan mempersiapkan sarana permainan di perpustakaan. Adapun daftar permainan yang di persiapkan adalah berupa permainan-permainan yang mengharuskan setiap anak untuk memiliki kerja sama tim yang baik. Diantaranya, permainan tebak gambar di punggung, mengangkat bola dengan stik, dan menyusun kata. Di setiap permainan, Anak-anak dibagi menjadi dua dan tiga kelompok. Sebelum memulai permainan, praktikan melakukan ice breaking terlebih dahulu. Ice breaking dilakukan dengan menanyakan kabar dari setiap anak-anak dan bagaimana perasaan yang sedang mereka rasakan. Apabila terdapat anak yang memiliki perasaan yang sedang tidak baik, Praktikan mengajak anak-anak yang lain untuk memberi semangat terhadap anak tersebut. Selanjutnya untuk memulai permainan, Praktikan menjelaskan terlebih dahulu peraturan dan tujuan dari setiap permainan. Selama berlangsungnya permainan, anak-anak terlihat senang dan bersemangat terhadap permainan tersebut. Meskipun terkadang ditengah-tengah permainan terdapat sedikit keributan karena kurangnya sikap saling menghargai, namun permainan tetap berlanjut setelah Praktikan mencoba memberi penjelasan kepada anak-anak. Hingga di akhir permainan, anak-anak merasa senang dan bahagia karena jenuh yang mereka rasakan sedikit hilang dengan adanya permainan tersebut.
e. Evaluasi
Adapun hasil yang diperoleh dari intervensi yang dilakukan, yaitu melalui terapi bermain kelompok ialah adanya perubahan perilaku dalam diri klien, dimana terdapat perilaku yang sebelumnya sering dilakukan oleh klien, kini sudah jarang bahkan tidak lagi dilakukan. Diantaranya perilaku marah-marah dan mengeluarkan perkataan kotor yang sudah jarang terlihat dan terdengar oleh Praktikan setelah intervensi dilakukan.
f. Terminasi
Sebagai tahap akhir dari pemberian intervensi oleh Praktikan, maka Praktikan melakukan pemutusan hubungan dengan klien sebagai tanda berakhirnya intervensi. Hal ini bertujuan untuk memberikan kesempatan bagi klien untuk dapat secara mandiri dalam mengatasi permasalahan mereka tanpa bergantung dengan Praktikan. Praktikan memberikan kata-kata motivasi kepada klien.
Melalui kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) II ini, Praktikan berharap kiranya klien dapat lebih baik lagi kedepannya dan kepada seluruh pihak yang terlibat dalam pemberian layanan sosial khususnya rehabilitasi sosial di Sentra Bahagia agar dapat lebih mengajak penerima manfaat dalam melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan kedekatan hubungan di antara sesama penerima manfaat, sehingga melalui kegiatan-kegiatan tersebut dapat mendorong terjalinnya hubungan yang baik dan kekeluargaan diantara sesama peneri