BerandaDairiMenyimak Lebih Dalam Arti Fluktuasi Yang Tidak Terjadi Di Dairi

Menyimak Lebih Dalam Arti Fluktuasi Yang Tidak Terjadi Di Dairi

Author

Date

Category

 

Sidikalang, Kabupaten Dairi

Fluktuasi adalah satu perubahan harga khusus yang disebabkan oleh mekanisme pasar yang perubahannya berupa kenaikan maupun penurunan nilai harga itu sendiri yang bisa digambarkan secara grafikal. Selanjutnya, kita tidak bisa dipungkiri karakteristik dari komoditas barang adalah harga ditentukan oleh adanya penawaran dan permintaan pasar. Tidak semata-mata ditentukan oleh penyalur maupun penjual. Maka dari itu diperlukan kebijakan-kebijakan yang tepat ketika muncul fluktuasi, baik yang berupa kenaikan maupun penurunan. Pertanyaannya adalah apa yang memengaruhi terjadinya kenaikan dan penurunan harga yang disebut dengan Fluktuasi tersebut?

Menanggapi hal tersebut, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Dairi, Minda Flora Ginting, Kamis (3/11/2022) mengatakan, menurutnya ada beberapa faktor penyebab terjadinya fluktuasi harga,antara lain 1. Tingginya konsumsi masyarakat
2.Permintaan dan penawaran yang terjadi dipasar
3.Kebijakan yg ditetapkan oleh Pemerintah
4.Kondisi perekonomian

Kita ambil contoh sederhana unsur-unsur yang memengaruhi terjadinya fluktuasi harga di bidang pertanian bermacam-macam. Salah satunya adalah disebabkan oleh biaya produksi seperti pupuk, bibit, benih dll. Selain itu hal yang memengaruhi yang selanjutnya adalah harga produk komuditasnya sendiri memang sudah mengalami kenaikan. Seperti harga ayam dengan pakannya dan selainnya. Selanjutnya, teknologi produksi yang sejatinya membantu meningkatkan produktivitas budidaya juga menentukan terjadinya fluktuasi harga di bidang pertanian. Tak hanya itu musim, ramalan penjualan juga ikut memengaruhi fluktuasi utamanya di bidang pertanian.

Selanjutnya, kedua adalah Fluktuasi Harga di Bidang Perkebunan. Sebagian besar naik turunnya harga produk di bidang perkebunan disebabkan oleh adanya permintaan ekspor yang juga berkurang. Bisa juga karena memang kualitas produksi dari komoditas ini sangat lemah sehingga memengaruhi permintaan. Untuk mencegah hal ini terjadi tentu pihak Pemerintah harus mengeluarkan kebijakan yang tepat. Bagaimana agar kualitas di bidang perkebunan tetap meningkat sehingga permintaan semakin tinggi. Salah satu contoh nyata adalah karet, yang mana saat ini sudah mengalami fluktuasi harga yang berupa penurunan yang cukup tinggi. Disebabkan penggunaan karet sintetis yang mulai menyebar di seluruh dunia, akibatnya banyak permintaan dari luar untuk ekspor yang dibatalkan. Pemerintah harus menyikapi ini dengan kebijakan bagus untuk meningkatkan kembali kualitas karet

Selanjutnya, Minda mengatakan dampak terhadap suatu wilayah/daerah yang terkena fluktuasi sangatlah besar dan jika tidak dikendalikan bisa mengganggu kestabilan perekonomian.

Terkait rilis yang sudah dikeluarkan oleh Itjen Kemendagri, bahwa Kabupaten Dairi salah satu dari 51 Kab/Kota yang Indeks Perkembangan Harganya pada minggu ke 4 Oktober tidak fluktuatif (cenderung stabil).
Informasi harga tersebut sesuai arahan Mendagri dilakukan pada Kabupaten/Kota diluar Kota Indeks Harga Konsumen (IHK).

Dia menyampaikan, bahwa di Indonesia terdapat 90 Kota IHK dan di Sumatera Utara terdapat 5 Kota IHK yaitu Medan,Pematang Siantar,Sibolga,Padang Sidempuan dan Gunung Sitoli .Salah satu output yg dihasilkan adalah data Inflasi setiap bulannya.
Untuk Kabupaten/Kota diluar IHK sesuai informasi yg kami terima, dilakukan pengumpulan data oleh Pemerintah Daerah terkait 20 komoditas bahan pangan strategis.

Dari data itu diperolehlah Indeks Perkembangan Harga tiap minggu dan, untuk minggu ke IV Oktober ini, Dairi termasuk dalam daerah dengan harga yg tidak fluktuatif (stabil)

Minda juga menjelaskan 20 komoditas yang dikumpulkan harganya adalah Beras, cabai rawit, tepung terigu, tahu mentah, daging ayam ras, minyak goreng, udang, pisang , telur ayam ras, gula pasir, ikan, bawang merah/putih, susu bubuk balita, susu bubuk, cabai merah, daging sapi, tempe, jeruk dan, mie instan.

Sebagai tambahan informasi bahwa pengumpulan data harga konsumen yg dilakukan oleh BPS pada 90 kota IHK dilakukan dengan metode pemilihan pasar tradisionil dan modern yg representatif,responden sampel adalah pedagang yg tetap,waktu pendataan harus sama setiap periode,spesifikasi barang/komoditas yang dicacah harus sama sehingga data yg dihasilkan dapat dibandingkan antar waktu (apple to apple).

Fluktuasi adalah satu perubahan harga khusus yang disebabkan oleh mekanisme pasar yang perubahannya berupa kenaikan maupun penurunan nilai harga itu sendiri yang bisa digambarkan secara grafikal. Selanjutnya, kita tidak bisa dipungkiri karakteristik dari komoditas barang adalah harga ditentukan oleh adanya penawaran dan permintaan pasar. Tidak semata-mata ditentukan oleh penyalur maupun penjual. Maka dari itu diperlukan kebijakan-kebijakan yang tepat ketika muncul fluktuasi, baik yang berupa kenaikan maupun penurunan. Pertanyaannya adalah apa yang memengaruhi terjadinya kenaikan dan penurunan harga yang disebut dengan Fluktuasi tersebut?

Menanggapi hal tersebut, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Dairi, Minda Flora Ginting, Kamis (3/11/2022) mengatakan, menurutnya ada beberapa faktor penyebab terjadinya fluktuasi harga,antara lain 1. Tingginya konsumsi masyarakat
2.Permintaan dan penawaran yang terjadi dipasar
3.Kebijakan yg ditetapkan oleh Pemerintah
4.Kondisi perekonomian

Kita ambil contoh sederhana unsur-unsur yang memengaruhi terjadinya fluktuasi harga di bidang pertanian bermacam-macam. Salah satunya adalah disebabkan oleh biaya produksi seperti pupuk, bibit, benih dll. Selain itu hal yang memengaruhi yang selanjutnya adalah harga produk komuditasnya sendiri memang sudah mengalami kenaikan. Seperti harga ayam dengan pakannya dan selainnya. Selanjutnya, teknologi produksi yang sejatinya membantu meningkatkan produktivitas budidaya juga menentukan terjadinya fluktuasi harga di bidang pertanian. Tak hanya itu musim, ramalan penjualan juga ikut memengaruhi fluktuasi utamanya di bidang pertanian.

Selanjutnya, kedua adalah Fluktuasi Harga di Bidang Perkebunan. Sebagian besar naik turunnya harga produk di bidang perkebunan disebabkan oleh adanya permintaan ekspor yang juga berkurang. Bisa juga karena memang kualitas produksi dari komoditas ini sangat lemah sehingga memengaruhi permintaan. Untuk mencegah hal ini terjadi tentu pihak Pemerintah harus mengeluarkan kebijakan yang tepat. Bagaimana agar kualitas di bidang perkebunan tetap meningkat sehingga permintaan semakin tinggi. Salah satu contoh nyata adalah karet, yang mana saat ini sudah mengalami fluktuasi harga yang berupa penurunan yang cukup tinggi. Disebabkan penggunaan karet sintetis yang mulai menyebar di seluruh dunia, akibatnya banyak permintaan dari luar untuk ekspor yang dibatalkan. Pemerintah harus menyikapi ini dengan kebijakan bagus untuk meningkatkan kembali kualitas karet

Selanjutnya, Minda mengatakan dampak terhadap suatu wilayah/daerah yang terkena fluktuasi sangatlah besar dan jika tidak dikendalikan bisa mengganggu kestabilan perekonomian.

Terkait rilis yang sudah dikeluarkan oleh Itjen Kemendagri, bahwa Kabupaten Dairi salah satu dari 51 Kab/Kota yang Indeks Perkembangan Harganya pada minggu ke 4 Oktober tidak fluktuatif (cenderung stabil).
Informasi harga tersebut sesuai arahan Mendagri dilakukan pada Kabupaten/Kota diluar Kota Indeks Harga Konsumen (IHK).

Dia menyampaikan, bahwa di Indonesia terdapat 90 Kota IHK dan di Sumatera Utara terdapat 5 Kota IHK yaitu Medan,Pematang Siantar,Sibolga,Padang Sidempuan dan Gunung Sitoli .Salah satu output yg dihasilkan adalah data Inflasi setiap bulannya.
Untuk Kabupaten/Kota diluar IHK sesuai informasi yg kami terima, dilakukan pengumpulan data oleh Pemerintah Daerah terkait 20 komoditas bahan pangan strategis.

Dari data itu diperolehlah Indeks Perkembangan Harga tiap minggu dan, untuk minggu ke IV Oktober ini, Dairi termasuk dalam daerah dengan harga yg tidak fluktuatif (stabil)

Minda juga menjelaskan 20 komoditas yang dikumpulkan harganya adalah Beras, cabai rawit, tepung terigu, tahu mentah, daging ayam ras, minyak goreng, udang, pisang , telur ayam ras, gula pasir, ikan, bawang merah/putih, susu bubuk balita, susu bubuk, cabai merah, daging sapi, tempe, jeruk dan, mie instan.

Sebagai tambahan informasi bahwa pengumpulan data harga konsumen yg dilakukan oleh BPS pada 90 kota IHK dilakukan dengan metode pemilihan pasar tradisionil dan modern yg representatif,responden sampel adalah pedagang yg tetap,waktu pendataan harus sama setiap periode,spesifikasi barang/komoditas yang dicacah harus sama sehingga data yg dihasilkan dapat dibandingkan antar waktu (apple to apple).

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Linda Barbara

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Vestibulum imperdiet massa at dignissim gravida. Vivamus vestibulum odio eget eros accumsan, ut dignissim sapien gravida. Vivamus eu sem vitae dui.

Recent comments

- Advertisement -spot_img