Oleh : Nurul Akmali Mahasiswi Psikologi FUAD IAIN Langsa
Kesehatan mental merupakan salah satu hal yang sama pentingnya dengan kesehatan fisik atau tubuh. Seseorang yang dinilai sehat secara fisik tidak semata-mata orang tersebut bebas dari gangguan jiwa.
Menurut World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa, mereka yang sehat secara mental adalah mereka yang dapat menyadari setiap potensi yang dia miliki, mampu mengelola stres yang wajar, dapat bekerja secara produktif serta mampu berperan baik dalam komunitasnya.
Kesehatan mental atau Mental Health dalam perspesktif psikologi adalah suatu keadaan psikologis seseorang dalam menyesuaikan diri terhadap permasalahan -permasalahan baik yang ada dalam dirinya maupun yang berada diluar lingkungan dirinya dengan menunjukkan kemampuan maupun potensi yang dimilikinya.
Sedangkan dalam perspektif Islam, kesehatan mental adalah suatu kemampuan diri manusia dalam mengelola fungsi-fungsi kejiwaan sehingga terciptanya penyesuaian diri yang baik dengan dirinya sendiri, orang lain, lingkungannya, maupun dengan Allah secara dinamis yang didasarkan pada Al-Qur’an dan Hadist.
Salah satu Ayat Alqur’an tentang ketenangan dan ketentraman jiwa, Allah SWT berfirman, “orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram”. (Q.S Al-Ra’d (13): 28).
Kontek ayat ini tentang żikrullāh yang melahirkan ketentraman hati yang mencakup keangungan, larangan dan perintah, dan Allah sebagai penolong dan pelindung (Shihab, M. Q., 2002).
Oleh karena itu, kesehatan mental merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan masyarakat di zaman sekarang. Sayangnya hingga saat ini kesadaran akan pentingnya kesehatan mental di masyarakat masih sangat kurang.
Hal ini dapat terlihat dari data Kemenkes hingga Juni 2020 terdapat setidaknya 277 ribu kasus kesehatan jiwa di Indonesia. Angka tersebut meningkat pesat seiring dengan kasus pandemi Covid-19 berlangsung di Indonesia. Selama pandemi Covid-19, remaja yang tergolong milenial dan Z mengalami peningkatan gangguan kesehatan mental 53%.
Hal ini sesuai dengan pendapat Direktur Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan Napza Dr.Celestinus Eigya Munthe menjelaskan masalah kesehatan jiwa di Indonesia terkait dengan masalah tingginya prevalensi orang dengan gangguan jiwa.
Karena pada dasarnya, tidak peduli usia, gender, profesi maupun jabatan. Penyakit mental dapat menyerang siapa saja. Oleh karena itu, perlunya membangun mental health awareness harus terus dilakukan di era sekarang dengan berbagai cara.
Salah satunya dapat dilakukan yakni merubah stigma bahwa mental health merupakan hal yang tabu atau bahkan aib dalam keluarga. Hingga saat ini, masyarakat masih kerap memiliki stigma terhadap ODGJ, sehingga mempersulit proses kesembuhan dan kesejahteraan hidupnya bagi yang mengalami gangguan mental.
Stigma masyarakat terhadap gangguan jiwa secara umum ditimbulkan oleh keterbatasan pemahaman masyarakatnya terhadap penyebab gangguan jiwa dan nilai-nilai tradisi budaya yang masih kuat berakar sehingga gangguan jiwa sering kali dikaitkan dengan kepercayaan masyarakat yang bersangkutan, misalnya kurang ibadah dan kurang mendekatkan diri kepada Rab-Nya.
Padahal gangguan jiwa bisa disebabkan oleh berbagai hal seperti tekanan ekonomi, trauma masa lalu dan lain sebagainya. Hal ini menyebabkan banyak orang yang membutuhkan bantuan menjadi takut dan penanganannya menjadi terhambat.
Bagaimana caranya mengubah stigma yang sudah melekat di masyarakat? Tentunya hal tersebut dapat dimulai terlebih dahulu dari diri sendiri, yaitu dengan mengubah mindset bahwa mental health adalah hal yang penting dan bukanlah hal yang tabu.
Berikutnya dapat dilakukan adalah dengan memberi pengertian kepada orang-orang terdekat mengenai hal tersebut. Hal itu bisa di lakukan dengan memanfaatkan media sosial seperti video kreatif di tiktok, reels instagram, di facebook atau story whatsapp. Penggunaan platform media sosial dapat menjangkau lebih banyak kalangan masyarakat khususnya anak-anak muda sebagai pengguna utama media sosial.
Dengan tersebarnya informasi ini di masyarakat secara terus menerus, maka diharapkan masyarakat dapat membuka mata terhadap pentingnya kesehatan mental sehingga ketika ada masalah kesehatan mental masyarakat bisa langsung mengunjungi pihak professional seperti psikolog ataupun psikiater supaya dapat ditangani dengan baik.
Selanjutnya dengan membuat komunitas peduli kesehatan mental juga merupakan suatu cara membangun mental health awareness. Bersama dengan komunitas yang ada, dapat dimulai berbagai gerakan pencegahan maupun penanganannya. Para penyintas juga dapat dikumpulkan dalam suatu komunitas untuk memberikan edukasi kepada masyarakat luas.
Selanjutnya dapat dilakukan pengenalan gejala-gejala penyakit mental kepada masyarakat, supaya masyarakat dapat waspada dan mendapatkan penanganan dengan tepat dan cepat. Berikan juga pemahaman kepada masyarakat untuk tidak melakukan asal mendiagnosa gangguan mental yang dialami seseorang hanya dengan membaca ciri-ciri gangguan tertentu di media sosial yang tidak dapat dipertanggungjawabkan sumbernya.
Hal tersebut dapat membuktikan kepada dunia betapa pentingnya kesehatan mental itu dan memberikan pengertian bagaimana cara menangani hal tersebut. Mengalami masalah kesehatan mental adalah hal yang wajar, namun bagaimana cara kita menanganinya adalah hal yang penting.
Penyediaan layanan kesehatan mental yang bermutu, tanggap, efisien, dan terjangkau di kalangan masyarakat juga harus terus ditingkatkan. Pasalnya masih ada beberapa daerah di Indonesia yang belum memiliki layanan kesehatan mental yang memadai untuk masyarakatnya.
Penyedia jasa pelayanan psikologis secara daring (online atau virtual) juga harus dipromosikan karena hal tersebut merupakan cara termudah seseorang mendapatkan pelayanan psikologi. Bagi masyarakat pelosok yang mungkin masih kesulitan mencari sinyal ataupun masih melek teknologi dapat dilakukan penyuluhan secara langsung misalnya, layanan professional psikolog di puskesmas.
Hal-hal tersebut harus dilakukan secara merata ke seluruh Indonesia, tidak hanya dilakukan di kota-kota namun harus dilakukan hingga ke pelosok desa agar terjangkau merata ke seluruh masyarakat maka akan tercipta generasi yang sehat mental pada semua usia.
Apabila upaya-upaya yang dilakukan tersebut dapat diterima dengan baik maka dapat dipastikan Indonesia menjadi lebih baik dalam hal menjaga kesehatan mental masyarakatnya, terlebih lagi kepada generasi muda yang nantinya akan menjadi penerus bangsa. Terbangunnya kesadaran akan pentingnya kesehatan mental akan mengantarkan Indonesia mencapai generasi yang sehat jiwa dan jasmaninya supaya dapat membangun Indonesia yang lebih baik di masa depan.
Editor : Jonter Sinaga