Medan Utara, triknews.co-Kelangkaan Gas Elpiji Tabung 3 Kg yang di Subsidi Pemerintah untuk kalangan masyarakat miskin, kini banyak di manfaat golongan orang kaya maupun pengusaha dengan menggunakan, Gas Elpiji Oplosan dari 3 Kg menjadi 12 kg bahkan 50 kg, pada Selasa. (4/7/2023)
Salah satu penyebab kelangkaan gas melon jatah masyarakat kecil diduga adanya pembelian dalam skala besar gas 3 kg bersubsidi yang belakangan diolah menjadi 12 Kg berwarna biru ataupun tabung pink. Aktifitas pengalihan gas dalam tabung 3 kg menjadi 12 Kg komersil ini dikenal masyarakat luas dengan sebutan pengoplosan.
Salah satu lokasi yang diduga dijadikan tempat pengoplosan gas ini berada dikawasan Jalan Jala IV, Gang. Sanjaya, Link 03, Kel. Rengas Pulau, Kec. Medan Marelan atau yang lebih dikenal dengan nama kawasan Touchit.
Sejak 2 tahun lebih beroperasi, gudang dikelilingi tembok ini membuat resah warga sekitar. Selain menimbulkan suara kebisingan, aktifitas pengoplosan tersebut juga rawan meledak dan menimbulkan kebakaran. Yang terparah, perbuatan yang tidak direstui hukum tersebut juga menimbulkan langkanya ketersediaan gas melon ukuran 3 kg yang seharusnya dinikmati kalangan masyarakat bawah.
“Beroperasi udah lama bang. Bising suara yang ditimbulkan. Kami gak begitu banyak tau aktifitas didalam, tapi yang kami tau dari dalam gudang itu sering keluar masuk pickup bawa tabung gas biru dan merah jambu”, sebut warga disana.
“Senada dengan itu, Rindu butar-butar ketua HBB Medan Utara, ingin meminta kepada pihak terkait, baik Polres Pelabuhan Belawan,Polda Sumatra Utara, Kejatisu serta DPRD Kota Medan, diduga adanya lokasi Mafia penyulingan gas di taucit, rengas pulau,Kec.Medan Marelan”, terang rindu butar-butar kepada wartawan.
“Saat ini Horas Bangso Batak (HBB), terkesan saya membentuk organisasi ini adalah yang ingin menyampaikan aspirasi masyarakat, terhadap pemerintah dan, “Saya sekarang meminta kepada pihak-pihak terkait tentang laporan-laporan dari warga di Belawan dan di wilayah Medan Utara, kelangkan gas elpiji 3 kilo subsidi dari pemerintah.
“Dan kita menduga bahwa adanya praktek-praktek pengoplosan, yang dilakukan oleh seseorang Mafia pengoplosan gas elpiji 3 kg dengan skala besar, hingga terjadinya kelangkaan gas elfi 3 kg di masyarakat”, ucap Ketua HBB.
Banyak pihak dan bahkan banyak pihak yang mengoplos dari 3 kilo, ke 12 kilo, bahkan 50 Kilo, yang akan dijual kepada pihak industri yang pantasnya membeli dengan harga industri, kini dengan adanya Mafia gas dengan harga jauh di bawah harga pasar yang semestinya dari pemerintah.
“Hal ini yang mengakibatkan kelangkaan gas 3 kilo, di kalangan masyarakat, sesuai dengan laporan dari masyarakat yang kita terima, “Saya sebagai ketua HBB sangat miris!!.., mendengarkan keluhan-keluhan para pedagang-pedagang kaki lima, Mamak yang mau memasak tidak mendapatkan gas ini, bahkan sekarang pun minyak tanah tidak ada lagi di jual yang sudah digantikan gas 3 kg, masih juga di mainkan oleh para Mafia gas 3 kg, demi meraup keuangan besar.
Informasi beredar setiap hari, Gas diangkut dengan mobil yang berlalu lelang melintasi seputar taucit, untuk di distribusi kan ke kalangan restoran dan perhotelan serta pengusaha”, papar Ketua HBB.
“Akan tetapi sesuai dengan apa yang kita dari rekan-rekan kita HBB, bahwa adanya bahkan banyak salah satu yang diduga mengadakan Oplosan 3 kilo, ke 12 kilo, hingga 50 kilo, di daerah taucit, kecamatan Medan Marelan, Kelurahan Rengas Pulau, dan saya meminta sekarang ini, “Saya sedang berkoordinasi ke pihak Polres Belawan, Polda Sumatera Utara, akan melakukan sweeping, ke lokasi tersebut”, tegasnya.
“Apabila ini tidak dikenal lanjuti, Kami sangat mengharapkan bahwa kelangkaan gas elpiji, yang dirasakan masyarakat, kami meminta kalau tidak ditindak dan ditutup lokasi tersebut, kami akan melakukan sweping bersama masyarakat.
Jadi apabila ini tidak dalam Minggu ini, karena sudah hampir satu bulan bahkan sudah banyak masyarakat ataupun pedagang-pedagang kecil di pinggir jalan yang memerlukan gas,namun tidak ada dijual.
Masyarakat untuk memasak atau menjual goreng-gorengan sangat sulit mendapatkan bahkan berhenti memasak, Kami sangat miris!, Melihatnya sebagai organisasi HBB yang ingin menyampaikan aspirasi masyarakat”, Kata Ketua HBB.
Terhadap Pemerintah,kusunya Pemko Medan, “Saya meminta kepada walikota Medan Bobby Affif Nasution, menutup lokasi tersebut, sebelum terjadinya aksi sweping masyarakat medan utara sekitarnya untuk membakar lokasi tersebut.
Terkait praktik kegiatan lokasi gas oplosan Gas oplosan elpiji 3 kilo, “Agar dipermudah dan disalurkan gas 3 kilo itu kepada masyarakat, dan Pertamina juga sebagai pengawas terkesan adanya permainan dari Mafia Gas sehingga lokasi tersebut sudah lama beroperasi”, pungkas Ketua HBB.
“Ingat Kami ngak main-main dalam waktu 1 X 24 Jam Kalau ini tidak di tindaklanjuti kami akan segera bergerak melakukan sweping”, ucapnya.
Pengoplosan dari 3 kilo, ke 12 kilo,yang memang jauh beda Harganya sesuai dengan laporan yang kita terima, bahwa pihak industri menerima yang seharusnya orang itu beli Rp.22O.000 pertarungan 12 Kg, dari dari pedagang untuk usaha bisa di beli Rp. 160.000 pertarungan 12 kg, “Ya !!.., wajar saja kalau 3 kilo, yang 3 kilo dioplos ke 12 kilo.
Informasi yang di peroleh para Mafia meraup keuntungan sekitar Rp. 50.000 per tabung, sehingga kalau di kalikan maka Mafia mendapatkan keuntungan sangat besar perharinya”, tutup Ketua HBB.(Red/Tim)