Medan, Triknews.co-Kematian Dedy Syahputra pada Jumat, 1 September 2023, akibat tumor tenggorokan telah mengguncang hati banyak orang.
Namun, yang membuat tragedi ini semakin menyakitkan adalah kenyataan bahwa ia meninggal sebelum sempat mendapatkan pengobatan yang dibutuhkannya, semua karena kendala administrasi kependudukan.
Dedy Syahputra, seorang penduduk Desa Klambir Lima Kebun, Medan, adalah salah satu korban dari permasalahan birokrasi yang sering kali menyulitkan warga dalam mengakses layanan kesehatan yang sangat penting. Keluarga Dedy menjelaskan bahwa ia tidak dapat menerima perawatan medis yang diperlukan karena kendala dana dan kehilangan Kartu Keluarga.
Meskipun Dedy pernah memiliki Kartu Keluarga di Medan, kartu tersebut hilang karena masalah pribadi dengan mantan istrinya. Sebuah cerita yang tragis, di mana Dedy seharusnya bisa mendapatkan perawatan medis segera, tetapi ia terjebak dalam lingkaran administrasi yang tak kunjung selesai.
Ketika masyarakat setempat dan tim sahabat orang miskin bersatu untuk membantu Dedy, mereka segera membawanya ke Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Medan untuk memverifikasi data dengan biometrik mata. Hasil verifikasi menunjukkan bahwa Dedy adalah penduduk sah di wilayah tersebut.
Namun, saat keluarga Dedy diminta untuk mengurus surat keterangan opname agar kartu keluarganya dapat diproses, waktu terus berjalan. Pada pukul 23.50 WIB, Dedy Syahputra menghembuskan nafas terakhirnya, meninggalkan keluarga dan masyarakat yang telah berjuang keras untuknya dalam duka yang mendalam.
Meninggalnya Dedy Syahputra adalah pengorbanan yang tidak seharusnya terjadi. Semoga kisahnya menginspirasi perubahan yang mendalam dalam pelayanan kependudukan dan layanan kesehatan, sehingga tidak ada lagi yang harus kehilangan nyawa karena birokrasi yang tidak manusiawi. Dalam memperingati Dedy Syahputra, kita harus berkomitmen untuk memastikan bahwa setiap orang mendapatkan perawatan kesehatan yang mereka butuhkan, tanpa terkendala oleh administrasi yang njelimet(Red)