Deli Serdang, Triknews.co-“Doa Keprihatinan Nasional, betapa sulitnya kaum marjinal mendapat hak Kependudukan, Pendidikan, Kesehatan dan Jaminan Sosial”
Momentum peringatan Hari Pahlawan Kamis 10 November 2022 bertempat di pelataran rumah penduduk yang juga korban Maladministrasi di Dusun XIX Desa Klambir Lima Kebun Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deliserdang. Kali ini di lakukan kaum marjinal yang di maknai dengan melakukan Upacara bendera, pembacaan teks Pancasila, UUD 1945 dan memanjatkan doa bagi warga marjinal dan pemerintah.
Ketua DPW MUKI Sumut sebagai Pembina Upacara dalam arahannya bahwa masalah kaum marjinal ini sudah menjadi isu Nasional, makanya Presiden Jokowi membuat program Revolusi Mental sebagai acuan bagi Pemerintah untuk melayani rakyat kita. “Untuk itu kita berdoa bagi bangsa dan Negara kita supaya aparatur sipil melayani rakyat dengan kesungguhan dan takut akan Tuhan, ” pungkasnya.
Hal yang sama di sampaikan oleh Ketua Yayasan Peduli Pemulung Sejahtera Uba Pasaribu yang meminta agar hal ini menjadi atensi Gubernur Sumatera Utara. “Faktanya bahwa Pemprovsu belum berpihak ke kaum marjinal,kan tak logis lahir besar menikah bahkan menutup mata pun di Sumatera Utara namun sangat sulit membuat identitas. Regulasi harus berpihak ke kaum marjinal,misalnya John Panjaitan pemilik rumah sudah bertahun bahkan berbulan tak kunjung tuntas membuat identas dirinya, Padahal sejak awal kepemimpinan Jokowi bahwa Program Nawacita menyatakan dalam butir Pertama “Negara hadir ketika rakyat membutuhkan”, kog masih banyak warga menangis kesulitan mengakses berbagai layanan Adminduk,Pendidikan,Kesehatan bahkan jaminan sosial. Lalu implementasi Nawacita itu dimana? , terang aktivis sosial ini ke awak media.
Pdt Richard Simangunsong, Sekwil DPW MUKI Sumut dalam doa nya memohon kepada Tuhan agar pemerintah diberi pertolongan untuk memimpin dengan penuh kesungguhan dan diberi hikmat kebijaksanaan oleh Tuhan sehingga dapat menuntaskan persoalan rakyat terutama warga marjinal.
Sejumlah warga pinggiran korban pembiaran itu secara bergantian menyampaikan uneg unegnya Ny Lambas Lumbangaol br Butar beliau dengan membayar 750000 dapat KIS,Ny Manik br Simorangkir cukup bayar satu juta dua ratus ribu bisa beralih menjadi KIS PBI bahkan br Aritonang belum yang baru sebulan lalu anaknya meninggal dalam keprihatinan harus di bebankan biaya Rumah Sakit kepadanya sebesar Rp 2700000,lebih bagus aku masuk penjara darimana uangku membayar itu, tangisnya
Acara berlangsung dengan tertib dan lancar yang ditutup dengan foto bersama dan berbagi snak.(RS)