BerandaNewsPemakaian Aparatur Desa Demi Pilpres Bukan Cara Cerdas Tapi Pilihan Karena Kepanikan

Pemakaian Aparatur Desa Demi Pilpres Bukan Cara Cerdas Tapi Pilihan Karena Kepanikan

Author

Date

Category

Samosir-Jika ada yang berbicara, kalau ada yang masih nyinyir terkait pencalonan anak muda yang akan maju sebagai cawapres adalah bagian kepanikan. Bisa justru orang itu sendiri yang panik karena semua fakta dan bukti kecurangan itu dibuka selebar-lebarnya ke depan publik. Justru malah orang itu yang panik karena niat tidak baik berkuasa memakai alat negara di suarakan keras, pada Sabtu.(25/11/23)

Karena benar saja, kekhawatiran publik setelah sebelumnya ada lembaga tinggi negara sudah dipergunakan dan manfaatkan untuk memuluskan langkah salah satu ponakan agar bisa maju pada pilpres mendatang. Kini justru kekhawatiran itu benar lagi adanya. Aparatur negara yang tergabung dalam APDESI, sudah dimanfaatkan untuk mendukung salah satu Paslon.

Seperti yang diungkapkan oleh Luhut Sidjabat (Bapak Citra) salah satu Koordinator Daerah di Kabupaten Samosir dikatakannya, “Padahal didalam keanggotaan APDESI itu terdapat pejabat dasa yang masih aktif dan bekerja di masyarakat. Apalagi acara yang digelar di gelora bung Karno pada hari Minggu, 19 November 2023 yang lalu juga dihadiri oleh perwakilan tim pemenangan salah satu Paslon, sesuatu yang jelas sangat melanggar aturan. Padahal dalam aturan pejabat aktif tidak boleh terlibat politik praktis.

“Karena di dalam Pasal 280 Undang-undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu (UU Pemilu), kepala desa, perangkat desa, dan anggota badan permusyawaratan desa dilarang menjadi pelaksana/tim kampanye paslon capres-cawapres. Jelas bawaslu harus tegas memutuskan peristiwa dan masalah serius ini. Jangan hanya berani keras pada Paslon lain tapi lembek pada Paslon tertentu”, tegasnya.

“Apalagi sekarang sering muncul narasi jika ada kritik dan sindiran pada paslon itu, mereka menganggap paslon lain takut kalah. Padahal di lapangan sangat jelas pelanggaran yang mereka buat dan jelas ada aturan yang dilanggar. Penyelenggara pemilu seperti Bawaslu, panwaslu atau bahkan KPU sendiri wajib memberikan teguran keras atas tindakan ini, agar kepercayaan publik juga bisa baik”, ungkapnya lagi.

Seperti yang diungkapkan salah satu Cawapres Mahfud MD, “Jika dalam sepakbola ada pengadil lapangan yang berlaku tidak adil, maka jangan salahkan ada pendukung yang tidak terima dan turun ke lapangan. Meski kita tidak mendukung aksi kekerasan apapun alasannya, tetapi sebagai masyarakat kita juga berharap penyelenggara pemilu bisa adil dan tegas tidak pandang bulu. Karena ini bukan hanya cerita soal kekuasaan, tapi soal masa depan Indonesia!!”.(Red/Tim)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Linda Barbara

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Vestibulum imperdiet massa at dignissim gravida. Vivamus vestibulum odio eget eros accumsan, ut dignissim sapien gravida. Vivamus eu sem vitae dui.

Recent comments

- Advertisement -spot_img