Jakarta, Triknews.co-– Senter terdengar kabar IMF meminta Indonesia untuk segera menghapus atau mencabut kebijakan hilirisasi pengelolaan sumber daya alam khususnya biji nikel dalam dokumen “IMF Executive Board Concludes 2023 Article IV Consultation with Indonesia”.
Dalam dokumen tersebut IMF menyampaikan kebijakan Indonesia seharusnya berlandaskan analisis terkait biaya, manfaat lebih lanjut, serta pertimbangan dampak terhadap wilayah lain.
Yonge Sihombing, Penulis Buku “Jokowi The Most Effective Economic Leader in The World”
“Terkait kritikan dan permintaan IMF tersebut, saya pun menulis artikel singkat ini berujuan Pertama; untuk menjawab kritikan dan permintaan IMF; Kedua; untuk menjelaskan hilirisasi Indonesia kepada publik; dan Ketiga; untuk mendorong pemerintah, dunia usaha, akademisi dan masyarakat Indonesia untuk menggelorakan GHI,” ujar Yonge. Kamis (6/7/2023).
Hilirisasi adalah proses atau strategi suatu negara untuk meningkatkan nilai tambah komoditas yang dimiliki sehingga komoditas yang tadinya di ekspor dalam bentuk mentah diubah menjadi barang setengah jadi atau jadi.
Prosesnya terjadi setelah tahap produksi di pabrik atau tempat pengolahan lainnya dan melibatkan tahapan pemrosesan, pengemasan, distribusi, serta penjualan produk.
Jika dilihat dari sisi bisnis dan ekonomi Indonesia, Mantan Asisten DPR-RI ini mengatakan GHI sangat penting karena dapat mempercepat peningkatan nilai tambah produk, memberikan peluang pasar yang lebih luas, memberikan keuntungan yang lebih besar bagi produsen, menciptakan lapangan kerja baru, meningkatkan pertumbuhan ekonomi, dan menumbuhkembangkan enterpreneurship Indonesia.
Sedangkan untuk Indonesia sendiri, secara keseluruhan GHI memiliki beberapa manfaat, yaitu:
1. Memberikan nilai tambah pada produk Indonesia
Produk awal yang masih mentah melalui tahap pengolahan memiliki kualitas dan nilai tambah yang lebih tinggi sehingga meningkatkan daya saing di pasar.
2. Menciptakan lapangan pekerjaan baru Indonesia
Proses hilirisasi memerlukan banyak tenaga kerja sehingga dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru yang dapat membantu mengurangi angka pengangguran di daerah sekitarnya.
3. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi dari tingkat daerah sampai nasional
Produk yang telah diolah akan memiliki nilai tambah yang lebih tinggi, sehingga dapat meningkatkan pendapatan daerah dan nasional.
4. Menciptakan produk baru Indonesia yang bisa dipasarkan di pasar internasional.
Produk yang telah diolah akan memiliki kualitas dan standar yang lebih baik, sehingga dapat memenuhi kebutuhan pasar internasional lalu akan membuka peluang baru untuk meningkatkan ekspor dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
5. Mengoptimalkan penggunaan sumber daya alam yang tersedia
Sumber daya alam yang ada akan dioptimalkan penggunaannya, sehingga tidak hanya meningkatkan nilai tambah produk, tetapi juga meminimalisir limbah yang dihasilkan. Dengan demikian, hilirisasi juga memberikan manfaat lingkungan dan keberlanjutan sumber daya alam yang lebih baik.
Hilirisasi menjadi salah satu solusi yang efektif untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu daerah dan negara. Dari hal ini lah penulis buku “Jokowi The Most Effective Economic Leader in The World”, Yonge Sihombing meminta Gerakan Hilirisasi Indonesia (GHI) dideklrasikan di Indonesia.
Sebab hal tersebut juga bisa menjadi momentum pergerakan bagi seluruh komponen masyarakat Indonesia agar tidak didikte oleh negara lain. “Karena Indonesia memiliki kedaulatan sebagai sebuah bangsa dan negara yang merdeka,” pungkasnya.(RS)
Sumber: SMN