BerandaCelebrityLasman Simanjuntak Sang Penyair dengan 14 Karya Pilihan, Ini Dia!

Lasman Simanjuntak Sang Penyair dengan 14 Karya Pilihan, Ini Dia!

Author

Date

Category

Menulis puisi tak pernah mati, sajak-sajak pilihan selalu soroti masalah sosial.

Demikian dikatakan oleh Penyair dan Sastrawan Pulo Lasman Simanjuntak di Jalarta, Kamis (17/8/2023) yang dilahirkan di Kota Surabaya pada tanggal 20 Juni 1961.

“Dalam 14 sajak yang saya tulis ini banyak menyoroti masalah-masalah sosial yang terjadi di area kehidupan saya, terutama sebagai penyair dan wartawan,” katanya lagi.

Belajar sastra secara otodidak dan menempuh pendidikan di Sekolah Tinggi Publisistik (STP-IISIP, Jakarta , karya puisi pertama dimuat di Harian Umum KOMPAS berjudul IBUNDA pada bln Juli tahun 1977.

Setelah itu karya puisinya (1980-2023) telah dimuat di 25 media cetak (koran, majalah, dan suratkabar mingguan) serta di 100 media online (website)dan majalah digital di Indonesia dan beberapa negara ASEAN.

Ratusan karya puisinya (1980-2023) telah diterbitkan dalam 7 buku antologi puisi tunggal serta 25 buku antologi puisi bersama para penyair di seluruh Indonesia.

Saat ini sebagai Ketua Komunitas Sastra Pamulang (KSP), Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten.Selain itu juga menjadi anggota aktif puluhan komunitas sastra di Jakarta dan sekitarnya.

Selain dikenal sebagai penyair dan sastrawan-sering diundang membaca puisi di PDS.HB Jassin, TIM, Jakarta-Pulo Lasman Simanjuntak sehari-harinya juga dikenal sebagai rohaniawan yakni sebagai Ketua Jemaat Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh (GMAHK) Jatinegara Jakarta Timur.

Dalam tiga tahun terakhir ini-pasca pandemi covid-19- ia juga ‘rajin’ memposting karya puisinya di media sosial (facebook, instagram, dan youtube), serta dalam group-group Komunitas Sastra di Jakarta & dan beberapa negara ASEAN terutama di Malaysia.

Saat menulis puisi, penyair yang namanya telah masuk dalam buku “Apa & Siapa Penyair Indonesia ” dan buku “Leksikon Sastra Indonesia ini” punya prinsip Menulis Puisi Memang Tak Pernah Mati.

“Saya akan tetap menulis puisi sampai turun ke dunia orang mati,” tegasnya .

Berikut di bawah ini 14 karya sajak pilihan dan terbaik.Selamat membaca.

Sajak

Pulo Lasman Simanjuntak

MANUSIA TAKUT TERBANG KE SURGA

“seperti boneka kapas dari kepala sampai kaki berjubah putih , ” seruku saat belum mematahkan tiang-tiang berhala masih ada aroma butiran tembakau, teh tebu, alkohol hijau, dan perzinahan rohani di mezbah baal

semua sepakat memenggal jejak arang
terperangkap
dalam lingkaran ruang
batu-batu roh

“dia duduk bersujud,rambut sebahu amat kecil,”
berteriak sajakku
saat itu tercekik
waktu membuka kitab suci

muatan angin malam mengingatkan kepada gembala dan domba
meluncur deras
dari bukit-bukit pengorbanan
di bawah pohon rimbun
ditentang para nabi

sayap-sayap beelzebul lalu dipatahkan ! berkeping-keping
muntah darah
dosa-dosa ganjil

usus perut meledak
di pinggul rumah-rumah hitam
kuasa kegelapan

mula pertama tak berziarah tiap dinihari menabur kembang
persundalan teramat dalam
penyakit kusta masuk ke dalam tong sampah
daging janin kubanting ke tanah

tertidur pulas dalam sumur kering
otak disiram bunga api mabuk air keras

daun pintu hati yang dulu rajin diketuk
dikunci sangat terikat
kuncinya ialah layangan terbang ke negeri-negeri orang

menggilas genteng rumah
mengangkut tabut perjanjian
sampai sekarang

Jakarta, 2022/2023

TERJEBAK

memasuki musim bulan suci
sudah dua puluh satu hari lebih
matahari redup tak bisa bermimpi lagi
diantara ; jam rolex mati, sepeda motor matik, sampai emas berkarat milik perawan tak punya nyali

maka kutancapkan
iman bait suci ini
yang hanya andalkan puisi
milik pujangga
sedang menghitung peti mati

oh, hari esok sama dengan seribu tahun
menunggu pesta perkawinan suci
siap berenang di negeri bawah telapak kaki

(sementara anakku masih rajin menghapal jumlah muntahan peluru mesiu, tumpahan minyak goreng di selokan, krisis pangan di depan mata sampai makin melambungnya harga-harga jelang kematian dini),

Jakarta 2022/2023

PETI MATI

sosok lelaki prematur
rajin tidur di peti mati
ranjangnya cuaca yang selalu cerah
atau matahari tak berputar lagi

kadang ia jadi semut hitam
kadang jadi ikan kelelahan
di kolam dan air mineral yang nyaris pingsan

tiba-tiba mimpinya dibawa ke rumah sakit tua
di pinggir kota milik pelukis belanda
sehingga masih tersisa untuknya
satu ruangan sempit untuk rumah duka

setiap perbincangan tentang sosok lelaki prematur
jamaah pasti ingat peti mati
dengan harga tak pasti

hanya teringat kemiskinan masa kanak-kanak
hatinya pasti masuk permukiman liar
jiwanya disiram arak putih
perjudian dalam tanah kuburan
perzinahan sedarah dan sedaging

Jakarta, 2022/2023

LELAKI MATA TULI JATUH DI RANJANG SEPI

lelaki mata tuli jatuh di ranjang sepi
tubuhnya dari kertas emas
seperti hewan pemalas
takut menyapa matahari begitu keras

lelaki mata tuli tidur di ranjang sepi
bantalnya batu ditiup angin pagi
tak memikirkan harga-harga
pangan melambung tinggi
air minumnya dari bensin dengan bayaran hanya kuitansi

sekarang lelaki mata tuli
sedang merenung di kamar mandi
disetubuhi bau terasi dan bangkai tikus mati
rajin onani berulangkali
ia ingin memeluk negeri khatulistiwa ini
tanpa kelaparan lagi

Jakarta, 2022/2023

KELAPARAN AKUT
-episode dua-

membangun mezbah batu pagi ini
kembali membuat otak kecilku
terluka parah
dirajam seorang lelaki
tanpa kelamin

matahari terlihat kian kurus
menusuk-nusuk paru-paru
ke dalam perut rumah persinggahan
selalu gelisah antara dua pilihan kelabu

mencuri sepiring beras merah
ataukah berteriak di pinggir jalan sambil memungut persembahan

hayo, ajakku sambil menggendong
sekarung derita di bahumu tulang belulang
kita mulai bangkit berdiri
di pinggiran kota pandemi ini

sebab masa kelaparan telah tiba
di depan pintu negerimu nusantara
kutagih terus utang renternir dua miliar rupiah
bersamaan dengan datangnya
kenaikan harga bahan bakar minyak
yang bakal tergilas
pecah seperti balon gas

Jakarta, 2022/2023

SAJAK KRITIS

hari ini kembali sajakku menjahit sunyi
tanpa angin pagi
hanya suara aliran air kolam
ikan-ikan setengah lumpuh

membuat sajakku semakin kelaparan
mau kemana dibawa tubuhmu ke padang ilalang
tak ada mata uang
di sana kering kerontang

(sementara dari jarak dekat seorang lelaki tuli mondar-mandir
menyusup dalam sajakku
yang telah berkemas
untuk menjual nyawa
barang mati apa saja yang bisa dimakan dengan rakus)

Jakarta, 2022/2023

TIGA MANUSIA DALAM CAWAN LEBUR

tiga manusia telah berdoa sianghari
di bawah matahari dungu

mereka selalu berkeliaran
di taman eden yang terluka
bergumul dengan ayat-ayat suci

mereka masih butuh sepiring syair
yang bakal dimasak sampai matang
buat santapan ritual tanpa ada beras
seperti pekabaran kesehatan malam tadi
kita harus melenyapkan makanan daging halal

tiga manusia ini terus menunggu
kabar dari benua yang selalu bawa bencana
sejak dinihari telah disodorkan lewat penyakit gula dosis tinggi
yang sempat juga menawarkan souvenir
lagu pujian generasi milenial

ya, Debata
datanglah dengan segera !

Jakarta, 2022/2023

ULANGTAHUN MEMBACA SUARA TUHAN

hujan deras yang dimuntahkan di atas ranjang keluh kesah ini
tak dapat lagi mengundang mimpi-mimpi purba
(masa lalu ?)
yang selalu terjebak dalam sebuah permukiman liar
banjir airmata dan rasa sesal dibungkus irama kemandulan

lalu saat sunyimu pesiar ke sebuah bangunan tua dalam kota
telah diamarkan lewat seorang nabi perempuan

“melahirkan seorang anak harus melalui tangan Tuhan, bukan menghambur-hamburkan spermamu ke dalam cawan kemiskinan ,” pesannya lewat jendela pesakitan dari seberang pulau sumatera

maka pagihari bertelut dan berdoalah
saat usiamu telah bergerak
dalam kesakitan tak berkesudahan
tetaplah membaca suara Tuhan
karena ini ujian iman seperti abraham

tataplah lagi
matahari basah di depan rumah
terbanglah seperti burung rajawali semakin tinggi
menembus langit baru dan bumi baru

jangan gelisah
tiang awan mendung juga telah kirim makanan
sehingga para pemulung tak akan bertegur sapa lagi
siapa mau menjual kesetiaan sumpah pernikahan
kudus, kudus,
aku tak mau kelaparan
dan mati usia belia

Jakarta, 2022/2023

USIA 59 TAHUN, DICATAT DI BUKU KEHIDUPAN

hari ini usiamu kembali
dicatat di buku kehidupan
yang tekun dibaca tiap
pagi sebelum gerhana matahari
mau menyapa diri ini

sambil menebar ayat-ayat suci di meja makan tanpa makanan haram
anak-anak kita nantinya
mengetahui betapa beratnya
cawan lebur
ditanam di pekarangan rumah ibadah
aliran air-Nya berimbas sampai ke tulang-tulang doamu yang teramat panjang

sabar, sabarlah, katamu
menutup percakapan sejarah
di tubuh taman bebatuan
telah lama mati haid kekeringan dan keheningan

Jakarta, 2022/2023

MENULIS PUISI TANPA MEZBAH PAGI

menulisi puisi tanpa mezbah pagi
bersama permaisuri mati suri
larik puisi ini ternyata masih membutuhkan seribu ton beras impor
yang tersimpan dalam kompor

menulis puisi tanpa mezbah pagi
bersama perkawinan kurus kering kerontang
bait puisi ini ternyata masih membutuhkan tiupan daun-daun migas
tersembur liar dari cuaca makin panas

lalu kemanakah penyair usia senja ini mau bercerita
gadai gitar yang bisa bernyanyi rock n roll dengan perut lapar
pinjaman oline yang bertebaran dalam
paru-parunya yang lumpuh setengah badan
ataukah kupilih terus menulis puisi
tanpa matahari risih
tanpa sungai mati
tanpa laut berombak kisruh
tanpa kuburan
dengan kain kafan kejang-kejang

masihkah iman ini kuat
ditusuk bertubi-tubi
dengan jutaan jarum kebenaran

Jakarta, 2022/2023

MATI SURI

obrolan petang ini telah jadi
kesaksian pendek
mengapa matahari kian kurus kering
langit biru melahirkan tulang belulang ditiup angin kemarau kehabisan nafas alam semesta

“aku butuh dokter kulit untuk suntikkan vitamin dosis liar
sebab sindirin ini telah membuat mimpiku semakin jauh dari rumah tanpa suara paranabi ,” katamu seraya malas menyantap makanan najis di atas meja makan

sudahlah, kataku
mari kita bersetubuh di ranjang kolam ikan itu
agar tubuhmu makin gemuk
serta dapat membuang pikiran-pikiran yang membatu

jangan lagi taruh pisau tajam
di ujung bibirmu yang kian menyusut karena dilindas penyakit katarak menahun
atau kecelakaan lalu lintas
di trotoar yang menjual angan-angan patah hati

Jakarta, 2022/2023

METAFORA TUBUH

perjalanan ini kembali lumpuh !
padahal sudah diselimuti
tiang awan dan tiang api

bersinarlah matahari
ritual tanah pagihari
menusuk cahayanya
pada perut dan kaki
lapar kembali lagi

“lihatlah jantung kirinya makin membengkak seperti dia menjelma jadi binatang melata yang malas untuk tidur di kandang margasatwa,” kata anakku yang rajin menyebar ratusan paku tajam dari pulau-pulau terluar

seperti sadrakh,mesakh dan abednego
dalam ancaman dapur api
maka perjalanan ini
harus terus dibangun dengan kesetiaan bertubi-tubi

sampai tembus langit ketiga
sampai pintu kasihan ditutup kabut
turun ke dunia orang mati
ditimbun batu-batu roh

Jakarta, Senin 7 Agustus 2023

PERTEMUAN DUA

siapa mau bersajak
sepanjang perut dan tiang beton-
di bawah kepala jalan tol

melayang-layang udara beracun di dahan
tiap pagi masih mempersembahkan
sepiring kemenyan
di mezbah bunga mawar
liar dan garang

telah salah dihapalkan
penyanyi beriman
dengan gitar kusam
pujangga pengangguran
bertaburan angan-angan

itu pikiran pertamamu
ketika kusergap
percakapan di pintu rumah
bertemu lelaki kecil jantan
berselimutkan kain sarung
ditulis sajak-sajak usang

satu abad kemudian
sepotong ginjal tak bernilai jual
dipotretnya semua perkawinan
retak
tak bergerak

masikah ia setia
bersetubuh
dengan birahi angin malam

Kebayoran Baru, Jakarta, 097/023

PERTEMUAN EMPAT

mari kita bangun sebuah kapal besar
tahan badai laut
di atas gunung batu
tak ada serpihan awan
cuaca kering

untuk pekabaran terakhir
nyanyian dari malaikat
sepanjang seratus dua puluh tahun
buat orang-orang yang rajin bersembunyi
di kuil-kuil pemujaan
matahari bersetubuh dengan para dewa baal

suatu pertemuan telah dilakukan
ribuan jam terbang
engkau masih sibuk
mencuri buah jarum
dari dalam perut laut

kemarin disodorkan daging adat
sekarang kesetian darah anggur
harus dipikul rata.

Jakarta, 097/023

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Linda Barbara

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Vestibulum imperdiet massa at dignissim gravida. Vivamus vestibulum odio eget eros accumsan, ut dignissim sapien gravida. Vivamus eu sem vitae dui.

Recent comments

- Advertisement -spot_img