Medan l TrikNews.co l— Desa terpencil di perbatasan Simalungun dan Batu Bara bangga bisa bertemu langsung dengan sang pejuang kaum Dhuafa.
” Desa kami ini bernama Desa Tanjung Seri yang berada di Kec. Lautador Kab. Batu Bara sejak dahulu kami hanya bisa hidup dengan mengandalkan pertanian kebun dan beternak kambing dan sapi .” Kata Ibu Dian dan Wani dua seorang warga desa yang bermukim di desa tersebut.
“Sejak lama sekali kami mengetahui dan sangat mengagumi sosok Bapak pejuang dhuafa ini.Namun kami hanya melihatnya dari TV saja,makanya kami jauh jauh dari desa yang paling terisolir dengan berjalan kaki datang kemari untuk melihat langsung sosok sang Pejuang Dhuafa.Kami berjalan selama 1 jam dari rumah kami sampai kemari .” paparnya sambil merasa terharu melihat kegagahan orang yang di kaguminya tersebut.
Lanjut Ibu Dian,awalnya kami mendengar dari orang yang melintas saat kami sedang menjaga ternak di kebun,lalu kami berniat mencari tempat yang katanya ada sosok Sang pejuang Dhuafa hadir di dusun sebelah dari dusun kami,lantas kami berdua berniat untuk mencari siapa tau bisa ketemu kata kedua sahabat menjelang tua ini.
Sementara Ibu Wani juga mengatakan ” Setelah kami ketemu dengan Sosok Sang pejuang Dhuafa ternyata memiliki kegagahan dan wajah serta sifat yang berwibawa kami senang dan bangga sekali.”ungkap nya dengan girang .
Sang Pejuang Dhuafa H .Ikhwan Lubis SH.MH.Yang berkunjung ke desa tersebut pad Jum at ( 6/1/2023 ) menjelaskan ” Sebenarnya kunjungan saya ini bukan di rencanakan.Namun dikarenakan sudah menjadi rutinitas sedekah Jum at saya mampir dan melihat lihat desa desa yang terpencil dan jarang sekali di sentuh, hingga saya mengajak kepala desa untuk mengumpulkan para anak yatim yang ada di desa tersebut,dan ini sudah menjadi agenda kebiasaan KSJ yang saya dirikan untuk terus melakukan kegiatan sedekah Jum at tanpa pernah berhenti ,
“Disini kita menemukan beberapa anak yatim dan Dhuafa ,karena sepontan kita lakukan maka hanya sedapatnya kita menyantuni para anak yatim Piatu yang ada di beberapa dusun di desa Tanjung Seri ini .”tandas sang pejuang dhuafa .
Terlihat desa yang asri dengan masih banyaknya suara burung dan ternak hewan berkeliaran tanpa mengganggu aktifitas masyarakat yang terlihat masih erat budaya dari suku jawa yang sejak turun temurun terus di lakukan masyarakat di desa tersebut .[red/surya atm]