Oleh: Lisbet Rizona Br Sianturi
Pendidikan adalah tonggak kemajuan suatu bangsa yang artinya perkembangan suatu bangsa ditentukan oleh mutu pendidikan yang ada didalamnya. Sehingga, bangsa yang maju adalah bangsa yang memiliki kualitas dan mutu pendidikan yang baik. Situs WorldTop20.org merilis peringkat pendidikan dunia tahun 2023. Terdapat 20 negara yang tergolong dalam pendidikan terbaik dan Indonesia tidak termasuk di dalamnya. Indonesia berada pada peringkat 67 dari 203 negara. Kemudian, berdasarkan laporan World Population Review dengan judul Average IQ by Country 2022, Indonesia menduduki peringkat 10 dari 11 negara di Asia tenggara dan peringkat 130 tingkat intelligence (IQ) di dunia.
Permasalahan ini menjadi tugas negara dalam pengembangan pendidikan. Selama ini, pendidikan di Indonesia selalu berpusat kepada guru. Sehingga, murid tidak memiliki kesempatan untuk menyalurkan gagasannya. Akibatnya, murid akan mengalami kemandekan berkreatifitas, berpikir dan menyalurkan gagasan akibat pembelajaran yang terlalu kaku dan monoton. Program merdeka belajar sebagai terobosan baru yang diluncurkan oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nadiem Makarim berupaya untuk mengembalikan kewenangan antara guru dan siswa agar bersama-sama diberikan kesempatan dalam mengajar. Siswa tidak hanya berfokus pada pembelajaran dari guru, serta guru berhak mengajar sesuai dengan metode, bahan ajar atau penilaian masing-masing.
Kampus Mengajar sebagai bagian dari MBKM secara lebih spesifik bertujuan untuk membekali mahasiswa dalam pengebangan diri melalui aktivitas di luar kelas dengan beragam keahlian dan keterampilan. Dengan menjadi mitra guru dan sekolah, diharapkan melalui program ini. Mahasiswa dapat menumbuhkan kreativitas dan inovasi dalam pembelajaran sehinggan berdampak pada peningkatan kualitas belajar siswa.
Kualitas pembelajaran dapat diberi pengertian sebagai intensitas ketertarikan sitemik dan sinergis pengajar, anak didik, kurikulum dan bahan ajar, media, fasilitas, serta sistem pembelajaran dalam menghasilkan proses dan hasil belajar yang optimal sesuai dengan tuntutan kurikuler (Suparno, 2004:7). Adapun indikator yang memberikan gambaran mengenai kualitas pembelajaran siswa dan mutu proses yang terjadi antara lain sebagai berikut: (1) antusias menerima pelajaran, (2) konsentrasi dalam belajar, (3) kerja sama dalam kelompok, (4) keaktifan bertanya, (5) ketepatan jawaban, (6) keaktifan menjawab pertanyaan guru dan siswa lainnya, (7) kemampuan memberi penjelasan, (8) membuat rangkuman, (9) membuat kesimpulan (Sardiman, 2008).
Metode Basik (basik tepat trik cara ku simak) adalah kepanjangan dari baca asik, hitung cepat, tulis menarik, berani berbicara, fokus menyimak. Metode ini adalah bentukan dari penulis yang menitik beratkan pembelajaran pada terciptanya siswa yang memiliki minat belajar dan kepercayaan diri yang tinggi. Minat belajar dapat diartikan sebagai suatu kesukaan,kegiatan atau aktivitas akan mendukung kelancaran kegiatan belajar. Artinya jika metode yang dilakukan disenangi oleh siswa maka secara tidak langsung, siswa memiliki minat belajar dengan metode tersebut. Namun, minat belajar tanpa kepercayaan diri merupakan hal yang buruk. Jika siswa sudah memiliki minat belajar namun tidak mampu menyalurkan gagasannya akibat ketakutan yang terlalu besar. Maka, siswa tersebut akan terbekam oleh ketakutannya sendiri. Sehingga, perlu adanya dorongan dan motivasi dalam membangunrasa percaya diri peserta didik.
Dalam penelitian ini, saya sebagai praktikan, Lisbet Rizona Br Sianturi 200902026 melakukan Praktik Kerja Lapangan 1 untuk meningkatkan minat belajar siswa sekolah dasar dengan menggunakan metode basik dibawah bimbingan dosen pembimbing lapangan (DPL) Bapak Agus Suriadi, S. Sos., M. Si., serta guru pamong SD 060880 Ibu Ria Ariyani, S. Pd., dan dosen pengampu mata kuliah PKL 1 Bapak Fajar Utama Ritonga, S. Sos., M. Kesos. UPT SDN 060880 berada di Jl. Pendidikan No.22, Polonia, Kec. Medan Polonia, Kota Medan, Sumatera Utara. Dengan jumlah subjek penelitian 11 siswa dengan 4 bulan masa praktik
1. Engagement, Intake, and Contract
Tahapan ini adalah awal dari pemberian praktek pertolongan; yaitu membangun kedekatan guna terjalinnya relasi anara klien serta klien memiliki rasa kepercayaan terhadap pekerja sosial untuk membantu mengatasi masalah yang ada pada diri klien. Tahap ini juga sebagai kontrak awal dengan klien mengenai kesepakatan untuk terlibat dalam keseluruhan proses yang akan dilaksanakan. Pada tahap ini, pendekatan dilakukan kepada siswa kelas 1, dalam menjalin kedekatan perlu dijelaskan maksud kedatangan penulis ke sekolah.
2. Assessment
Assessment merupakan tahap pengungkapan atau pemahaman masalah. Artinya suatu tahap untuk mempelajari permasalahan yang dihadapi klien. pada tahap ini terdiri dari pernyataan masalah, analisis situasional, perumusan secara integrative dan evaluasi masalah. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan potensi, kebutuhan serta jaringan sosial klien untuk menentukan tahapan-tahapan penyelesaian masalah. Berdasarkan hasil wawancara serta pendekatan yang dilakukan dengan siswa kelas 1, terdapat 3 siswa yang tidak pandai membaca serta seluruh siswa kurang percaya diri. Saat awal pendekatan siswa cenderung diam dan tidak responsif ketika ditanya. Mereka menganggap jika diberi pertanyaan akan merasa malu apabila jawabannya salah.
3. Planning atau perencanaan
Perencanaan merupakan suatu tahap pemilihan strategi, teknik serta metode yang didasarkan pada proses assessment masalah. Dalam tahap ini penulis bersama klien (siswa) bersama-sama merumuskan tujuan dan strategi untuk memecahkan masalah. Sehingga didapatkan perencanaan yang akan dilakukan bersama siswa adalah dengan melatih minat belajar dan kepercayaan diri mereka yang dirumuskan dalam metode basik. Dalam menumbuhkan minat belajar siswa diperlukan media yang menarik agar perhatian mereka tertuju pada pembelajaran sehingga siswa tidak merasa bosan atau jenuh.
4. Intervensi
Intervensi merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk menghasilkan perubahan berencana dalam diri klien dan permasalahannya. Pada tahap ini, siswa dilatih untuk membaca bagi siswa yang belum pandai membaca. Untuk melatih kemampuan menulis, setelah membaca materi di buku siswa diminta untuk menuliskan isi buku tersebut. Hal ini dilakukan agar mereka terbiasa dalam penulisan dan pengejaan huruf yang benar. Untuk melatih kemampuan berbicara atau komunikasi. Setiap awal pembelajaran siswa dilatih untuk membaca buku secara bersambung. Satu siswa diminta membaca 1 kalimat dalam cerpen atau dongeng. Sehingga setiap siswa berperan di dalam pembelajaran. Setiap sebelum pembelajaran dilaksanakan pelafalan perkalian. Disusul dengan pembelajaran menggunakan video animasi dan powerpoint. Sehingga, diakhir pembelajaran nanti setiap siswa diminta untuk mengulas kembali pembelajaran secara lisan dan tulisan.
5. Monitoring
Monitoring adalah tahap yang melihat sejauh mana perubahan yang telah terjadi pada klien. Setelah dilakukannya beberapa pertemuan, telah terdapat perubahan yang signifikan yang terjadi pada siswa. Seperti semakin percaya diri ketika diminta untuk menjawab, menceritakan ulang dan bahwa membaca materi. Siswa tidak menunduk atau malu-malu lagi ketika diminta untuk melakukan sesuatu.
6. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap penilaian terhadap pencapaian tujuan yang telah ditetapkan dalam planning, serta melihat kembali kemajuan-kemajuan yang telag dicapai sehubungan dengan tujuan. Pada tahap ini, perubahan kebiasaan siswa semakin terlihat jelas. Siswa semakin aktif, responsif dan ekspresif dalam pembelajaran. Namun, yang menjadi permasalahan baru adalah siswa menjadi semakin manja. Siswa selalu minta untuk belajar bersama penulis, namun jadwal bagi penulis untuk mengajar dikelas sudah ditetapkan. Dan juga siswa yang awalnya bahkan sangat sulit untuk mengeluarkan suara menjadi sangat manja dengan selalu bersama dengan penulis. Sehingga, upaya yang dilakukan oleh penulis adalah dengan bertindak lebih tegas dengan mengatakan secara pasti bahwa pembelajaran dengan penulis telah diatur.
7. Terminasi
Terminasi adalah pemutusan hubungan atau pemberhentian dalam pemberian layanan pekerja sosial kepada klien agar tidak menimbulkan ketergantungan klien kepada pekerja sosial. Tahap ini dilakukan apabila tujuan-tujuan yang telah disepakati dalam kontrak telah selesai terlaksana dan menimbulkan kemajuan-kemajuan positif bagi klien. Dalam tahap ini penulis memutuskan proses pemberian bantuan dan memberikan sedikit motivasi agar mereka selalu mempertahankan kebiasaan baik tersebut walaupun tidak bersama dengan penulis lagi.
Diharapkan melalui program MBKM Kampus Mengajar Mitra USU ini diharapkan bagi pemerintah kota Medan agar selalu memperhatikan kondisi sarana dan prasarana pendukung belajar siswa. Sehingga, siswa semakin memiliki semangat belajar yang baik. Diharapkan juga kepada pihak sekolah agar memantapkan metode belajar yang menyenangkan agar siswa tidak bosan dengan pembelajaran verbal. Serta kepada para siswa khususnya siswa kelas 1 agar senantiasa meningkatkan minat belajar sehingga mampu mencapai cita-citanya masing-masing.